Hasil uji satistik Wilcoxon pada bidang penebangan

Ya, melaksanakan, 4 tidak melaksanakan, 2 Tidak Tahu, 13 1-5, 11 6-10, 3 11-19, 4 20-29, 1 30, 0 Gambar 9 Pengalaman kerja responden penebangan. Indikator lain tentang sejauh mana keberhasilan K3 perusahaan telah terlaksana, dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan penerapan K3 dari masing- masing responden itu sendiri. Pada kuisioner penelitian penulis memasukkan pertanyaan sejauh mana pemahaman dan penerapan tentang K3 di perusahaan. Hasil kuisioner menyebutkan bahwa persepsi pemahaman pekerja tentang K3 seperti Gambar 10. Pada bidang penebangan 13 orang 68,4 menyatakan tidak tahu tentang apa yang dimaksud dengan pemahaman dan penerapan K3 di perusahaan, 2 orang 10,5 menyatakan tidak melaksanakan K3 atau tidak paham, dan 4 21,1 orang menyatakan bahwa ya, melaksanakan K3 atau tahu dan paham tentang apa yang dimaksud dengan K3 itu serta bagaimana penerapannya di lapangan Gambar 10. Gambar 10 Pemahaman responden penebangan tentang penerapan K3.

4.4.2 Hasil uji satistik Wilcoxon pada bidang penebangan

Perbandingan antara penilaian pekerja dengan penilaian menggunakan standar ILO tehadap pemahaman K3 secara general, yang terkait dengan aspek knowledge, skill dan attitude dilakukan dengan cara uji statistik Wilcoxon menggunakan software statistik SPSS 13.0 for windows. Tabel 9 Hasil uji statistik Wilcoxon terhadap pemahaman perlindungan K3 antara penilaian pekerja bidang penebangan dengan penilaian berdasarkan standar ILO. Penebangan dengan ILO Pemahaman K3 Z -2,750 Asymp. Sig 2-tailed 0,006 0,05 Keputusan diambil dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: - angka probabilitas asymp. Sig nilai Alpha 0.05 maka Ho diterima - angka probabilitas asymp. Sig nilai Alpha 0.05 maka Ho ditolak Pada Tabel 9 dilihat dari nilai angka probabilitas penebangan mengenai persepsi pekerja terhadap pelaksanaan K3 yang ada yaitu sebesar 0,006 dan angka probabilitas tersebut kurang dari nilai Alpha = 0,05 maka keputusan yang diambil yaitu tolak Ho - hal ini berarti pemahaman perlindungan K3 antara penilaian pekerja dengan penilaian menggunakan standar ILO berbeda nyata. Maksud dari berbeda nyata disini adalah kondisi berdasarkan penilaian pekerja bisa dikatakan belum sesuai atau terjadi gap dengan kondisi yang ada di lapangan. Perbedaan dapat kita lihat dari selisih nilai antara persepsi pekerja dan kondisi dilapangan yang didapat dari pernyataan di dalam kuisioner. Tabel 10 Hasil uji statistik Wilcoxon penebangan antara penilaian pekerja dengan penilaian berdasarkan standar ILO. Nilai Knowledge Skill Attitude Z -0,767 -0,134 -2,769 Asymp. Sig 2-tailed 0,443 0,894 0,006 Alpha 0,05 0,05 0,05 Keputusan diambil dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: - angka probabilitas asymp. Sig nilai Alpha 0,05 maka Ho diterima - angka probabilitas asymp. Sig nilai Alpha 0,05 maka Ho ditolak Untuk pengambilan keputusan bisa berarti berbeda nyata bernilai positif dan berbeda nyata bernilai negatif. Begitu pula untuk pernyataan tidak berbeda nyata dapat bernilai negatif dan positif. Proses pengambilan keputusan atau hipotesis suatu masalah merupakan perbandingan antara penilaian yang dirasakan pekerja kemudian dibandingkan dengan kondisi di lapangan menggunakan standar ILO. Pada Tabel 10 jika dilihat dari nilai angka probabilitas bidang penebangan hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon menyebutkan bahwa pada aspek knowledge nilai asymp.sig = 0,443 nilai nilai Alpha = 0,05 maka keputusan yang diambil yaitu terima Ho. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata pada aspek knowledge antara penilaian pekerja dengan penilaian di lapangan menggunakan standar ILO. Pada aspek skill sendiri tidak terdapat perbedaan yang nyata pula, hal ini dapat dilihat dari nilai asymp.sig = 0,894 nilai nilai Alpha = 0,05 maka keputusan yang diambil yaitu terima Ho. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata pada aspek skill antara penilaian pekerja dengan penilaian di lapangan menggunakan standar ILO. Untuk attitude pekerja bidang penebangan memiliki nilai asymp.sig = 0.006 nilai Alpha = 0.05 maka keputusan yang diambil yaitu tolak Ho. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang nyata pada aspek attitude antara penilaian pekerja dengan penilaian di lapangan menggunakan standar ILO.

4.4.3 Selisih nilai skor rata-rata berdasarkan masing-masing aspek

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Sistem Manajemen K3 (Smk3) Dalam Memberikan Perlindungan Dan Meningkatkan Produktivitas Pekerja (Studi Pada Pt.Telkom Divre I Sumatra Dan Pt.Coca-Cola Bottling Indonesia)

18 134 183

Tinjauan Mengenai Aspek Perencanaan Hutan di Areal HPH PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

0 10 68

Analisis komposisi jenis dan struktur tegakan di hutan bekas tebangan dan hutan primer di areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

0 14 110

Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan Di Iuphhk – Ha (Studi Kasus Di Iuphhk – Ha Pt.Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah )

1 18 96

Pendugaan emisi karbon potensial akibat pemanenan kayu secara mekanis pada hutan alam tropis (studi kasus di IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)

0 29 76

Penyusunan Tabel Volume Lokal Jenis Keruing (Dipterocarpus spp.) di IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

1 15 104

Potensi Reduksi Emisi Karbon Melalui Pengelolaan Hutan Alam Produksi (Studi Kasus di IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)

0 2 32

Pemetaan Stok Karbon Tegakan Hutan Menggunakan Citra Landsat ETM+ di PT. Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

0 3 40

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Penebangan dan Penyaradan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah

0 3 42