Akibat Hukum Dari Perjanjian Keagenan Pemasaran

BAB III TANGGUNG JAWAB AGEN PEMASARAN ATAS PERJANJIAN CRUDE PALM OIL CPO ANTARA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II DI KOTA MEDAN DENGAN PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA

A. Akibat Hukum Dari Perjanjian Keagenan Pemasaran

Para pihak dalam perjanjian keagenan mempunyai hubungan hukum yang mengikat diantara para pihak yang meliputi perjanjian keagenan, dengan syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati antara para pihak sebagaimana biasanya dengan berdasarkan kepada Pasal 1320 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata yang memuat syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yang berbunyi : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; 3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal. 49 Dua syarat yang pertama dinamakan syarat-syarat subjektif, karena mengenai orang-orangnya atau subjeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat objektif karena mengenai perjanjiannya sendiri atau objek dari perbuatan hukum yang dilakukannya. Maka klausula perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengikat kepada para pihak yang melakukan perjanjian keagenan. Para pihak telah mengikat perjanjian keagenan dan telah memenuhi ketentuan yang berlaku maka secara otomatis para pihak yang 49 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.cit., hal. 339. mengikat perjanjian keagenan mengikat kedua belah pihak dan padaseketikan muncul hak dan kewajiban bagi para pihak yang mengikat perjanjian keagenan. 1. Berlakunya Suatu Perjanjian Dalam teori suatu perjanjian akan berlaku apabila adanya kata sepakat. Dengan diperlakukannya kata sepakat mengadakan perjanjian, maka kedua pihak haruslah mempunyai kebebasan kehendak. Para pihak tidak mendapat sesuatu tekanan yang mengakibatkan adanya “cacad” bagi perujudan kehendak tersebut. Pengertian sepakat dilukiskan sebagai pernyataan kehendak yang disetujui overeenstemende wilsverklaring antara pihak-pihak. Pernyataan pihak yang menawarkan dinamakan tawaran offerte. Pernyataan pihak yang menerima tawaran dinamakan akseptasi acceptatie. Saat-saat terjadinya perjanjian antara pihak ada beberapa ajaran yaitu : a. Teori kehendak wilstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan, misalnya dengan menuliskan surat. b. Teori pengiriman verzendtheorie mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran. c. Teori pengetahuan vernemingstheorie mengajarkan bahwa pihak yang menawarkan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima. d. Teori kepercayaan vertrouwenstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dainggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan. 50 Dalam praktek perjanjian keagenan berlaku sejak tanggal 4 Januari 2010 dan berlangsung selama tidak dilakukannya pemutusan atau perubahan atas perjanjian ini. Perjanjian ini dapat dibatalkan sebelum jangka waktu perjanjian ini berakhir apabila terjadi perubahan dalam “Perjanjian Para Pemegang Saham” yang mengharuskan pembatalan perjanjian ini. Segala hak dan kewajiban yang timbul antara para pihak akibat dari pelaksanaan perjanjian ini dituntaskan terlebih dahulu sebelum pengakhiran perjanjian ini. Perjanjian ini dapat diubah atau di-addendum atas kesepakatan para pihak. 2. Hak dan Kewajiban 1 Hak dan Kewajiban PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II : a. Hak : 1 Pihak pertama bersama-sama dengan pihak kedua menetapkan formulasi Perkiraan Harga; 51 2 Pihak pertama menetapkan alokasi dan volume komoditas yang akan dijual melalui pihak kedua; 50 Mariam Darus Badrulzaman, K.U.H. Perdata Buku III Tentang Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Bandung : Alumni, 1996, hal. 98. 51 Perkiraan Harga atau Price Idea adalah patokan harga minimum yang dipergunakan oleh pihak kedua untuk menjual komoditas milik pihak pertama. 