Uji Reliabilitas Keterbatasan Penelitian

Keterangan : KP 1 = Kelompok metode latihan plaiometrik pada tingkat koordinasi mata- tangan tinggi KP 2 = Kelompok metode latihan plaiometrik pada tingkat koordinasi mata- tangan rendah KP 3 = Kelompok metode latihan beban memiliki koordinasi mata-tangan Tinggi KP 4 = Kelompok metode latihan beban pada tingkat koordinasi mata-tangan rendah Metode latihan plaiometrik dan metode latihan beban memberikan pengaruh terhadap pembentukan keterampilan teknik dasar bolavoli yang berbeda. Jika antara kelompok atlet yang mendapat metode latihan plaiometrik dan dengan metode latihan beban dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan metode latihan plaiometrik memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli sebesar 9.15 lebih tinggi dari pada kelompok metode latihan beban. Jika antara kelompok atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli sebesar 7.85 lebih tinggi dari pada kelompok atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah.

B. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada tes bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes dilakukan. Tes yang dilakukan terdiri dari tes awal dan tes akhir keterampilan teknik dasar bolavoli serta tes koordinasi mata-tangan. Hasil uji reliabilitas data kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono B.A 1999:22, yaitu : Tabel 7. Range Kategori Reliabilitas Kategori Reliabilita Tinggi Sekali 0,90 – 1,00 Tinggi 0,80 – 0,89 Cukup 0,60 – 0,79 Kurang 0,40 – 0,59 Tidak Signifikan 0,00 – 0,39 Adapun hasil uji reliabilitas data keterampilan teknik dasar bolavoli pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel Reliabilita Kategori a. Tes awal keterampilan teknik dasar bolavoli 1 Servis 0,81 Tinggi 2 Passing bawah 0,84 Tinggi 3 Passing atas 0,76 Cukup 4 Smash 0,77 Cukup b. Tes akhir keterampilan teknik dasar bolavoli 1 Servis 0,84 Tinggi 2 Passing bawah 0,75 Cukup 3 Passing atas 0,83 Tinggi 4 Smash 0,82 Tinggi c. Tes koordinasi mata-tangan 0,81 Tinggi

C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut: Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Perlakuan N M SD L hitung L tabel 5 Kesimpulan KP 1 10 59.500 6.607 0.1910 0.258 Berdistribusi Normal KP 2 10 40.400 10.938 0.1289 0.258 Berdistribusi Normal KP 3 10 39.100 10.193 0.1621 0.258 Berdistribusi Normal KP 4 10 42.500 8.835 0.1703 0.258 Berdistribusi Normal Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 1 diperoleh nilai L o = 0.1910. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5 yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 2 diperoleh nilai L o = 0.1289, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5 yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 2 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 3 diperoleh nilai L o = 0.1621. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5 yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 4 diperoleh nilai Lo = 0.1703, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5 yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 4 juga termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut: Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ∑ Kelompok N i SD 2 gab χ 2 o χ 2 tabel 5 Kesimpulan 4 10 86.308 2.433 7.81 Varians homogen Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ 2 o = 2.433. Sedangkan dengan K - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ 2 tabel 5 = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ 2 o = 2.433 lebih kecil dari χ 2 tabel 5 = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interketerampilan analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II. Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut: Tabel 11. Ringkasan Nilai Rata-Rata Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli Berdasarkan Penggunaan Metode Latihan dan Tingkat Koordinasi Mata- Tangan a 1 a 2 Variabel Rerata Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli b 1 b 2 b 1 b 2 Hasil tes awal 184.80 171.00 186.20 167.20 Hasil tes akhir 244.30 211.40 225.30 209.70 Peningkatan 59.50 40.40 39.10 42.50 Keterangan : A 1 = Metode latihan plaiometrik. A 2 = Metode latihan beban. B 1 = Kelompok atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi B 2 = Kelompok atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Latihan A 1 dan A 2 Sumber Variasi Dk JK RJK F o F t A 1 837.23 837.23 8.730 4.11 Kekeliruan 36 3452.30 95.90 Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Koordinasi Mata- Tangan B 1 dan B 2 Sumber Variasi Dk JK RJK F o F t B 1 616.23 616.23 6.426 4.11 Kekeliruan 36 3452.30 95.90 Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi Dk JK RJK F o F t Rata-rata Perlakuan 1 82355.63 82355.63 A 1 837.23 837.23 8.730 4.11 B 1 616.23 616.23 6.426 AB 1 1265.62 1265.62 13.198 Kekeliruan 36 3452.30 95.90 Total 40 88527.00 Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians KP A2B1 A1B2 A2B2 A1B1 RST Rerata 39.10 40.40 42.50 59.50 A2B1 39.10 - 1.300 3.400 20.400 8.9495 A1B2 40.40 - 2.100 19.100 10.7766 A2B2 42.50 - 17.000 11.8914 A1B1 59.50 - Keterangan ; Yang bertanda signifikan pada p £ 0,05. Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode latihan plaiometrik memiliki peningkatan yang berbeda dengan metode latihan beban. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 8.730 F tabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol H ditolak. Yang berarti bahwa metode latihan plaiometrik memiliki peningkatan yang berbeda dengan metode latihan beban dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode latihan plaiometrik memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada metode latihan beban, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 49.95 dan 40.80.

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang berbeda dengan atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 6.426 F tabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol H ditolak. Yang berarti bahwa atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang berbeda dengan atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang lebih baik dari pada atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 49.30 dan 41.45.

