Perjanjian Keagenan Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

Undang Hukum Perdata, suatu perjanjian hanya mengikat para pihak yang membuatnya. 28 “Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga; tak dapat pihak-pihak ketiga mendapat manfaat karena, selain dalam hal yang ditentukan dalam pasal 1317”. Pasal 1315 KUHPerdata berbunyi: “Pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji dari pada untuk dirinya sendiri”. Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi: 29 Dalam praktik biasanya diperjanjikan bahwa agen, distributor tidak bertindak untuk dan atas nama prinsipal. Hal ini akan membahas berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan oleh konsumen untuk meminta pertanggungjawaban hukum pinsipal atas kualitas produk dan jasa yang dijualnya maupun atas wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh agen. 30

B. Perjanjian Keagenan

Perjanjian keagenan adalah salah satu alternatif dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan bisnis bagi masyarakat luas maupun bagi perusahaan- perusahaan, khususnya mereka yang hanya memiliki sedikit waktu untuk. mengerjakan sebuah pekerjaan. Perjanjian keagenan dirancang khusus sebagai perjanjian pemberian wewenangkuasa dari satu pihak ke pihak lainnya untuk melaksanakan suatu perbuatan Hukum. Di masa yang sarat dengan kecanggihan 28 Suharnoko, Op. cit., hal. 37. 29 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.cit., hal. 342. 30 Suharnoko, Op. cit., hal. 38. teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, tidak semua orang ataupun badan hukum yang memiliki cukup waktu dan keahlian untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Berdasarkan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Perdata yang menganut asas kebebasan berkontrak maka setiap subyek hukum dan badan hukum diberikan hak kebebasan membuat perjanjian apa saja asalkan tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang, ketentuan umum, dan kesusilaan yang ada. Pasal 1338 berbunyi : “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Pemberian kuasa diatur dalam kepada Kitab Undang-Undang Perdata pada buku III bab keenam belas bagian kesatu yang terdapat pada Pasal 1792 sampai Pasal 1799 dan agen diatur dalam Kitab Undang-Undang Dagang pada buku I bab keempat bagian kedua terdapat pada Pasal 62 sampai Pasal 73. Dalam praktik kegiatan kasus keagenan biasanya diartikan sebagai hubungan hukum antara pihak prinsipal dan agen, dimana pihak prinsipal memberi wewenang kepada agen untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga. Hubungan hukum antara principal dengan agennya dapat berupa perwakilan, dimana agen bertindak untuk dan atas nama prinsipal, walaupun terdapat juga unsur-unsur perjanjian jual-beli. Karena prinsipal memberikan wewenang agen untuk mengimpor barang dari prinsipal. Hubungan antara prinsipal dengan agen dapat berupa jual-beli biasa dimana agen bertindak untuk dirinya sendiri. Hasil penelitian Tim Naskah Akademis Badan Pembinaan Hukum Nasional menunjukkan bahwa dalam praktik, para agen dalam memperoleh barang dari prinsipal dengan cara membeli atau dengan cara memperoleh kuasa untuk menjual. 31 Meskipun keagenan di Indonesia bukan ataupun tidak identik dengan agency law dalam sistem common law, tetapi perjanjian keagenan dapat mengandung unsur perjanjian pemberian kuasa seperti yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Perdata. Perjanjian pemberian kuasa dalam Kitab Undang- Undang Perdata mempunyai persamaan dan perbedaan dengan agency law dalam sistem common law. Jika agen bertindak untuk dan atas nama prinsipal, tentunya agen bertanggung jawab terhadap segala transaksi dan perbuatan agen dalam batas wewenang yang diberikan seperti, kualitas produk, wanprestasi, dan perbuatan melawan hukum, sebaliknya jika agen bertindak untuk diri sendiri, maka prinsipal tidak bertanggung jawab atas transaksi dan perbuatan yang dilakukan oleh agen. 32 Mengingat lembaga keagenan digunakan sebagai sarana transaksi global dan terbuka kemungkinan untuk melakukan choice of law, maka pembahasan terhadap hakim common law telah memberikan suatu aturan kapan suatu pihak bertindak untuk dan atas nama orang lain dan kapan suatu pihak bertindak sebagai indepentdent contractor yang bertindak untuk dirinya sendiri. Jika agen bertindak 31 Ibid., hal. 39. 32 Ibid., hal. 40. untuk dan atas nama prinsipal, tentu saja prinsipal harus bertanggung jawab terhadap perbuatan agen yang merugikan konsumen. 33

C. Dasar Hukum Perjanjian Keagenan

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas dan Konsistensi Mutu Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Mangkei Perdagangan

9 90 41

Analisis Konsistensi Mutu dan Rendemen CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

7 58 77

Analisis Kehilangan Crude Palm Oil pada Pabrik Kelapa Sawit Bah Jambi PT. Perkebunan Nusantara IV

34 131 131

Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen Crude Palm Oil (CPO) Di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)

12 54 85

Analisa Kadar Asam Lemak Bebas Dari Crude Palm Oil ( CPO ) Pada Tangki Timbun Di PT. Sarana Agro Nusantara

3 67 36

Analisis Pemasaran CPO(Crude Palm Oil)PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) (Studi Kasus : Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) dan Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT Perkebunan Nusantara I-V Cabang Medan)

12 61 159

Analisis strategi pemasaran minyak kelapa swawit 9Crude palm oil) pada PT. Kharisma pemasaran bersama Nusantara Jakarta

21 96 136

Analisis peramalan penjualan minyak sawit kasar atau crude palm oli (CPO) pada PT. Kharisma pemasaran bersama (KPB0 Nusantara di Jakarta

6 86 151

Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

1 1 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggung Jawaban Agen Pemasaran Atas Penjualan Crude Palm Oil (CPO) PT Perkebunan Nusantara Ii Di Kota Medan (Studi Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)

0 0 33