3 Pihak pertama menerima pembayaran hasil penjualan bersih setelah dipotong biaya-biaya dan Imbal Jasa; 4 Pihak pertama menerima faktur pajak PPN atas Imbal Jasa penjualan komoditas dari pihak kedua. b. Kewajiban : 1 Pihak pertama menjual komoditas yang diproduksi minimal 80 dari jumlah produknya melalui pihak kedua; 2 Pihak pertama memberiakan kuasa khusus kepada pihak kedua untuk melakukan penjualan komoditas 52 3 Pihak pertama menampaikan informasi mengenai ketersediaan komoditas yang siap jual meliputi jenis dan mutu komoditas, alokasi volume, jadwal penyerahanpengapalan; milik pihak pertama; 4 Pihak pertama setiap bulan menyampaikan jumlah produk yang akan dijual melaui pihak kedua; 5 Pihak pertama menjamin ketersediaan komoditas yang sudah terjual traded sesuai Perjanjian Jual Beli Sales Contract; 6 Pihak pertama menjamin penyerahan komoditas yang sudah terjual traded sesuai Perjanjian Jual Beli Sales Contract; 7 Pihak pertama menyampaikan laporan kepada pihak kedua tentang realisasi pembayaran dan penyerahan barang atas kontrak-kontrak yang diterbitkan oleh pihak kedua; 52 Penjualan Komoditas adalah kegiatan penjualan komoditas milik pihak pertama yang diselenggarakan dengan cara tender, auction, ataupun free sales, termasuk melakukan kegiatan penyerahan dan pengapalan serta pengurusan dokumen penjualan baik lokal maupun ekspor. 8 Pihak pertama bertanggung jawab dan menjamin mutu quality assurance komoditas sesuai informasi yang diberikan kepada pihak kedua; 9 Pihak pertama membayar Imbal Jasa 53 10 Pihak pertama menyelesaikan klaim sesuai tanggung jawabnya sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian jual beli dan tata cara penjualan komoditas. penjualan komoditas kepada pihak kedua; 2 Hak dan Kewajiban PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN : a. Hak : 1 Pihak kedua menetapkan tata cara penjualan, atau dengan nama dan istilah lain; 2 Pihak kedua membuat dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Sales Contract untuk pihak pertama sesuai surat kuasa dari pihak pertama; 3 Pihak kedua menerbitkan surat perintah penyerahan dan pengapalan komoditas yang sudah terjual; 4 Pihak kedua melakukan penagihan atas Imbal Jasa penjualan komoditas milik pihak pertama yang sudah terjual; 53 Imbal Jasa adalah imbalan yang wajib dibayarkan pihak pertama atas komoditas yang sudah terjual melaui pihak kedua yang dihitung berdasarkan presentase tertentu dari harga jual komoditas yang terjadi. 5 Pihak kedua memperoleh informasi mengenai realisasi penyerahan barang yang dilakukan oleh pihak pertama kepada pembeli lokal; b. Kewajiban : 1 Pihak kedua melakukan penjualan komoditas milik pihak pertama sebagai kuasa untuk dan atas nama pihak pertama; 2 Pihak kedua membuat penawaran penjualan offering kepada calon pembeli atau rekanan; 3 Pihak kedua melaporkan realisari setiap terjadi penjualan atas komoditas pihak pertama; 4 Pihak kedua menyampaikan kepada pihak pertama tebusan Perjanjian Jual Beli Sales Contract atas penjualan komoditas; 5 Pihak kedua menyerahkan faktur pajak PPN atas Imbal Jasa penjualan komoditas kepada pihak pertama; 6 Pihak kedua menetapkan Formula Perkiraan Harga berdasarkan formula harga yang ditetapkan; 7 Pihak kedua menjaga kerahasiaan Perkiraan Harga; 8 Pihak kedua melakukan pengurusan dokumen penjualan baik local maupun ekspor; 9 Pihak kedua melakukan transfer hasil penjualan kepada pihak pertama dalam hal pembayaran melaui pihak kedua. Jika terjadi suatu sengketa antara para pihak dan atas sengketa tersebut tidak ada pengaturan yang jelas dalam perjanjian yang disepakati para pihak, bukan berarti perjanjian belum mengikat para pihak atau dengan sendirinya batal demi hukum. Karena pengadilan dapat mengisi kekosongan hukum tersebut melalui penafsiran untuk menemukan hukum yang berlaku bagi para pihak yang membuat perjanjian. Dalam sistem common law seperti yang berlaku di Amerika Serikat, dikenal juga cara penfsiran perjanjian oleh pengadilan untuk mengisi kekosongan hukum dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Uniform Commercial Code menyebutkan tiga cara untuk melakukan interpretasi hukum, yaitu Course of performance, Course of dealing, dan Usage of trade. 54 1. Course of performance adalah bagaimana para pihak bertindak melaksanakan perjanjian. Misalnya, dalam perjanjian distributor dijelaskan bahwa kualitas produk yang disalurkan secara kesinambungan adalah the highest grade oil. Jika kemudian terjadi sengketa mengenai kualitas minyak, maka yang menjadi dasar untuk menentukan kualitas minyak yang diperjanjikan adalah minyak yang diterima pada pengiriman pertama. Dengan demikian tindakan para pihak dalam melaksanakan kontrak berlaku sebagai bukti tentang maksud para pihak. 