Pelatihan Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja SMK3

perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervise medis dan pemeriksaan kesehatan. b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai instruksi peralatan industri dan alat pelindung diri. c. Pengawasan, agar ketentuan UU wajib dipenuhi. d. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan, dan peralatan lainnya. e. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor lingkungan, teknologi, dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan. f. Penelitian fisiologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan. g. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi. h. Pendidikan. i. Latihan-latihan. j. Penggairahan, pendekatan lain agar bersifat selamat. k. Asuransi, yaitu insentif untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan.

2.4.1 Pelatihan

Menurut Arep dan Tanjung 2002, pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia terutama dalam hal pengetahuan knowledge, kemampuan ability, keahlian skill, sikap. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang ilmu yang harus dikuasai pada suatu posisi. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk menangani tugas-tugas yang diamanahkan. Keahlian yang dimaksud adalah beberapa keahlian yang diperlukan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Sedangkan sikap yang dimaksud adalah emosi dan kepribadian yang harus dimiliki agar suatu pekerjaan berhasil dengan sukses. Kebutuhan pelatihan lahir dari kebutuhan memperkecil kesenjangan kompetensi guna memperbaiki kinerja. Kebutuhan pelatihan adalah kesenjangan kompetensi yang dapat diatasi dengan diadakaannya pelatihan. Kompetensi adalah kemampuan dan keterampilan yang diisyaratkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas pokoknya, sedangkan kompetensi aktual adalah kemampuan kerja yang telah dimiliki dalam melaksanakan tugas pokoknya Badan PSMP, 2001. Kesenjangan kompetensi meliputi masalah kognitif kurang pengetahuan, masalah psikomotor kurang keterampilan dan masalah afektif sikap, nilai-nilai dan minat yang kurang mendukung optimalisasi kinerja. Pemrograman pelatihan tidak dapat didasarkan pula pada kebutuhan yang dapat dirasakan saja. Tidak semua kebutuhan seseorang merupakan kebutuhan yang diketahui perceived needs olehnya. Walaupun itu merupakan kebutuhan aktual actual needs atau riil real needs maupun terasakan felt needs baginya Alimin, 2004. Suatu kebutuhan akan terasakan apabila ada hal-hal yang diyakini perlu diperhatikan oleh seseorang, meskipun belum menjadi kebutuhan nyata baginya. Sebaliknya mungkin saja ada kebutuhan nyata seseorang yang belum dipahaminya.

2.4.2 Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja SMK3

Salah satu bentuk upaya dalam mengendalikan kecelakan akibat kerja yaitu dengan menerapkan Sistim Manajemen K3 atau biasa dikenal dengan istilah SMK3 . SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, serta pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif PER.05MEN1996. Seperti yang disajikan pada Gambar 1. Sumber : Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Gambar 1 Sistem Model SMK3. Peningkatan berkelanjutan Peninjauan ulang dan peningkatan manajemen Pengukuran Pelaksanaan Komitmen dan Kebijaksanaan Perencanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Pemahaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja K3 sangat perlu diperhatikan. Hal ini terkait dengan produktivitas. Bila K3 diabaikan maka produktivitas tidak akan bagus. Banyak pihak yang tidak menyadari arti penting K3 baik itu perusahaan maupun karyawan. Tuntutan untuk terus menerus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja sebenarnya gencar terjadi di Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini hendaknya setiap perusahaan yang menghasilkan produk harus memenuhi salah satu syarat, yakni Environment Health and Safety. PT. Sarpatim merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan. Oleh karena itu perlu perhatian khusus mengenai evaluasi pemahaman terhadap K3 perusahaan. Evaluasi tersebut berperan untuk perbaikan pada sistem manajemen K3 yang telah ada SMK3. Penilaian evaluasi tersebut dilihat dari observasi di lapangan dan dengan melakukan wawancara terhadap pihak yang terkait seperti perusahaan, dan pekerjaoperator. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner secara kualitatif yaitu dengan analisis deskriptif. Kerangka penelitian ini diawali dengan proses pra penelitian menyangkut izin penelitian dan surat tugas. Kemudian selanjutnya dilakukan proses wawancara di lapangan. Informasi yang disampaikan merupakan gambaran umum dari perusahaan. Hasil dari wawancara diukur dengan menggunakan skala Likert yang didapatkan dari kuisioner. Data yang diperoleh dari kuisioner hasil wawancara diolah dengan menggunakan uji peringkat Spearman dan uji Wilcoxon. Aspek kompetensi yang akan diuji menggunakan Spearman dan Uji Wilcoxon adalah knowledge, skill, attitude dan kemudian mengevaluasinya. Kuisioner diisi oleh manager SDM, atau unit yang menangani bidang K3. kemudian para pekerja di lapangan atau biasa disebut dengan operator, dan kontrol atau standar yang mengacu pada kode praktis ILO tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Kehutanan. dapat dilihat pada Gambar 2. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah interpretasi data dan alternatif strategi untuk penerapan K3 yang efektif dan efisien.

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Sistem Manajemen K3 (Smk3) Dalam Memberikan Perlindungan Dan Meningkatkan Produktivitas Pekerja (Studi Pada Pt.Telkom Divre I Sumatra Dan Pt.Coca-Cola Bottling Indonesia)

18 134 183

Tinjauan Mengenai Aspek Perencanaan Hutan di Areal HPH PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

0 10 68

Analisis komposisi jenis dan struktur tegakan di hutan bekas tebangan dan hutan primer di areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

0 14 110

Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan Di Iuphhk – Ha (Studi Kasus Di Iuphhk – Ha Pt.Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah )

1 18 96

Pendugaan emisi karbon potensial akibat pemanenan kayu secara mekanis pada hutan alam tropis (studi kasus di IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)

0 29 76

Penyusunan Tabel Volume Lokal Jenis Keruing (Dipterocarpus spp.) di IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

1 15 104

Potensi Reduksi Emisi Karbon Melalui Pengelolaan Hutan Alam Produksi (Studi Kasus di IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)

0 2 32

Pemetaan Stok Karbon Tegakan Hutan Menggunakan Citra Landsat ETM+ di PT. Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

0 3 40

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

0 3 42