Tes Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar

diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok kontrol, diperoleh nilai 2 hitung = 6,72 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n = 4 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 9,49. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 27. Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 6,72 9,49 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena 2  hitung pada kedua kelompok kurang dari 2  tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. 2 Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,225 dan F tabel = 1,76 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 36 dan derajat kebebasan penyebut 34 lampiran 28. Karena F hitung lebih kecil dari F tabel 1,225 ≤ 1,76 maka H diterima, artinya data kelompok eksperimen dan kontrol homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelas Jumlah Sampel Varians S 2 F hitung F tabel =0,05 Kesimpulan Eksperimen 36 159,09 1,225 1,76 Homogen Kontrol 34 129,84 3 Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji t. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelompok eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kritis Bangun ruang sisi datar kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H : 2 1    H 1 : 2 1    Keterangan : 1  : Rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas eksperimen. 2  : Rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar pada kelas kontrol. Dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung t tabel , maka Ho diterima H a ditolak, sedangkan jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak H a diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh t hitung = 2,40 lampiran 29. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, atau  = 0,05 diperoleh harga t tabel = 2,00 Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t t hitung t tabel =0,05 Kesimpulan 2,40 2,00 Tolak H Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 2,40  2,00 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, artinya rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti akan membahas kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar, pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Hasil penelitian yang peneliti dapat bisa dibandingkan dengan penelitian lain yang relevan Penelitian Asrul karim pada tahun 2011, penelitian Asrul karim tertuang dalam judul “penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis sisiwa sekolah dasar”. Salah satu kerampilan berpikir kritis yang diukur adalah memberikan penjelasan sederhana. Sama seperti penelitian Asrul Karim, penelitian ini juga mengukur keterampilan berpikir kritis memberikan penjelasan sederhan. Namun, dalam penelitian Asrul Karim mengukur indikator menganalisi algoritma. Pada penelitian ini mengukur indikator menganalisis argumen. Walaupun kedua indikator tersebut berbeda, namun keterampilan yang diukur sama, yaitu memberikan penjelasan sederhana. Hasilnya kedua indikator tersebut lebih baik ketika diberi pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dibandingkan dengan diberi pembelajaran secara konvensional. Berikut adalah rincian analisis kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar tiap indikator:

1. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Bangun Ruang Sisi Datar

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata, median, modus, varians, simpangan baku, tingkat kemiringan dan ketajaman. Deskripsi data perbedaan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar disajikan pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Banyak sampel 36 34 Nilai terendah 37 30 Nilai tertinggi 84 78 Mean 63,17 56,26 Median 65,07 51,50 Modus 71,50 54,80 Varians 159,09 129,84 Simpangan Baku 12,61 11,39 Kemiringan -0,66 0,12 Tabel 4.9 menunjukkan perbandingan kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis bangun ruang sisi datar kelas kontrol yaitu memiliki selisih 6,91 artinya rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Perbandingan median, modus, varians dan simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,66. Karena bernilai negatif, maka kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata, sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan 0,12. Karena bernilai positif, maka kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di SMP Madani Depok)

0 8 150

Pengaruh strategi pembelajaran aktif dengan metode pengajaran terbimbing terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa pada sub bab relasi dan fungsi (penelitian eksperimen di SMP 3 Pelabuhan Ratu)

0 22 194

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Makassar.

0 0 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK DAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA SMP DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

1 4 9