2. Course of dealing adalah bagaimana para pihak melaksanakan kontrak yang sebelumnya. Hal ini akan menjadi acuan untuk menyelesaikan sengketa atas kontrak yang sekarang sedang berlaku antara mereka. Misalnya, dalam kontrak yang sekarang tidak jelas hak dan kewajiban para 54 Suharnoko, Op. cit., hal. 19. pihak. Bukti yang ada hanya selembar kuitansi tanda terima. Akan tetapi, kontrak sebelumnya jelas mencantumkan bahwa uang tersebut adalah sebagai setoran modal dalam suatu kontrak agribisnis. 3. Usage of trade adalah praktik bisnis yang sudah terjadi berulang-ulang menurut pola yang sama. Misalnya, dalam pelaksanaan kontrak sudah menjadi kebiasaan bahwa suatu perusahaan pemasok barang atau distributor utama mewajibkan distributor menjual barang secara kredit kepada pelanggan. Teori hukum perjanjian yang tradisional mempunyai ciri-ciri menekankan pentingnya kepastian hukum dan predictability. Fungsi utama suatu kontrak adalah untuk memberikan kepastian tentang mengikatnya suatu perjanjian antara para pihak, sehingga prinsip-prinsip itikad baik dalam sietem hukum civil law dan promissory estopel dalam sistem hukum common law hanya dapat diberlakukan jika perjanjian sudah menentukan syarat sahnya perjanjian. Sebaliknya, teori hukum perjanjian yang modern mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan formalitas kepastian hukum demi tercapainya keadilan yang substantial. Pengecualian atas berlakunya doktrin consideration dan penerapan doktrin promissory estopel serta asas itikad baik dalam proses negoisasi adalah contoh yang jelas dari teori hukum perjanjian yang modern. 55 55 Ibid., hal. 20. Out Put Contract dan Requirement adalah suatu perjanjian yang dapat diterima legalitasnya oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Karena meskipun pada saat ditandatanganinya perjanjian jumlah barang yang menjadi objek perjanjian belum pasti, tetapi jumlah tersebut dapat dihitung atau dipastikan kemudian pada saat pelaksanaan perjanjian dan hal ini dimungkinkan berdasarkan ketentuan Pasal 1333 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi : “Suatu perjanjian harus mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya. Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah itu terkemudian dapat ditentukan atau dihitung”. Akan tetapi pelaksanaan perjanjian harus didasarkan pada pada asas itikad baik sebagai ditentukan dalam Pasal 1338 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Di samping itu, pengadilan melaui metode penafsiran dapat mengisi kekosongan hukum, jika para pihak yang membuat perjanjian tidak jelas mengatur hukum yang berlaku atas hal yang menjadi sengketa. 56 56 Ibid., hal. 21. Perjanjian keagenan memenuhi ketentuan yang telah disepakati antara para pihak menimbulkan hak dan kewajiban yang tergambar jelas pada kontrak perjanjian keagenan. Dalam ketentuan undang-undang, pelanggaran terhadap isi tercantum yang telah disepakati akan mengakibatkan munculnya wanprestasi dari salah satu pihak. Maka dengan sendirinya pihak lain akan menuntut ganti rugi yang diakibatkan wanprestasi pihak lain.

B. Tanggung Jawab Para Pihak

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas dan Konsistensi Mutu Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Mangkei Perdagangan

9 90 41

Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

7 58 77

Analisis Kehilangan Crude Palm Oil pada Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi PT. Perkebunan Nusantara IV

34 131 131

Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen Crude Palm Oil (CPO) Di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)

12 54 85

Analisa Kadar Asam Lemak Bebas Dari Crude Palm Oil ( CPO ) Pada Tangki Timbun Di PT. Sarana Agro Nusantara

3 67 36

Analisis Pemasaran CPO(Crude Palm Oil)PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) (Studi Kasus : Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) dan Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT Perkebunan Nusantara I-V Cabang Medan)

12 61 159

Analisis strategi pemasaran minyak kelapa swawit 9Crude palm oil) pada PT. Kharisma pemasaran bersama Nusantara Jakarta

21 96 136

Analisis peramalan penjualan minyak sawit kasar atau crude palm oli (CPO) pada PT. Kharisma pemasaran bersama (KPB0 Nusantara di Jakarta

6 86 151

Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

1 1 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

0 0 33