Pengertian dan Dasar Hukum Undian Berhadiah

Tabel 1 Struktur Organisasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.

F. Penyelenggaraan Undian Berhadiah Pada Bank

5. Pengertian dan Dasar Hukum Undian Berhadiah

Masyarakat sangat membutuhkan kehadiran bank sebagai sarana penyimpanan maupun membantu dalam usaha kecil sampai menengah keatas. Maraknya bank yang hadir dengan berbagai layanan maupun promosi yang dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat merupakan hal yang menambah pemasaran dalam dunia perbankan lebih bervariasi. Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan menjadi keharusan untuk dijalankan. Pemasaran harus dikelola secara profesional sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi dan terpuaskan. Setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Upaya promosi biasanya dilakukan dengan iklan seperti pemberian sample, hadiah, bonus, dan undian. Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Promosi juga berfungsi untuk mengingatkan dan mempengaruhi nasabah Universitas Sumatera Utara untuk membeli produk suatu bank serta meningkatkan citra bank dimata para nasabahnya. 134 Salah satu sarana promosi yang dilakukan dalam rangka menarik minat masyarakat untuk menggunakan produk tertentu pada suatu bank yaitu dengan penyelenggaraan undian. Definisi undian menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 14AHUK2006 tentang Izin Undian adalah “tiap-tiap kesempatan yang diadakan oleh suatu badan untuk mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh hadiah berupa uang atau benda, yang akan diberikan kepada peserta-peserta yang ditunjuk sebagai pemenang dengan jalan undi atau dengan lain cara menentukan untung yang tidak terbanyak dapat dipengaruhi oleh peserta sendiri”. Dari segi normatif, undian adalah perilaku hukum yang timbul karena pacta sunt servanda kesepakatan antara para pihak yang terlibat didalamnya dan atau karena undang-undang yang memberikan izin untuk diadakannya undian tersebut. Dalam perkembangannya praktek undian semakin bergeser pada urusan hukum publik. Hukum Administrasi Negara dalam rangka mengatur tertib administrasi pelaksanaan kewenangan publik untuk masalah perizinan, pungutan pajak, dan penegakan hukum untuk tertibnya proses penyelenggaraan undian oleh instansi terkait. Terlebih lagi dengan banyaknya praktik undian yang disertai perbuatan kriminal dalam rangka perlindungan warga masyarakat dari kemungkinan menjadi korban prilaku penipuan. Solusinya diperlukan aturan 134 Kasmir. Op. Cit. hlm 156. Universitas Sumatera Utara hukum pidana untuk penerapan sanksi pidana yang dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku penipuan berkedok undian. 135 Pengaturan mengenai undian secara khusus tidak diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata KUHPer. Namun, undian merupakan suatu perbuatan hukum perdata. R. Surbekti menyebutkan bahwa “undian atau lotere menurut sifatnya juga termasuk pengertian penjudian, tetapi undian-undian yang diadakan oleh instansi-instansi resmi atau badan-badan amal dengan izin pemerintah, dianggap sudah hilang sifatnya melanggar kesusilaan dan tidak lagi tunduk pada ketentuan- ketentuan yang telah dibicarakan disini”. 136 Undian merupakan perikatan yang bersumber pada perjanjian khusus tentang perjanjian untung-untungan dan termasuk kedalam hukum perdata tentang perikatan. Pengertian perjanjian untung-untungan tercantum pada Pasal 1774 Kitab Undang-undang Hukum Perdata KUHPer yang berbunyi “suatu persetujuan untung-untungan adalah perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”. Para pihak yang ikut dalam perjanjian belum dapat memastikan mengenai hasil dalam perjanjian yang dibuatnya, artinya apabila pihak tersebut akan mendapatkan hasil dari suatu perjanjian atau tidak sama sekali belum dapat dipastikan. Apabila salah satu pihak mendapatkan hasil untung dari perjanjian itu, maka berhak atas prestasi yang diperjanjikan sebelumnya dan memiliki hak untuk 135 “ Laporan Akhir Undian Pak Herma” , http:www.bphn.go.iddatadocuments2013_laporan_akhir_undian_pak_herman , diakses tanggal 11 Juni 2015, pukul 15.43. 136 R.Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993, hlm 138. Universitas Sumatera Utara menuntut prestasi, sedangkan apabila pihak tersebut mendapatkan kerugian, maka tidak berhak atas prestasi yang diperjanjian sebelumnya. Subyek undian merupakan pihak dalam undian. Dalam penjelasan umum Undang-undang No. 22 Tahun 1954 tentang Undian menentukan bahwa “pada suatu pihak penyelenggara undian dengan mudah dapat memperoleh uang yang diperlukannya dan dilain pihak para peserta mempunyai harapan untuk memperoleh hadiah yang jauh lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan jumlah uang yang dikeluarkannya untuk menjadi peserta dalam undian ”. Objek perjanjian undian berupa uang maupun benda yang telah dijanjikan oleh penyelenggara. Dalam penjelasan Pasal 1 ayat 2 Undang-undang No.22 Tahun 1954 tentang Undian meny ebutkan “dengan perkataan hadiah berupa uang atau benda diartikan pula segala hadiah yang dapat dinilai dengan uang”. Pada saat ini praktik undian berhadiah diberbagai perusahaan penyedia barang dan jasa telah menjadi fenomena yang menggejala sangat luas. Mekanisme undian berhadiah telah diatur dalam tataran hukum formal. Dalam hukum formal yang berlaku di Indonesia, penyelenggaraan undian berhadiah dilaksanakan berdasarkan : a. Undang-undang No. 22 Tahun 1954 tentang Undian; b. Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; c. Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan; d. Peraturan Pemerintah No. 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian; e. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2007 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; f. Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggaraan Undian; g. Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 73HUK2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Izin dan Penyelenggaraan Undian Gratis; Universitas Sumatera Utara h. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 13HUK2005 tentang Izin Undian.

6. Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Penyelenggaraan Undian Berhadiah