50 determinasi R² sebesar 0,233, artinya 23,3 kesiapan kerja siswa dapat
dijelaskan oleh variabel prakerin dan bimbingan karir. Sedangkan sisanya sebesar 76,7 sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lorensia Singgih Pratiwi adalah sama-sama meneliti prakerin dan kesiapan kerja.
C. Kerangka Berpikir 1.
Pengaruh Pengalaman Prakerin Terhadap Kesiapan Kerja
Prakerin merupakan salah satu pengalaman peserta didik yang didapat dengan cara berpartisipasi langsung di lapangan. Karena dalam prakerin peserta
didik akan langsung mengerjakan pekerjaan sesuai posisinya. Dengan pengalaman prakerin para peserta didik dapat mengetahui tentang bagaimana
kondisi pekerjaan yang kemungkinan kelak akan dijalani oleh para peserta didik. Prakerin menurut Masriam Bukit 2014: 59 dapat memberikan pengalaman
yang sangat berguna bagi peserta didik yaitu: a. Memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang dapat mempermudah untuk
mencari pengalaman kerja. b. Memperoleh pengalaman di dunia kerja secara nyata
c. Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik d. Memperpendek masa transisi lend time dari sekolah ke dunia kerja
e. Melatih skill sesuai dengan bidang keahliannya f. Menghayati dan mengenal dunia industri lebih baik
Berikut dijabarkan manfaat praktik kerja industri menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:
1 Untuk meningkatkan pengalaman dan etos kerja
51 2 Untuk meningkatkan integrasi fungsional antara pengetahuan dan
keterampilan guna membentuk kompetensi terapan dalam bidang –bidang
kejuruan tertentu. 3 Untuk memperoleh kompetensi sosial
4 Untuk meningkatakan profesionalisme melalui akumulasi praktik kerja nyata 5 Pada akhirnya mencapai standar–standar kompetensi industri yang
ditetapkan. Sesuai tujuan dan manfaat dari prakerin di atas diharapkan peserta didik
setelah lulus mempunyai bekal yang cukup dalam memasuki persaingan di dunia industri. Tujuan dan manfaat di atas memungkinkan bahwa prakerin
berpengaruh secara positif terhadap kesiapan kerja peserta didik. Beberapa tujuan dan manfaat di atas sesuai dengan faktor-faktor yang menumbuhkan
kesiapan kerja peserta didik yang dikemukakan oleh Dewa Ketut 1993: 44 yaitu kemampuan intelejensi, nilai, kepribadian, prestasi, keterampilan,
pengalaman kerja, dan pengetahuan tentang dunia kerja. Sejalan dengan Dewa Ketut, menurut Michael Swell dalam Wibowo 2011:
339 tujuan dari prakerin di atas juga dapat meningkatkan keterampilan, pengalaman, kemampuan intelektual dan budaya organisasi dari peserta didik
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja peserta didik. Menurut Agus Fitriyanto 2006: 9 kesiapan kerja dipengaruhi oleh pengalaman
sebelumnya, hal ini sesuai dengan manfaat prakerin menurut Depdikbud 1997:25 yaitu, program pendidikan yang mempunyai komponen kerja industri
yang besar akan memberikan pengalaman kerja yang lebih intensif, sehingga tingkat kompetensi dan pengalaman yang dimiliki siswa jauh lebih baik.
52 Dengan ini terlihat bahwa terdapat kesamaan dari tujuan dan manfaat
prakerin dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja dari peserta didik. Dengan terdapatnya hubungan dari pengalaman yang didapat selama
prakerin dengan beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman prakerin akan berpengaruh positif
terhadap kesiapan kerja peserta didik. Pengalaman prakerin sangat berharga karena dengan adanya pengalaman ini para peserta didik dapat menyiapkan
mental dan bekal-bekal kemampuan yang harus dimiliki agar pertama dapat diterima di industri tersebut dan kedua dapat menjalankan pekerjaannya dengan
baik. Maka dari itu dengan banyaknya pengalaman prakerin maka peserta didik akan lebih memiliki kesiapan kerja sedangkan dengan sedikitnya pengalaman
prakerin maka kesiapan kerja dari peserta didik akan berkurang.
2. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Kesiapan Kerja
Pengetahuan kewirausahaan merupakan segala hasil ingatan yang telah didapatnya
dari mata
pelajaran kewirausahaan
maupun dari
pengamatanpengalaman yang berkaitan dengan kewirausahaan. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan mata pelajaran kompetensi yang wajib diberikan
sekolahan kepada peserta didik. Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk para wirausahawan-wirausahawan muda yang dapat membantu mengatasi
pengangguran di negeri ini. Menurut Hendro 2011: 165 pengetahuan kewirausahaan ini diharapkan
dapat menjadi pembentuk wirausahawan dengan yang mempunyai kepribadian: a. Selalu berpikir positif
53 b. Respons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan,
cercaan, tekanan, tantanga, cobaan, dan kesulitan. c. Berorientasi kedepan
d. Tidak gentar terhadap pesaing e. Selalu ingin tahu
f. Selalu ingin memberikan yang terbaik terhadap orang lain g. Penuh semangat dan pantang menyerah
h. Mempunyai komitmen yang kuat Dengan pembentukan kepribadian diatas sesuai dengan ciri-ciri dari kesiapan
kerja. Menurut Dewa Ketut ciri-ciri peserta didik yang mempunyai kesiapan kerja adalah peserta didik yang mempunyai motivasi, kepribadian, dan sikap.
Pengetahuan kewirausahaan akan membentuk pribadi wirausaha yang baik, kepribadian wirausaha ini sesuai dengan ciri kesiapan kerja menurut Sri
Pangestuti 2004: 26 yaitu mempunyai ambisi untuk maju. Pengetahuan kewirausahaan juga merupakan salah satu faktor dari kesiapan
kerja itu sendiri, yaitu faktor pengetahuan Slameto, 2010: 113. Penguasaan pengetahuan dalam suatu mata pelajaran berpengaruh terhadap kesiapan
individu itu sendiri. Jadi pengetahuan kewirausahaan juga secara langsung berpengaruh dalam kesiapan kerja peserta didik. Pengetahuan kewirausahaan
sangat berperan penting dalam kesiapan kerja seorang peserta didik dalam hal ini kesiapan kerja dalam mendirikan usaha.