Kendala-kendala Dalam Memberantaskan Kurir Narkotika

Tidak diaturnya pengecualian jangka waktu terhadap pengguna narkotika yang sedang atau sudah dalam tahap mantan pengguna narkotika mengakibatkan, aparat penegak hukum yang menentukan pengguna sebagai Daftar Pencarian Orang DPO akan melakukan pengawasan terhadap pengguna narkotika dimana tidak tertutup dilakukan di tempat-tempat rehabilitasi.

B. Kendala-kendala Dalam Memberantaskan Kurir Narkotika

Permasalahan mengenai kurir narkotika ini merupakan persoalan yang cukup serius dan harus mendapatkan perhatian khusus dari aparat penegak hukum apabila ingin memberantasi kejahatan narkotika dengan serius, hal ini karena kurir memiliki peranan yang cukup penting dalam melakukan peredaran narkotika, yaitu sebagai perantara gembong narkotika untuk mengedarkan narkotika kepada masyarakat, namun pemberantasan kurir narkotika tidaklah dapat dilakukan dengan mudah karena masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh aparat penegak hukum dalam memberantasnya. Adapun yang menjadi kendala-kendala aparat penegak hukum dalam memberantas kurir narkotika, antara lain: 73 1. Kendala dari segi Modus Operandi yang digunakan Kurir semakin beragam Permasalahan yang menjadi kendala dan sering sekali muncul dalam memberantas kurir narkotika, salah satunya ialah modus operandi yang digunakan oleh kurir narkotika yang semakin beragam, dimana adapun modus operandi yang selama ini sering sekali digunakan oleh kurir untuk mengedarkan narkotika, seperti: 73 Kompol Rustam Gultom, Op.Cit., Tanggal 24 November 2015 Universitas Sumatera Utara a. Kurir narkotika sering sekali melakukan transaksi dengan pembeli narkotika, dengan menyamarkan baik itu alamat tempat transaksi dilakukan maupun orangnya, sehingga hal ini mengakibatkan pihak aparat penegak hukum menjadi kualahan untuk melacak keberadaan transaksi narkotika yang dilakukan; b. Kurir narkotika sering sekali melakukan kemuflase terhadap barang-barang narkotika dengan barang-barang lain, dimana misalnya hal ini dilakukan dengan cara merubah narkotika tersebut menjadi makanan-makanan seperti kue yang mengandung narkotika, ataupun permen yang mengandung narkotika yang bertujuan untuk mengelabuhi aparat penegak hukum seperti yang baru-baru ini diberitakan oleh media televisi. 2. Kendala dari segi teknologi informasi aparat penegak hukum yang masih terbatas Terhadap kendala ini yang menjadi persoalan dalam memberantas kurir narkotika adalah bahwa teknologi informasi yang digunakan oleh aparat penegak hukum dalam memberantas narkotika masih terbatas dan senantiasa selalu ketinggalan oleh berbagai bentuk modus operandi yang digunakan oleh kurir untuk melakukan pengedaran narkotika yang semakin beragam dan sulit terlacak. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP KURIR NARKOTIKA BERDASARKAN TINJAUAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA Studi Putusan Pengadilan Negeri Kabumen Nomor. 139Pid.B2010PNKbm A. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Kurir Narkotika Di dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika mengatur sanksi terhadap kurir atau perantara narkotika. Sanksi –sanksi yang di kenakan terhadap kurir ini berbeda-beda tergantung kepada golongan narkotika, beratnya, dan bentuk narkotika tersebut, apakah bebentuk tanaman atau narkotika yang siap untuk digunakan. Berikut ini akan diuraikan beberapa sanksi pidana terhadap kurir narkotika berdasarkan golongan, berat dan bentuk narkotika tanaman maupun bukan tanaman atau siap pakai : Perbuatan Sanksi Pidana 1. Menjadi kurir atau perantara dalam transaksi narkotika Golongan I Setiap orang yang tampa hak melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Glongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp 10.000.000.000 sepuluh miliar rupiah. Pasal 114 ayat 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Menjadi kurir atau perantara narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang Universitas Sumatera Utara yang beratnya melebihi 1 satu kilogram atau melebihi 5 lima gram dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 satu kilogram atau melebihi 5 lima batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 lima gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 enam tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Pasal 114 ayat 2 3. Kurir atau perantara dalam transaksi narkotika Golongan II Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 12 dua belas tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 delapan miliar rupiah. Pasal 119 ayat 1 4. Kurir atau perantara dalam jual beli narkotika Golongan II yang beratnya melebihi 5 lima gram Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat 1 beratnya melebihi 5lima gram, pelaku dipidana dengan pidana mati,pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama20 dua puluh tahun dan pidana denda maksimumsebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Pasal 119 ayat 2 5. Kurir atau perantara dalam jual beli narkotika Golongan III Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan pidana denda paling sedikit Rp600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah. Pasal 124 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 6. Kurir atau perantara jual beli narkotika Golongan III yang beratnya melebihi 5 Lima gram Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III sebagaimana dimaksud pada ayat 1 beratnya melebihi 5lima gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda maksimumsebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 13 sepertiga. Pasal 124 ayat 2 Selain ketentuan-ketentuan mengenai kurir jual beli narkotika, UU No. 35 Tahun 2009 juga mengatur ketentuan mengenai kurir atau perantara transaksi prekursor narkotika.Dalam pasal 1 ayat 2 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang dimaksud prekursor narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika. Ketentuan pidana bagi kurir atau perantara jual beli prekursor narkotika yaitu pasal 129 UU N0. 35 Tahun 2009 yaitu berbunyi : Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20s dua puluh tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum: a. memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; b. memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; c. menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; Universitas Sumatera Utara d. membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika. Sanksi pidana terhadap kurir yang diatur dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sudah tepat untuk menjerat para kurir narkotika. Namun terkadang harus dilihat juga penerapan sanksi terhadap kurir yang hanya mengantar saja tanpa tau apa isi yang ada didalamnya, yang disuruh melakukan, terpaksa melakukan, dan diancam untuk melakukan. Jangan sampai penjatuhan pidananya disamakan dengan kurir yang memang sadar dan berkeinginan untuk menjadi kurir. Seperti halnya kasus terpidana mati Rani Andriani yang melakukan pekerjaan kurir karena dipaksa untuk melakukan perbuatan itu, apabila Rani Andriani tidak melakukannya maka nanti akan dipukuli oleh suaminya. Padahal Rani Andriani sudah mengajukan grasi ke presiden Joko Widodo , namun grasinya ditolak. Hal ini mencoreng nama keadilan, padahal Rani hanya melakukan pekerjaan di bawah tekanan bukan, dari keinginannya sendiri. Seharusnya Rani tidak di hukum dengan pidana mati. Hakim dan Jaksa Penuntut Umum JPU dalam hal ini harus betul-betul mempetimbangakan aspek ini, supaya terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Kedudukan Kurir Anak di Bawah Umur Terhadap Tindak Pidana Narkotika di Indonesia

Dokumen yang terkait

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

4 89 158

Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur Dan Penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No:770/Pid.Su

1 85 157

Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/2011/PN.Mdn)

3 76 145

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Kurir Narkotika dalam Tinjauan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kebumen Perkara Nomor 139/Pid.B/2010/PN.Kbm )

3 111 106

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

Penerapan Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Terhadap Beberapa Putusan Hakim di Pengadilan Negeri Medan)

0 47 117

Tinjauan Hukum Terhadap Rehabilitasi Sebagai Sanksi Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 13 114

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/201

0 0 38