Analisis terhadap tuntutan pidana

- 1 satu buah HP Nokia seri 1600 warna hitam dan 1 satu unit sepeda motor Honda Revo warna hitam No. Pol AA-6232-JM dikembalikan kepada Parwato als Woto bin Palim; 6. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1000 seribu rupiah

7. Anilisis Kasus a. Analisis Terhadap Dakwaan

Menurut analisis penulis bahwa dakwaan yang dijatuhkan oleh Penuntut Umum kepada Terdakwa adalah dakwaan subsideritas, dimana adapun yang dimaksud dengan dakwaan subsideritas adalah dakwaan yang berisi lebih dari satu dakwaan, dan yang apabila dakwaan kesatu telah terbukti maka dakwaan berikutnya tidak usah dibuktikan lagi. Pada kasus ini kelihatan bahwa Penuntut Umum terlihat ragu-ragu untuk menentukan Pasal mana yang lebih tepat digunakan, yaitu antara Pasal 114 Ayat 1 UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ataukah Pasal 112 Ayat 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga Penuntut Umum memilih menggunakan dakwaan subsideritas untuk menjerat Terdakwa tindak pidana kurir narkotika. Karena dengan menggunakan dakwaan subsideritas diharapkan apabila dakwaan primair tidak terbukti unsur-unsurnya, maka terdakwa masih bisa dijerat dengan dakwaan subsideir. Sehingga berdasarkan analisa tadi maka kelihatan jelas bahwa Penuntut Umum tidak mau mengambil resiko apabila dakwaan Penuntut Umum ditolak oleh Majelis Hakim.

b. Analisis terhadap tuntutan pidana

Menurut anlisis penulis terhadap Tuntutan Pidana yang dijatuhkan oleh Penuntut Umum kepada Terdakwa yaitu dengan tuntutan pidana penjara selama 5 tahun dan dikurangi selama terdakwa berada di dalam tahanan dan denda Rp. Universitas Sumatera Utara 1.000.000.000.00 satu milyar rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan dengan perintah bahwa terdakwa tetap berada dalam tahanan, adalah sudah tepat karena Penuntut Umum dalam menjatuhkan Tuntutan Pidananya tidak terlepas dari penyelidikan dan penyidikan, dimana pada hasil penyelidikan yang dilakukan ditemukan barang bukti berupa 5 bungkus sabu-sabu yang dimasukan ke dalam bungkus rokok kretek Djarum super seberat 2,766 gram dan uang tunai Rp. 15.000 lima belas ribu rupiah. Sehingga dengan barang bukti tersebut maka Penuntut Umum dalam kasus Terdakwa Parwoto sudah tepat untuk menerapkan Pasal 114 Ayat 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan sanksi pidana penjara 5 lima Tahun dan denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- satu milyar rupiah kepada terdakwa , karena hal ini didasarkan kepada bahwa terdakwa Parwoto dalam menjalankan operasinya hanya dengan barang narkotika yang relatif sedikit dan beratnya tidak lebih dari 1 Kg, dimana narkotika dengan berat tidak lebih dari pada 1 Kg tersebut termasuk pada Narkotika Golongan I, sehingga dengan begitu tepatlah Terdakwa Parwoto dijerat dengan ketentuan Pasal 114 Ayat 1 yang mengatur jenis Narkotika Golongan I, namun apabila berat dari pada narkotika yang dibawak oleh Terdakwa Parwoto melibihi 5 lima gram maka akan dikenakan Pasal 114 Ayat 2 yang hukumanya lebih berat lagi. Terdakwa walaupun dalam melakukan operasinya yang hanya dengan membawa barang narkotika yang beratnya relative sedikit, harus tetaplah di hukum, karena yang namanya narkotika walaupun relative sedikit tetapi tetaplah dapat merusak bangsa Indonesia. Universitas Sumatera Utara

c. Analisis pertimbangan hakim

Dokumen yang terkait

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

4 89 158

Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur Dan Penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No:770/Pid.Su

1 85 157

Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/2011/PN.Mdn)

3 76 145

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Kurir Narkotika dalam Tinjauan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kebumen Perkara Nomor 139/Pid.B/2010/PN.Kbm )

3 111 106

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

Penerapan Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Terhadap Beberapa Putusan Hakim di Pengadilan Negeri Medan)

0 47 117

Tinjauan Hukum Terhadap Rehabilitasi Sebagai Sanksi Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 13 114

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/201

0 0 38