C. Tanggung Jawab Agen Pemasaran Atas Perjanjian Crude Palm Oil CPO
Dalam hal ini yang selaku agen pemasaran atau PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara menetapkan beberapa ketentuan meliputi :
1. Waktu dan tempat dalam melakukan lelangtenderauction dalam penjualan
komoditi; 2.
Agen pemasaran menentukan syarat-syarat dalam menjadi pembeli atau selaku pihak ketiga baik dalam negeri maupun luar negeri.
3. Agen pemasaran bertanggung jawab dalam pernyataan dan jaminan atas
seluruh dokumen perusahaan yang diserahkan kepada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara serta sebagai pihak yang berwenang untuk dan
atas nama perusahaan mendatangani kontrak penjualan juga kebenaran kedudukan domisili dari PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara itu
sendiri. 4.
Agen pemasaran menentukan cara penjulan dan juga mekanisme penjualan yang meliputi :
1 Mekanisme Penjualan Melalui Tender, yaitu penjualan yang dilakukan
pada waktu yang telah ditentukan, yang dilaksanakan secara terbuka dengan peserta yang telah terdaftar dan memenuhi syarat. Pengajuan
penawaran dilakukan secara tertulis dalam amplop tertutup. Tender ini lazim diterapkan pada komoditi sawit, karet, kopi dan kakao;
2 Mekanisme Penjualan Melalui Lelang, yaitu proses transaksi yang
pelaksanaannya sama dengan tender, lazim diterapkan pada komoditi gula;
3 Mekanisme Penjualan Melalui Auction, yaitu penjualan yang dilakukan
pada waktu dan tempat yang telah ditentukan, yang dilaksanakan secara terbuka, dengan peserta yang telah terdaftar. Penawaran
dilakukan langsung secara lisanverbal; 4
Mekanisme Penjualan Melalui Bid Offer, yaitu terbagi menjadi Bid dan Offer
yang merupakan Bid adalah pengajuan harga yang diajukan pembeli atas kesanggupan membyar barang, sedangkan Offer adalah
harga barang penawaran dari pihak penjual atas suatu barang. Jadi Bid Offer
adalah proses penjualan yang dilakukan antara pembeli pengaju Bid
dan penjual pengaju Offer. Dalam pelaksanaannya pengajuan Bid Offer
selain mencantumkan harga juga volume, mutu dan hal-hal lain yang dipandang perlu.
5 Mekanisme Penjualan Melalui Long Term Contract LTC, yaitu
kontrak penjualan jangka panjang dari hasil transaksi yang berdasarkan pada kesepakatan volume, formula harga dan masa penyerahan barang
kurang lebih selama 6 bulan sampai 1 tahun.
5. Agen pemasaran membuat kontrak penjualan berdasarkan hasil penjualan
yang ditetapkan. Kontrak mengacu kepada tata cara dan ketentuan penjualan komoditi agen pemasaran yang merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari kontrak penjualan. Dalam kontrak penjualan ditetapkannya
secara jelas perihal harga, volume, mutu, cara pembayaran, kondisi penyerahan, bulan penyerahanpengapalan dan keterangan-keterangan lain
yang diperlukan. Kontrak ditandatangani oleh pembeli dan penjual sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak. Pembeli
sangat bertanggung jawab atas kontrak penjualan yang telah ditandatangani. Dalam hal ini penjual hanya berhubungan dengan pihak pembeli yang
menandatangani kontrak penjualan atau yang ditunjukmewakili pembeli. Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku menyangkut transaksi
perdagangan di Indonesia, maka kepada pembeli dalam negeri akan diterbitkan kontrak penjualan lokal yang mencantumkan PPN, kepada
pembeli berdomisili di luar negeri akan diterbitkan kontrak penjualan ekspor dan pembayaran dilaksanakan langsung dari luar negeri. Kontrak penjualan
tidak diperkenankan untuk dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak lain.
