BAB II PROSEDUR PERJANJIAN KEAGENAN ATAS PENJUALAN
CRUDE PALM OIL CPO ANTARA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II DI
KOTA MEDAN DENGAN PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA
A. Pengertian Agen
Agen adalah orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusahaperwakilan. Orang atau
perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusahaperwakilan. Wakil pengusaha yang merundingkan, memberikan
jasa layanan, atau menutup perjanjian asuransi dengan ketentuan yang ada. Agen adalah adalah orang yang diberi kuasa oleh orang lain yang disebut prinsipal,
untuk mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga atas nama prinsipal.
22
Agen merupakan orang atau badan hukum yang bertindak untuk dan atas pihak lain
yang disebut prinsipal yang memberikan kuasa sebagai agen kepadanya.
23
Menurut KRMT. Titodiningrat, agen adalah orang yang mempunyai perusahaan untuk memberikan perantara membuat perjanjian tertentu misalnya
jual-beli di antara seorang yang mempunyai hubungan tetap dengan agen tersebut atau lebih dikenal dengan prinsipal dengan pihak ketiga, atau juga membuat
perjanjian atas nama dan perhitungan prinsipal itu.
24
22
Abdulkadir Muhammad, Loc. cit.
23
Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Loc. cit.
24
KRMT. Titodiningrat, Loc. cit.
Pada hakikatnya usaha dalam bidang keagenan adalah jasa perantara untuk melakukan bisnis tertentu yang
menghubungkan pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lain, atau menghubungkan pelaku usaha dengan konsumen di pihak yang lain.
25
Sedangkan keagenan adalah perihal perwakilan atau segala sesuatu yg berhubungan dengan agen. Keagenan merupakan hubungan hukum antara
prinsipal dan agen dalam hal mana agen hanya akan melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga untuk dan atas nama prinsipalnya, perbuatan hukum tersebut
mengikat prinsipal.
26
Pengertian atau defenisi keagenan yang dibuat ada kekurangannya, akan tetapi pada intinya keagenan didefenisikan sebagai hubungan yang timbul dimana
satu pihak yang disebut sebagai agen bertindak untuk pihak lainnya yang disebut prinsipal. Berdasarkan tindakan agen, prinsipal dan pihak ketiga masuk ke dalam
hubungan kontraktual. Agen juga dapat memiliki kekuasaan untuk melepaskan harta kekayaan milik prinsipal kepada pihak ketiga. Umumnya, agen dapat
bertindak demikian karena prinsipal telah memberikan wewenang kepadanya untuk melakukan tindakan yang dimaksud dan agen menyetujui untuk
melakukannya. Agen sepertinya menjadi perpanjangan tangan dari prinsipal dan karenanya dapat mengubah kedudukan hukum prinsipal baik berupa mengikat
prinsipal ke dalam suatu perjanjian atau melakukan pelepasan harta kekayaan milik prinsipal yang bersifat mengikat.
27
Dalam perjanjian keagenan terdapat hubungan antara agen dengan prinsipal. Berdasarkan ketentuan Pasal 1315 dan Pasal 1340 Kitab Undang-
25
Levi Lana, Loc. cit.
26
Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Op. cit., hal. 4.
27
http:www.singaporelaw.sgcontentAgencyLawIndon.html diakses pada tanggal 17 Januari 2011 jam 11.10 wib.
Undang Hukum Perdata, suatu perjanjian hanya mengikat para pihak yang membuatnya.
28
“Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada
pihak-pihak ketiga; tak dapat pihak-pihak ketiga mendapat manfaat karena, selain dalam hal yang ditentukan dalam pasal 1317”.
Pasal 1315 KUHPerdata berbunyi: “Pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama sendiri
atau meminta ditetapkannya suatu janji dari pada untuk dirinya sendiri”.
Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi:
29
Dalam praktik biasanya diperjanjikan bahwa agen, distributor tidak bertindak untuk dan atas nama prinsipal. Hal ini akan membahas berbagai
kemungkinan yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk meminta pertanggungjawaban hukum pinsipal atas kualitas produk dan jasa yang dijualnya
maupun atas wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh agen.
30
B. Perjanjian Keagenan