BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Perusahaan
PT. Sarmiento Parakantja Timber bekerja atas dasar Surat Keputusan Izin Usaha Pengusahaan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam No. 266Menhut-II2004
tanggal 21 Juli 2004. Luas areal berdasarkan SK Menhut tersebut adalah seluas 216.580 Ha. Selain itu, PT. Sarmiento Parakantja Timber juga memiliki dasar
hukum lain yaitu berdasarkan surat Keputusan IUPHHKHA Model TPTI Intensif No. SK.77IV-BPHA2005 tanggal 3 Mei 2005.
Berdasarkan pembagian Administrasi Kehutanan, areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber termasuk ke dalam wilayah Dinas Kehutanan
Propinsi Kalimantan Tengah, yang meliputi: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruya serta Dinas Kehutanan Kotawaringin Timur dan Katingan.
Sedangkan berdasarkan pembagian kesatuan wilayah Daerah Aliran Sungai DAS, areal IUPHHKHA PT. Sarmiento Parakantja Timber termasuk dalam
wilayah Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah tepatnya dikelompok Hutan Sungai Kalek dan Sungai Nahiang. Secara geografis, areal IUPHHKHA PT. Sarmiento
Parakantja Timber merupakan areal kompak yang terletak di antara 111
o
55 BT - 112
o
19 BT dan 1
o
10 LS 1
o
57 LS
.
1. Aspek hukum
a. Pada tanggal 6 September 1972, PMA Sei Trading Company
Limited Sarmiento Enterprises dengan mitra Indonesia PT. Parakantja Djaja Raja, mendirikan PT. Sarmiento Parakantja
Timber di Jakarta yang tertuang dalam akte notaris Djojo Mulyadi, SH nomor 19 tahun 1972.
b. PT. Sarmiento Parakantja Timber mendapat kepercayaan dari
Pemerintah Departemen Pertanian untuk mengelola areal HPHIUPHHK seluas ± 170.000 ha dengan jangka waktu 20
tahun dikelompok hutan sungai Nahiang-sungai Kaleh Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah
sesuai Keputusan Menteri Pertanian nomor 219KptsUm573 tanggal 11 Mei 1973.
c. Pada tahun 1982 PT. Sarmiento Parakantja Timber dikelola oleh
PT. Kayu Lapis Indonesia PMDN sebagai akibat adanya Keputusan Bersama SKB Menteri Pertanian, Menteri
Perdagangan dan Koperasi dan Menteri Perindustrian nomor 317KptsUm51980, 196KPBV80, 182INSK51980 tanggal
5 Mei 1980, yang intinya mendorong dibangunnya industri perkayuan berintikan kayu lapis dan pembatasan ekspor kayu
bulat. Kebijakan Pemerintah ini menyebabkan banyak pemegang HPH dengan status PMA tidak meneruskan usahanya karena
tidak ingin membangun industri di Indonesia. d.
Setelah berakhirnya SK HPHIUPHHK jangka I pada tahun 1993, HPHIUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber
diperpanjang untuk periode ke-II 1992-2012 sesuai surat Menteri Kehutanan nomor 1277Menhut-IV1994 tanggal 2
September 1994 seluas ± 305.535 ha yang merupakan penggabungan areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber
dan PT. Parakantja Djaja Raja. PT. Sarmiento Parakantja Timber memperoleh perpanjangan IUPHHK
definitif seluas ± 216.580 ha untuk jangka waktu 45 tahun periode 5 Nopember 1992 sd 5 Nopember 2037 sesuai Keputusan Menteri Kehutanan nomor
SK.266Menhut-II2004 tanggal 21 Juli 2004. Jumlah tenaga kerja PT. Sarpatim per periode April 2008 yaitu sebanyak
1.129 orang yang terbagi dalam tiap-tiap bidang serta terbagi dalam penggolongan pengupahan, sedangkan untuk tenaga teknis PT. Sarpatim sendiri yaitu sebanyak
116 orang dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3 Jumlah Tenaga Teknis PT. Sarmiento Parakantja Timber No.
Bidang Jumlah Standar Kurang
Orang Orang orang 1
Sarjana kehutanan
8 5
2 Sarjana
muda kehutanan
4 8
4 3
SKMA KKMA
1 8
7 4 Cruiser
16 10
5 Penguji
kayu grader
5 5
6 Pembibitan dan
persemaian 10
10 7
Pengukur kayu
scaler 10 10
8 Permudaan dan
pemeliharaan 14
14 tanaman
9 Pengukuran dan
perpetaan 14
10 10
Pengenalan jenis
pohon 10
10 11
Pengatur produksi
dan 7
3 penebangan.
12 Teknis pencacahan
pohon 17
12
Jumlah 116 105
11 4.2 Kondisi Umum K3 Perusahaan
Pekerjaan kehutanan merupakan salah satu bidang kerja yang rentan mengalami kecelakaan. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan alat-alat berat serta
kondisi lapangan dan beban kerja yang diterima oleh pekerja sendiri. Faktor alam dan faktor dari manusia itu sendiri human error yang kerap menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja. IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan, oleh karena itu resiko terhadap kecelakaan kerja dapat terjadi. Secara garis besar untuk mencegah ataupun
meminimalkan kecelakaan kerja yang akan terjadi PT. Sarmiento Parakantja Timber telah melakukan prosedural-prosedural baik secara teknis maupun non
teknis di lapangan.