6. Agen pemasaran menentukan cara pembayaran yang meliputi :
1 Irrevocable Sight Letter of Credit LC adalah salah satu alat
pembayaran berupa surat kredit berdokumen yang tidak dapat diubah secara sepihak. Pembayran dilaksanakan secara langsung kepada
penjual setelah dokumen ekspor diterima secara lengkap dan benar oleh pihak bank. Irrevocable Sight Letter of Credit LC melalui bank
utama di luar negeri. LC dibuka langsung ke bank penjualprodusen. Dalam LC dibuka pada bank lain, maka biaya pengalihan LC menjadi
beban pembeli. LC sudah harus diterima penjual selambat-lambatnya
15 lima belas hari sebelum pengapalan dilaksanakan. Jika menyimpang dari ketentuan tersebut maka semua kibat yang timul
menjaditanggung jawab pembeli; 2
Telegraphic TransferCash before Delivery adalah kiriman sejumlah uang oleh bank pengirim bank luar negeri dengan memerintahkan
bank pembayar untuk membayarkan jumlah tersebut kepada penerima; 3
Alat pembayaran lainnya yang dapat dipergunakan pada perdagangan internasional, dengan memperhatikan segi kelaziman, keamanan,
keterpercayaan credibility dan mendapatkan persetujuan dari pengurus tender komoditi masing-masing;
4 Untuk penjualan ekspor menggunakan mata uang US US Dollar dan
pembayaran berasal dari bank luar negeri secara langsung; 5
Untuk penjualan lokal pembayarannya diatur dalam ketentuan komoditi masing-masing.
7. Agen pemasaran menentukan penyerahan dan pengapalan barang meliputi :
1 Penyerahan
a. Waktu penyerahannya diatur pada penjualan komoditi masing-
masing. b.
Syarat penyerahan ekspor, meliputi : a
FCA Free Carrier adalah syarat-syarat penyerahan barang dalampenentuan harga yang menyatakan bahwa risiko dan
semua biaya pengankutan barang sampai Container Yard
58
b FOB Free on Board adalah syarat-syarat penyerahan
barang dalam penentuan harga yang menyatakan bahwa risiko dan semua biaya pengangkutan barang sampai ke atas
kapal di pelabuhan muat ditanggung oleh penjual. ditanggung oleh penjual.
c C F Cost and Freight adalah syarat penyerahan barang
sebagai dasar dalam menentukan harga suatu barang, meliputi semua biaya hingga barang itu tiba di pelabuhan
pembeli ditanggung oleh penjual, kecuali biaya asuransi. d
CIF Cost, Insurance Freight adalah syarat penyerahan barang sebagai dasar dalam menentukan harga suatu barang,
meliputi semua biaya hingga barang itu tiba di pelabuhan pembeli termasuk biaya asuransi ditanggung oleh penjual.
c. Syarat penyerahan lokal, meliputi :
a Loco
59
b Franco
Gudang penjual;
60
c Franco Gudang Pelabuhan;
Gudang Pembeli;
d Franco Pabrik Pembeli;
58
CY Container Yard adalah fasilitas tempat di pelabuhan untuk menerima dan mengambil kontainer.
59
Loco adalah syarat-syarat penyerahan barang dalam penentuan harga yang menyatakan semua ongkos sejak pengambilan barang dari tempat penjual atau tempat lain yang disebut
ditanggung pembeli.
60
Franco adalah syarat-syarat penyerahan barang dalam penentuan harga yang menyatakan semua ongkos sampai di tempat yang disebut ditanggung penjual.
e Loco Gudang Kebun;
f Loco Tangki Timbun Pelabuhan;
g FOT Free On Truck adalah syara-syarat penyerahan
barang dalam penentuan harga yang menyatakan bahwa risiko dan semua biaya pengangkutan barang sampai ke atas
truk di pemberangkatan barang yang akan dikirim ditanggung oleh penjual;
h FOB Free On Board atau FCA Free Carrier.
2 Pelaksanaan pengapalan diatur pada penjualan komoditi masing-
masing.
8. Apabila terjadi perselisihan maka agen pemasaran menentukan penyelesaian
perselisihan yang meliputi :
1 Apabila terjadi perselisihan yang timbul atas kontrak penjualan yang
penyelesaiannya belum secara jelas diatur dalam kesepakatan, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat. 2
Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat tersebut, penjual dan pembeli akan menyelesaikannya melaui Badan Arbitrase Nasional
Indonesia BANI danatau kantor pengadilan setempat.
