lebih tinggi dati tepian atas net. Untuk dapat melakukan bendungan dengan baik dan benar, harus memperhatikan: sikap permulaan,
gerakannya, pembendungan oleh seorang pemain, pembendungan oleh dua atau tiga orang pemain. Perlu diingat latihan membendung diberikan
kepada atlet setelah atlet memiliki bekal kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli, karena dengan memiliki kemampuan keterampilan teknik
dasar bolavoli maka akan memudahkan dalam memprediksi kapan membendung harus dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, untuk melakukan gerakan-gerakan dalam bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik prima dan untuk dapat
bermain bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan. Sebagaimana disebutkan Durrwachter
1990:82 bahwa, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan passing.
Dengan demikian bila seorang pemula atau seseorang ingin dapat bermain bolavoli dengan baik harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli, dan
diantara teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah servis dan passing.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian mengenai latihan plaiometrik dan berbeban sudah banyak dilakukan, beberapa hasil temuan penelitian yang menarik dan memiliki relevansi
yang dekat dengan penelitian ini, akan diungkap kembali sebagai berikut:
1. Tirtawirya, D. 2003:101 meneliti tentang pengaruh metode latihan pliometrik terhadap peningkatan power otot tungkai, yang menyimpulkan
bahwa latihan pliometrik metode kombinasi paling baik dalam meningkatkan power tungkai jika dibandingkan dengan metode menempuh jarak dan metode
ditempat. Sedangkan metode menempuh jarak lebih baik jika dibandingkan dengan metode ditempat dalam meningkatkan power tungkai.
2. Rahimi, R. 2006 tentang evaluasi latihan plaiometrik, latihan beban dan kombinasi plaiometrik, pada kecepatan sudut dalam bersepeda, yang
menyimpulkan bahwa kombinasi latihan beban dan latihan plaiometrik dapat meningkatkan hasil kecepatan sudut dalam bersepeda. Oleh karena itu,
pelatihan gabungan dapat membantu meningkatkan prestasi lomba sepeda jarak pendek yang memerlukan kecepatan sudut, percepatan sudut dan power.
3. Sri Santoso Sabarini 2008 tentang perbedaan pengaruh metode latihan dan koordinasi mata tangan terhadap keterampilan bermain baseball, yang
menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh metode latihan dengan menggunakan latihan beban dan plaiometrik terhadap ketrampilan baseball,
ada perbedaan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah terhadap ketrampilan baseball, ada interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata-
tangan terhadap ketrampilan baseball.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh latihan plaiometrik dan berbeban terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli.
Metode latihan merupakan prosedur dan cara pemilihan jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan kompleksitas dan berat badan. Dalam
keterampilan teknik dasar bolavoli, maka latihan plaiometrik dan berbeban sebagai metode latihannya. Program latihan plaiometrik merupakan salah satu
metode latihan yang sangat baik untuk meningkatkan eksplosif koordinasi baik siklik maupun asiklik. Sedangkan program latihan berbeban merupakan
latihan fisik yang efektif dengan bantuan alat berupa besi dumbell, barbel, stick untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, ketahanan otot dan
pembentukan otot. Dengan kondisi tersebut tentunya koordinasi mata-tangan akan meningkat. Keuntungan dan kelebihan dari latihan plaiometrik adalah
kecepatan gerakan dalam latihan lebih tinggi, sehingga sangat baik dan efektif untuk menghasilkan tenaga pada jenis gerakan kecepatan gerak jauh lebih
baik, resiko terjadinya cedera otot lebih rendah, sehingga lebih aman pada saat melakukan latihan, kontrol kesungguhan dan kebenaran dalam
pelaksanaan program latihan lebih mudah, peningkatan beban latihan lebih tepat, sesuai dengan ketentuan, dan memungkinkan sejumlah peserta untuk
berlatih bersama, sehingga menghemat waktu. Sedangkan kelemahan latihan pliometrik adalah beban latihan relatif ringan, sehingga peningkatan kekuatan
lebih rendah, unsur tantangan lebih rendah, sehingga kurang menarik, timbulnya kejenuhan pada saat beban latihan semakin bertambah, karena jenis
latihan yang tidak berubah, dan timbulnya kelelahan yang sangat bagi pelaku.
