Tanggung Jawab Para Pihak

B. Tanggung Jawab Para Pihak

Sesuai dengan ketentuan yang ada para pihak wajib bertangggung jawab atas segala perjanjian dan isi kontrak keagenan yang telah disepakati sebelumnya. Isi perjanjian keagenan yang telah disepakati dibuat secara tertulis dan disepakati oleh para pihak melai para pihak yang membuat perjanjian bertanggung jawab sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Ketentuan-ketentuan yang ada dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata telah mengikat para pihak untuk saling mematuhi hak dan kewajiban nya masing-masing. Tanggung jawab pihak pertama atau PT. Perkebunan Nusantara II PERSERO yaitu : 1. Pihak pertama bersama-sama dengan pihak kedua menetapkan formulasi Perkiraan Harga; 2. Pihak pertama menetapkan alokasi dan volume komoditas yang akan dijual melalui pihak kedua; 3. Pihak pertama menerima pembayaran hasil penjualan bersih setelah dipotong biaya-biaya dan Imbal Jasa; 4. Pihak pertama menerima faktur pajak PPN atas Imbal Jasa penjualan komoditas dari pihak kedua; 5. Pihak pertama menjual komoditas yang diproduksi minimal 80 dari jumlah produknya melalui pihak kedua; 6. Pihak pertama memberiakan kuasa khusus kepada pihak kedua untuk melakukan penjualan komoditas milik pihak pertama; 7. Pihak pertama menampaikan informasi mengenai ketersediaan komoditas yang siap jual meliputi jenis dan mutu komoditas, alokasi volume, jadwal penyerahanpengapalan; 8. Pihak pertama setiap bulan menyampaikan jumlah produk yang akan dijual melaui pihak kedua; 9. Pihak pertama menjamin ketersediaan komoditas yang sudah terjual traded sesuai Perjanjian Jual Beli Sales Contract; 10. Pihak pertama menjamin penyerahan komoditas yang sudah terjual traded sesuai Perjanjian Jual Beli Sales Contract; 11. Pihak pertama menyampaikan laporan kepada pihak kedua tentang realisasi pembayaran dan penyerahan barang atas kontrak-kontrak yang diterbitkan oleh pihak kedua; 12. Pihak pertama bertanggung jawab dan menjamin mutu quality assurance komoditas sesuai informasi yang diberikan kepada pihak kedua; 13. Pihak pertama membayar Imbal Jasa penjualan komoditas kepada pihak kedua; 14. Pihak pertama menyelesaikan klaim sesuai tanggung jawabnya sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian jual beli dan tata cara penjualan komoditas. Dalam perjanjian keagenan ini PT. Perkebunan Nusantara II PERSERO yang selaku pihak pertama setuju memberikan Imbal Jasa atas penjualan komoditas milik pihak pertama yang dilakukan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara yang selaku pihak kedua dengan perhitungan perkalian nilai kontrak di luar PPN dikalikan persentase masing-masing komoditas Kelapa Sawit dan hasil turunannya, Karet, Kakao dan Gula Tetes yang disepakati oleh kedua belah pihak. Imbal Jasa sebagaimana tertulis sebelumnya belum termasuk PPN atas jasa dan belum dipotong PPh Pasal 23 yang ditetapkan Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 23 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang berbunyi : 1 Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan: a. sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto atas: 1. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf g; 2. bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf f; 3. royalti; dan 4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 huruf e; b. dihapus; c. sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto atas: 1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2; dan 2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. 1aDalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100 seratus persen daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 3 Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 4 Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dilakukan atas: a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; c. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 2c; d. dihapus; e. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i; f. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; g. dihapus; dan h. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman danatau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. 57 Untuk penjualan komoditas yang pengapalan atau penyerahannya dilaksanakan secara gabungan beberapa produsen, hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening pihak kedua kemudian ditransfer kepada pihak pertama setelah dipotong biaya Imbal Jasa, termasuk PPN atas jasa dan PPh Pasal 23. 57 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Tanggung jawab pihak kedua atau PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara yaitu : 1. Pihak kedua menetapkan tata cara penjualan, atau dengan nama dan istilah lain; 2. Pihak kedua membuat dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Sales Contract untuk pihak pertama sesuai surat kuasa dari pihak pertama; 3. Pihak kedua menerbitkan surat perintah penyerahan dan pengapalan komoditas yang sudah terjual; 4. Pihak kedua melakukan penagihan atas Imbal Jasa penjualan komoditas milik pihak pertama yang sudah terjual; 5. Pihak kedua memperoleh informasi mengenai realisasi penyerahan barang yang dilakukan oleh pihak pertama kepada pembeli lokal; 6. Pihak kedua melakukan penjualan komoditas milik pihak pertama sebagai kuasa untuk dan atas nama pihak pertama; 7. Pihak kedua membuat penawaran penjualan offering kepada calon pembeli atau rekanan; 8. Pihak kedua melaporkan realisari setiap terjadi penjualan atas komoditas pihak pertama; 9. Pihak kedua menyampaikan kepada pihak pertama tebusan Perjanjian Jual Beli Sales Contract atas penjualan komoditas; 10. Pihak kedua menyerahkan faktur pajak PPN atas Imbal Jasa penjualan komoditas kepada pihak pertama; 11. Pihak kedua menetapkan Formula Perkiraan Harga berdasarkan formula harga yang ditetapkan; 12. Pihak kedua menjaga kerahasiaan Perkiraan Harga; 13. Pihak kedua melakukan pengurusan dokumen penjualan baik local maupun ekspor; 14. Pihak kedua melakukan transfer hasil penjualan kepada pihak pertama dalam hal pembayaran melaui pihak kedua. Tangung jawab pihak ketiga atau suatu badan usaha atau badan hukum yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan sebagai rekanan pembeli yaitu : 1. Setelah memenuhi kualifikasi dan persyaratan maka suatu badan usaha atau badan hukum tersebut diperbolehkan melakukan transaksi pembelian; 2. Membayar sesuai harga yang sudah di sepakati antara pihak kedua dengan pihak ketiga; 3. Membayar harga barang beserta dengan PPN yang sudah disepakati oleh pihak kedua dengan pihak ketiga; 4. Mengikuti tata cara yang sudah disepakati oleh pihak kedua dengan pihak ketiga dalam proses penjualan atau kontrak penjualan;

C. Tanggung Jawab Agen Pemasaran Atas Perjanjian Crude Palm Oil CPO

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas dan Konsistensi Mutu Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Mangkei Perdagangan

9 90 41

Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

7 58 77

Analisis Kehilangan Crude Palm Oil pada Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi PT. Perkebunan Nusantara IV

34 131 131

Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen Crude Palm Oil (CPO) Di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)

12 54 85

Analisa Kadar Asam Lemak Bebas Dari Crude Palm Oil ( CPO ) Pada Tangki Timbun Di PT. Sarana Agro Nusantara

3 67 36

Analisis Pemasaran CPO(Crude Palm Oil)PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) (Studi Kasus : Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) dan Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT Perkebunan Nusantara I-V Cabang Medan)

12 61 159

Analisis strategi pemasaran minyak kelapa swawit 9Crude palm oil) pada PT. Kharisma pemasaran bersama Nusantara Jakarta

21 96 136

Analisis peramalan penjualan minyak sawit kasar atau crude palm oli (CPO) pada PT. Kharisma pemasaran bersama (KPB0 Nusantara di Jakarta

6 86 151

Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

1 1 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

0 0 33