9. Force Majeure juga sudah ditetapkan oleh agen pemasaran meliputi :
1 Force Majeure adalah suatu peristiwa atau keadaan yang terjadi diluar
kekuasaan para pihak yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian yang telah dibuat
dan disepakati yang meliputi antara lain; gempa bumi, banjir, tsunami, tanah longsor, penyakit epidemik, bencana alam lainnya, pemogokan
umum, huru hara, perang, pemberontakan, perubahan kebijakan pemerintah dan peristiwa atau keadaan lainnya diluar kekuasaan para
pihak yang berdampak langsung kepada pelaksana perjanjian ini; 2
Apabila terjadi perubahan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter, wabah hamapenyakit danatau terjadi bencana
alam yang menyebabkan perjanjian kerjasama ini tidak dapat dilaksanakan dimana hal ini merupakan force majeure, maka kedua
belah pihak tidak dapat saling menuntut kerugian; 3
Apabila salah satu pihak, walaupun telah melakukan suatu upaya yang layak, berada dalam keadaan tidak dapat melakukan kewajibannya
yang ditentukan berdasarkan kontrak penjualan, baik sebagian maupun seluruhnya, disebabkan oleh suatu keadaan memaksa force majeure,
yang dibuktikandengan sah berdasarkan surat keterangan dari pihak- pihak yang berwenang, maka pihak yang terkena kedaan memaksa
tersebut wajib dalam waktu selambat-lambatnya 3 x 24 jam segera memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya tentang
terjadinya keadaan memaksa tersebut ;
4 Apabila para pihak tidak dapat menyelesaikan danatau menyepakati
jalan keluar untuk mengatasi keadaan memaksa, maka pihak yang dipengaruhi oleh keadaan memaksa, maka pihak yang dipengaruhi
oleh keadaan memaksa tersebut berhak mengakhiri perjanjian ini dengan pemberitahuan secara tertulis kepada pihak lainnya tanpa
menghapuskan seluruh hak dan kewajiban yang sudah ada sebelum terjadinya keadaan memaksa.
BAB IV AKIBAT HUKUM APABILA SALAH SATU PIHAK MELAKUKAN
WANPRESTASI A.
Pengertian Wanprestasi
Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “wanprestatie”
yang artinya tidak dipenuhinya prestasi atau kewajiban yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak tertentu di dalam suatu perikatan, baik
perikatan yang dilahirkan dari suatu perjanjian ataupun perikatan yang timbul karena undang-undang.
61
Untuk menetapkan apakah seorang debitur itu telah melakukan wanprestasi dapat diketahui melalui 3 tiga keadaan berikut :
Wanprestasi memberikan akibat hukum terhadap pihak yang melakukannya dan membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak
yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk
memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.
62
1. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali,
Artinya debitur tidak memenuhi kewajiban yang telah disanggupinya untuk dipenuhi dalam suatu perjanjian atau tidak memenuhi kewajiban
yang ditetapkan undang-undang dalam perikatan yang timbul karena undang-undang.
2. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak baik atau keliru,
61
Abdulkadir Muhammad, Loc. cit.
62
Ibid.
Artinya debitur melaksanakan atau memenuhi apa yang diperjanjikan atau apa yang ditentukan oleh undang-undang, tetapi tidak sebagaimana
mestinya menurut kualitas yang ditentukan dalam perjanjian atau menurut kualitas yang ditetapkan oleh undang-undang.
3. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya,
Artinya debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat, waktu yang ditetapkan dalam perjanjian tidak dipenuhi.
R. Subekti menambah lagi keadaan tersebut di atas dengan “melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya”.
Bentuk wanprestasi PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II terhadap PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN sebenarnya tidak ada diatur
dalam surat perjanjian keagenan tetapi akan timbul wanprestasi apabila hak dan kewajiban para pihak tidak terlaksana. Dalam kenyataannya selama ini belum
terjadinya wanprestasi antara para pihak. Karena para pihak melakukan kewajibannya masing-masing.
Bentuk wanprestasi PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II terhadap pihak ketiga yaitu adanya keterlambatan pengiriman barang, maka PT.
Perkebunan Nusantara II PTPN II sebagai produsen barang dikenakan overdue interest.
Apabila kedatangan kapal pada pengapalan barang belum cukup tersedia sehingga kapal harus menunggu, sepanjang pemberitahuan kedatangan kapal
sudah diterima oleh penjual 7 tujuh hari kalender sebelum kapal tiba, PT.
Perkebunan Nusantara II PTPN II selaku produsen dapat dikenakan demurrage selama hari menunggu sesuai dengan tarif umum yang berlaku. Dalam
kenyataannya belum terjadi wanprestasi antara PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dengan pihak ketiga.
Bentuk wanprestasi pihak ketiga selaku pembeli terhadap PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II selaku produsen yaitu, apabila pihak pembeli dalam
jangka waktu 15 lima belas hari belum melunasi maka akan dikenakan overdue interest.
Selama overdue interest, pembeli yang bersangkutan tidak dapat mengikuti tender dan membeli produk lainnya dari penjualprodusen. Apabila
dalam waktu 30 tiga puluh hari dari batas waktu pembayaran pembeli tidak melunasi pembayaran, maka PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT.
KPBN selaku penjual dapat membatalkan kontrak dan penjual berhak mencairkan jaminan pembayaran. Kenyataannya belum pernah terjadi wanprestasi
antara para pihak.
B. Sebab Wanprestasi