dipublikasikan. Pada pasar efisien bentuk kuat tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh return tak normal.
2.3 Studi Peristiwa event study
Studi peristiwa event study digunakan untuk mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat
setelah peristiwa itu terjadi. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan. Untuk melihat apakah harga saham akan
meningkat atau menurun setelah peristiwa itu terjadi, atau sudah terpengaruh sebelum peristiwa tersebut terjadi secara resmi. Besarnya dampak suatu peristiwa
terhadap jenis saham tidaklah sama. Dampak tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif. Investor menggunakan ‘return’, yaitu perbandingan harga saat
ini dengan harga sebelumnya, sebagai tolak ukur dampak suatu peristiwa. Khusus dalam event studies yang mempelajari peristiwa spesifik, tolak ukur return yang
digunakan adalah abnormal return Samsul, 2006:273.
2.4 Pemecahan Saham Stock Split
2.4.1 Pengertian Pemecahan Saham
Menurut kamus besar istilah keuangan dan investasi, “pemecahan saham atau stock split merupakan pemecahan jumlah saham yang beredar dari suatu
perusahaan tanpa penambahan apapun dalam ekuitas pemegang saham.” Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh para manager perusahaan dengan
melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nominal perlembar saham sesuai dengan split factor-nya.
Universitas Sumatera Utara
Stock split merupakan hal yang biasa terjadi dalam suatu perusahaan. Stock split berarti memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Stock split
mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. Stock split merupakan perubahan nilai
nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan split factor. Harga per lembar saham baru setelah
stock split adalah sebesar 1n dari harga sebelumnya. Stock split dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan
investor untuk membelinya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak
mempunyai nilai ekonomis Jogiyanto, 2003:415. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan
saham atau stock split akan meningkatkan jumlah lembar saham yang diperdagangkan dan secara proporsi akan menurunkan nilai per lembar sahamnya.
Pemecahan saham stock split merupakan upaya yang dilakukan agar saham terlihat lebih menarik bagi investor, sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran
investor. Misalnya jumlah saham yang beredar adalah 1 juta lembar dengan nilai Rp
1,000,- per lembar. Nilai ekuitas perusahaan adalah sebesar 1 juta x Rp 1,000,- = Rp 1 milyar. Perusahaan memecah dari satu lembar saham untuk dijadikan
sebanyak 2 lembar saham, sehingga harga per lembar saham baru adalah menjadi Rp 500,- dan jumlah saham beredar menjadi sebanyak 2 juta lembar. Nilai ekuitas
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak berubah, yaitu tetap sebesar 2 juta x Rp 500,- = Rp 1 milyard Jogiyanto, 2003:416.
Menurut Samsul 2006:190, ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu:
1. Split up, berarti satu saham lama ditarik dari peredaran dan diganti dengan 2 saham baru tetapi nominal saham baru itu lebih kecil, yaitu ½ dari nominal
sebelumnya. Tindakan split up hanya akan menaikkan jumlah saham dan menurunkan nominal saham, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan
total ekuitas. 2. Split down atau reverse split, berarti tindakan menurunkan jumlah saham
beredar. Tujuan split down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split down dilakukan dengan menarik
kembali sejumlah saham yang beredar dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi, tetapi tidak mengubah total modal disetor dan
total ekuitas. Split 5:1 berarti 5 saham lama diganti dengan satu saham baru.
2.4.2 Alasan melakukan Stock Split