3. Ganti kerugian saja;
4. Pembatalan perjanjian;
5. Pembatalan perjanjian disertai ganti kerugian.
Kemungkinan tersebut di atas, sebenarnya terdapat kekeliruan karena seharusnya tidak ada tuntutan ganti kerugian yang dapat berdiri sendiri, karena
ganti kerugian itu hanya dapat menyertai dua pilihan utama yaitu melaksanakan perjanjian atau membatalkan perjanjian sehingga hanya ada empat kemungkinan,
yaitu :
107
1. Pemenuhan perjanjian;
2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti kerugian;
3. Pembatalan perjanjian;
4. Pembatalan perjanjian disertai ganti kerugian.
b. Akibat Hukum dari Wanprestasi karena keadaan memaksa
Keadaan memaksa yang bersifat objektif dan bersifat tetap secara otomatis mengakhiri perikatan, dalam arti kata perikatan itu batal.
D. Akibat Hukum Para Pihak Dalam Wanprestasi
1. PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II
107
Ibid.
Dalam hal wanprestasi maka PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II menetukan cara penyelesaian perseisihan yang meliputi :
1 Perselisihan yang timbul akibat perjanjian atau terkait dengan perjanjian
atau pelaksaan perjanjian yang diabuat atau disepakati antara PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dengan PT. Kharisma Pemasaran
Bersama Nusantara PT. KPBN, dari segi pengertian maupun interprestasinya dilakukan dengan cara musyawarah melalui pembicaraan
perundingan antara pihak; 2
Dalam hal musyawarah tidak memperoleh kesepakatan maka para pihak sepakat menyerahkan kepada pengadilan;
3 Para pihak sepakat memilih kedudukan domisili hukum ang tetap dan
tidak berubah pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Tugas PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II apabila melakukan wanprestasi meliputi :
1 Apabila PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II terlambat
menyerahkanmengapalkan barang selambat-lambatnya 15 lima belas hari dari tanggal penerbitan Intruksi Penerbitan, maka untuk setiap hari
keterlambatan PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dikenakan overdue interest
sebesar suku bunga kredit komersial Bank Mandoro dari jumlah sisa barang yang sebelum diserahkan;
2 Apabila penyerahan barang mengalami keterlambatan yang disebabkan
oleh keterbatasan daya tamping gudang pembeli, maka PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II tidak dapat dikenakan penalti atau klaim mutu;
3 Apabila pada saat kedatangan kapal pada bulan pengapalan barang belum
cukup tersedia sehingga kapal harus menunggu, sepanjang pemberitahuan kedatangan kapal sudah diterima oleh penjual 7 tujuh hari sebelum kapal
tiba, PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dikenakan demurrage selama hari menunggu sesuai dengan tariff umum yang berlaku;
4 Terhadap kontrak penjualan yang telah dibayar atau LC-nya telah dibuka,
namun sampai dengan maksimal 2 dua bulan dari jangka waktu penyerahanpengapalan barang belum dikapalkan, maka segala resiko
yang timbul diluar tanggung jawab penjual.
2. PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN
Dalam hal wanprestasi dengan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN maka menetukan cara penyelesaian perseisihan yang
meliputi :
1 Apabila terjadi perselisihan yang timbul atas kontrak penjualan yang
penyelesaiannya belum secara jelas diatur dalam kesepakatan, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat;
2 Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat tersebut, penjual dan
pembeli akan menyelesaikannya melaui Badan Arbitrase Nasional Indonesia BANI danatau kantor pengadilan setempat.
Tugas PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN apabila melakukan wanprestasi adalah melakukan segala tuntutan atau ganti kerugian
kepada PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II sesuai dengan kesepakatan para pihak yang terkait.
Apabila terjadi wanprestasi atau perselisihan, maka wanprestasi atau perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah melalui pembicaraan
perundingan para pihak. Apabila tidak tercapai musyawarah melalui pembicaraan dan perundingan tersebut, maka para pihak akan menyelesaikan melalui Badan
Arbitrase Nasional Indonesia BANI danatau meyerahkan kepada pengadilan. Pada prakteknya belum pernah terjadi wanprestasi atau perselisihan antara PT.
Perkebunan Nusantara II PTPN II dengan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN atau sebaliknya. Antara PT. Perkebunan Nusantara II
PTPN II dengan pihak ketiga atau pembeli dan sebaliknya. Dalam prakteknya apabila terjadi wanprestasi diantara para pihak, maka
akan timbul ganti rugi. Antara PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dengan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN tidak adanya ganti rugi
dikarenakan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara PT. KPBN adalah anak perusahaan dari semua PT. Perkebunan Nusantara termsuklah di dalamnya
PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II. Antara PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dengan pihak ketiga atau pembeli yaitu, PT. Perkebunan Nusantara II
PTPN II dikenakan overdue interest dan demurrage. Antara pihak ketiga atau pembeli dengan PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II yaitu, pihak ketiga atau
pembeli dikenakan overdue interest, hangusnya jaminan pembayaran, dan pembatalan kontrak penjualan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan