Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Korupsi merupakan tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiriorang lain perseorangan
atau sebuah korporasi, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian negara, yang dari segi materiil
perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.
2.1.2.2 Pengertian Pendidikan Anti Korupsi
Dalam kurikulum nasional pendidikan di Indonesia, istilah korupsi relatif belum banyak yang mengenalnya. Dalam undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional secara eksplisit istilah pendidikan anti korupsi tidak disebutkan. Dengan demikian pendidikan
anti korupsi dapat dipandang sebagai hasil dari inovasi pendidikan. Hasil ini sesuai dengan dinamika masyarakat, dari masyarakat yang otoritarian
dengan ciri ketertutupan menuju masyarakat demokratis yang menjunjung tinggi keterbukaan dan kejujuran.
Menurut Burhanuddin 2014:113 Pendidikan anti korupsi merupakan langkah pencegahan sejak dini terjadinya korupsi. Strategi ini
mempunyai dampak yang baik dalam menanggulangi korupsi, hanya saja pendekatan preventif ini memang tidak dapat dinikmati secara langsung,
tetapi akan terlihat hasilnya dalam jangka yang panjang. Berbeda dengan pendekatan represif yang mengandalkan jalur hukum sehingga terlihat
agresif menyidangkan dan memenjarakan orang yang bersalah, termasuk tersangka yang terbukti melakukan korupsi.
Menurut Sumiarti dalam Burhanuddin, 2014:114 Pendidikan anti korupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi
korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap bentuk
korupsi. Mentalitas anti korupsi ini akan terwujud jika setiap orang secara sadar membina kemampuan generasi mendatang untuk mampu
mengidentifikasi berbagai kelemahan dari sistem nilai yang mereka warisi dan memperbaharui sistem nilai warisan dengan situasi-situasi yang baru.
Pendidikan anti korupsi berhubungan dengan pendidikan moral. Menurut Zubaidi dalam Burhanuddin, 2014:114 Pendidikan moral harus
memberikan perhatian pada tiga komponen karakter yang baik, yaitu 1 pengetahuan tentang moral, 2 perasaan tentang moral, dan 3 perbuatan
bermoral.
2.1.2.3 Nilai-nilai dalam Pendidikan Anti Korupsi