Latihan berbeban merupakan latihan fisik yang efektif dengan bantuan alat berupa besi dumbell, barbel, stick untuk meningkatkan kekuatan,
koordinasi, ketahanan otot dan pembentukan otot. Sama halnya dengan latihan plaiometrik, latihan berbeban yang memiliki kelebihan atau
keuntungan berupa peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang cukup besar, dengan adanya beban tambahan dari luar, lebih memberikan
tantangan bagi pelaku sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi dalam latihan, kontrol kesungguhan dan kebenaran dalam pelaksanaan
program latihan lebih mudah, dapat dirancang untuk berbagai keperluan dan prinsip overload benar-benar terlihat. Sedangkan kelemahan dari latihan
berbeban adalah kecepatan gerak otot lengan dalam keterampilan teknik dasar bolavoli terabaikan karena beban terlalu berat sehingga peningkatan
kecepatan lebih rendah, resiko terjadinya kelelahan dan cedera otot lebih besar, peningkatan beban latihan, kadang-kadang tidak sesuai dengan
perhitungan karena berat beban yang tersedia ukurannya terbatas dan timbulnya kejenuhan saat melakukan latihan. Namun demikian latihan ini pun
juga dapat digunakan untuk meningkatkan power. Metode
latihan yang
dilakukan secara
berulang-ulang dan
berkesinambungan akan berpengaruh terhadap koordinasi mata-tangan sehingga akan terjadi adaptasi terhadap gerakan yang dilakukan. Dengan
demikian keterampilan teknik dasar bolavoli pada atlet pemula dapat meningkat. Hal ini dikarenakan pola gerakan yang digunakan sesuai dengan
gerakan pada koordinasi. Oleh karena itu peningkatan dosis metode latihan, sebaiknya diberikan secara bertahap.
Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing metode latihan, maka dapat diduga bahwa
antara latihan plaiometrik dan berbeban akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan teknik dasar bolavoli.
2. Perbedaan peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli antara atlet
yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah
Koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh setiap atlet tidak semuanya sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. Tinggi rendahnya koordinasi
mata-tangan yang dimiliki oleh seorang atlet tentunya akan berpengaruh terhadap reaksi otot lengan atlet yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan
koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur yang dominan dalam gerakan-gerakan yang memerlukan tingkat eksplosifitas tinggi.
Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga bahwa perbedaan koordinasi mata-tangan yang tinggi dan rendah dapat memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli.
3. Pengaruh interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan
terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli
Latihan menggunakan latihan plaiometrik tidak terlalu membutuhkan kemampuan koordinasi mata-tangan yang tinggi, karena program latihan yang
sangat baik untuk meningkatkan eksplosif koordinasi. Sedangkan penggunaan latihan berbeban akan membutuhkan koordinasi mata-tangan yang lebih
tinggi, dikarenakan program latihan yang efektif dengan bantuan alat berupa besi dumbell, barbel, stick untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi,
ketahanan otot dan pembentukan otot. Bagi atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah penerapan
latihan plaiometrik kurang menguntungkan. Dengan koordinasi mata-tangan yang rendah atlet akan sulit beradaptasi dengan membutuhkan koordinasi
mata-tangan yang tinggi. Latihan berbeban lebih tepat digunakan bagi atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan yang rendah untuk menguasai
keterampilan teknik dasar bolavoli. Dari uraian di atas, maka dapat diduga terdapat interaksi antara metode
latihan dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan teknik dasar bolavoli.
D. Pengajuan Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan beberapa hipotesis, yaitu: 1. Ada perbedaan pengaruh latihan plaiometrik dan berbeban terhadap
peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli. 2. Ada perbedaan peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli antara atlet
yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah. 3. Ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan
terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klub bolavoli Baja 78 Bantul Yogyakarta, sebagai tempat latihan bolavoli atlet.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diperkirakan dilaksanakan selama dua bulan dimulai tanggal 4 Oktober sampai dengan 29 November 2009, dengan frekuensi
pertemuan tiga kali seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Lamanya latihan 120 menit setiap kali pertemuan. Jumlah pertemuan 24 kali.
Latihan dimulai pukul 15.00 sd 17.30 WIB.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Menurut Sudjana
2002:148 eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor
lainnya yang ada dalam eksperimen.