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara latihan teknik dasar bolavoli dan tingkat koordinasi mata-tangan sangat bermakna. Karena F hitung = 13.198 F tabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Terdapat interaksi yang signifikan antara jenis latihan teknik dasar bolavoli dan tingkat koordinasi mata-tangan.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu : a Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian. Faktor utama yang diteliti meliputi: 1 Perbedaan metode latihan teknik dasar bolavoli 2 Perbedaan tingkat koordinasi mata-tangan b Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Plaiometrik dan Berbeban Terhadap

Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli. Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok atlet yang mendapatkan metode latihan plaiometrik dan kelompok atlet yang mendapatkan metode latihan beban terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli. Pada kelompok atlet yang mendapat metode latihan plaiometrik mempunyai peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok atlet yang mendapat metode latihan beban. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang dihasilkan oleh metode latihan plaiometrik nilai 9.15 lebih tinggi dari pada dengan metode latihan beban.

2. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli Antara

Atlet Yang Memiliki Koordinasi Mata-Tangan Tinggi Dan Rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok atlet dengan koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli. Pada kelompok atlet dengan koordinasi mata-tangan tinggi mempunyai peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli lebih baik dibanding kelompok atlet dengan koordinasi mata-tangan rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok atlet dengan koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil keterampilan teknik dasar bolavoli. Pada kelompok atlet dengan koordinasi mata-tangan tinggi mempunyai peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli lebih tinggi dibanding kelompok atlet dengan koordinasi mata-tangan rendah. Pada kelompok atlet koordinasi mata-tangan tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Koordinasi mata-tangan merupakan modalitas untuk melakukan latihan keterampilan. Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak yang dilakukan seseorang. Koordinasi mata-tangan merupakan unsur yang sangat penting bagi atlet, sebab koordinasi mata-tangan atlet merupakan dasar dalam pembentukan keterampilan atlet. Koordinasi mata-tangan yang baik menunjang kesiapan atlet untuk melakukan latihan keterampilan. Atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap keterampilan gerak teknik dasar bolavoli yang lebih baik, dari pada atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli pada atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah 7.85 yang lebih tinggi dari pada kelompok atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi.

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dan Koordinasi Mata-

Tangan Terhadap Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli. Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel di bawah ini. Tabel 16. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli. Faktor A = Metode latihan teknik dasar bolavoli Taraf A 1 A 2 Rerata A 1 – A 2 B 1 59.500 39.100 49.3 20.400 B = Koordinasi mata-tangan B 2 40.400 42.500 41.45 2.100 Rerata 49.95 40.8 45.375 7.85 B 1 – B 2 19.100 3.400 9.15 Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: 10 20 30 40 50 60 70 A1 A2 10 20 30 40 50 60 70 B1 B2 Gambar 11. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli Keterangan : : A 1 = Metode latihan plaiometrik : A 2 = Metode latihan beban. : B 1 = Koordinasi mata-tangan tinggi : B 2 = Koordinasi mata-tangan rendah Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai keterampilan teknik dasar bolavoli adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan peningkatan keterampilan antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan atau persilangan. Antara jenis latihan teknik dasar bolavoli dan tingkat koordinasi mata-tangan memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa koordinasi mata-tangan berpengaruh terhadap hasil latihan teknik dasar bolavoli. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 16, ternyata atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dengan metode latihan plaiometrik, memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli sebesar 59.500 yang lebih baik dibandingkan atlet dengan koordinasi mata-tangan tinggi dan mendapat perlakuan metode latihan berbeban sebesar 39.100. Sedangkan atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah dengan metode latihan berbeban, memiliki peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli sebesar 42.500 yang lebih baik dibandingkan atlet dengan koordinasi mata-tangan tinggi dan mendapat perlakuan metode latihan berbeban sebesar 40.400. Kefektifan penggunaan metode latihan teknik dasar bolavoli dipengaruhi oleh klasifikasi koordinasi mata-tangan yang dimiliki atlet.

F. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, baik dalam menyusun kajian teori, melaksanakan program latihan, maupun dalam pengambilan data di lapangan dan berbagai upaya ini telah dilakukan agar hasil penelitian benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tetapi dengan adanya beberapa faktor sebagai variabel intervening yang tidak dapat dikendalikan sehingga hasil penelitian memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1. Penelitian ini hanya dilakukan di Klub Bolavoli Baja 78 Bantul Yogyakarta dengan sampel relatif terbatas, sehingga penelitian ini belum cukup digeneralisasikan secara nasional. 2. Ada kemungkinan sampel kontrol juga melakukan perlakuan yang sama dengan kelompok yang diberi perlakuan karena kewajiban latihan sehingga mempengaruhi validitas perlakuan kelompok. 3. Selama pelaksanaan penelitian sampel tidak diasramakan, sehingga faktor lain yang akan mempengaruhi hasil penelitian, seperti faktor gizi, istirahat dan pengalaman lainnya diduga akan mempengaruhi hasil penelitian. 4. Kontrol terhadap unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi keterampilan teknik dasar bolavoli, seperti unsur kondisi fisik selain kekuatan otot, faktor kualitas psikis dan juga kemampuan motorik tidak diperhitungkan sehingga variabel-variabel tersebut akan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plaiometrik dan berbeban terhadap keterampilan teknik dasar bolavoli. Pengaruh latihan plaiometrik lebih baik dari pada dengan latihan beban. 2. Ada perbedaan peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli yang signifikan antara atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah. Peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli pada atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih baik dari pada yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. 3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan koordinasi mata-tangan terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar bolavoli. a. Atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi lebih cocok jika diberikan latihan plaiometrik. b. Atlet yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah lebih cocok jika diberikan latihan berbeban.