Ketua Wakil Ketua
AHLI K3 Independen
SEKRETARIS
Secara non teknis PT. Sarpatim telah membentuk Garis Besar Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3. P2K3 adalah suatu lembaga
badan yang dibentuk oleh perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani upaya-upaya keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaanya
terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja. Landasan hukum dibentuknya P2K3 itu sendiri yaitu Undang-Undang no. 1
tahun 1970 peraturan pelaksanaannya yaitu: 1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-125MEN82 tentang Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan P2K3 yang disempurnakan dengan Kepmenaker No. Kep-155MEN84.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-04MEN87 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 serta tata cara
penunjukkan ahli K3. Tujuan dari P2K3 itu sendiri yaitu sebagai lembaga yang membantu
perusahaan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara menyeluruh dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja sehingga tenaga kerja dapat bekerja secara efisien dan produktif. Struktur dari organisasi P2K3 PT. Sarpatim yaitu pada Gambar 3.
Gambar 3 Organisasi P2K3 PT. Sarpatim.
ANGGOTA
Produksi Road Administrasi Silin Peralatan BINHUT Perencanaan
Log Pond
Sedangkan untuk pedoman teknis Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Sarpatim adalah seperti berikut ini:
1. Identifikasi kondisi berdasarkan bidang kegiatan: a. Bidang Produksi.
b. Bidang Peralatan. c. Bidang Jalan.
d. Bidang Pembinaan Hutan SILIN. e. Bidang Adm. Personalia.
f. Bidang Perencanaan. g. Bidang Logpond.
2. Identifikasi sumber-sumber bahaya yang beresiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja..
3. Menyusun rencana dan program kerja K3. 4. Sosialisasi K3.
5. Pengadaan sarana dan prasarana. 6. Implementasi.
7. Monitoring dan evaluasi. Dalam upaya pengurangan tingkat kecelakaan kerja yang terjadi tiap-tiap
bidang kerja diharuskan menggunakan alat pelindung diri APD. Aturan mengenai ketentuan tentang penggunaan alat keselamatan kerja dan sanksi,
terhadap bidang pekerjaan pekerjaan yang beresiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja K3 dapat kita lihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Alat keselamatan kerja yang dipakai berdasarkan bidang dan
pekerjaannya
No BidangPekerjaan
Sumber Bahaya
Jenis Alat Pelindung Diri APD
I. Bidang Produksi
a. Penebangan
Chainsaw Helm Kerja
PohonRanting Sarung
Tangan Parang
Sepatu Kerja Masker
b. Penyaradan
Skidding Traktor Helm Kerja
Pohon, Kayu
Sarung Tangan
Lokasi Kerja Sepatu Kerja
Masker
Lanjutan Tabel 4
No BidangPekerjaan Sumber
Bahaya Jenis Alat Pelindung Diri
APD
c.Hauling Log Loader
Sepatu Kerja Loging
Truck Masker
Kayu Lokasi Kerja
d.Scaller Lokasi Kerja
Sepatu Kerja Kayu
Masker II. Bidang
Peralatan a.
Mekanik Kondisi
Pekerjaan Helm
Kerja Alat-alat kerja
Safety Shoes Tempat kerja
Safety Belf Masker
b. Electrician
Instalasi Helm Kerja
Limbah Berat Safety Shoes
Safety Belf Masker
c. WelderMachinist Api Helm Kerja
Tabung Gas Safety Shoes
Limbah Safety Belf
Welding Goggle Pelindung Dada
Masker
III. Bidang Jalan
Lokasi Kerja Helm Kerja
Dump Truck Sepatu Kerja
Buldozer Masker
Skidder IV. Bidang
BinhutSILIN Lokasi
Kerja Helm Kerja
Kayu Ranting
Kaos Tangan
Chainsaw Sepatu Boot
Parang Kaos Kaki
Masker V. Adm. Personalia Umum
a. Logistik
Lokasi Kerja Helm Kerja
BBM Sepatu boot
Api Masker
b. Pembantu Adm Umum
Mesin Potong rumput
Kaos tangan Parang
Kaca Mata pelindung Alat tukang
Sepatu Boot Jas hujan
VI. Perencanaan Lokasi Kerja
Helm Kerja PohonRanting
Kaos Tangan
Parang Sepatu boot
Kaos kaki VII.
Bidang Logpond Lokasi Kerja
Helm Kerja Tug Boat
Masker Crane
Alat-alat berat Sumber: PT. Sarmiento Parakantja Timber
Sanksi atas pelanggaran tidak memakai alat pelindung diri: 1. Teguran pertama dan kedua
2. Administratif yaitu peringatan 3. Pemutusan hubungan Kerja
Untuk tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Sarmiento Parakantja Timber berdasarkan masing-masing bidang, dapat dilihat pada Gambar 4
Kecenderungan yang terjadi yaitu kecelakaan kerja relatif meningkat terutama pada bidang produksi, road, dan silin.
Sumber: PT. Sarmiento
Parakantja Timber
Gambar 4 Kasus kecelakaan kerja di PT. Sarpatim tahun 2004- 2006.
4.3 Perusahaan