berasal dari Allah dan untuk Allah”.
12
Kalimat ini merupakan ungkapan terima kasih yang ditunjukkan kepada Allah atas segala nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya.
13
Bila hal tersebut diajarkan Nabi untuk diucapkan ketika seseorang bersin, hal ini mengisyaratkan bahwa dalam bersin terdapat sesuatu yang istimewa sehingga patut
untuk disyukuri. Hal ini mengundang pertanyaan-perrtanyaan dari Rasulullah tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang akan digunakan sebagai skripsi dengan
judul KAJIAN HADIS TEMATIK SEPUTAR BERSIN: PERSPEKTIF ILMU MEDIS
.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi masalah dalam skripsi ini berupa:
a. Aspek-aspek esensial apa saja yang terdapat dalam anjuran hadis untuk
mengucap syukur ketika seseorang bersin? b.
Apa Manfaat bersin dari sisi kesehatan, sehingga Nabi menganjurkan pelakunya mengucap syukur, dan orang lain yang mendengarnya
dianjurkan untuk mengucap “yarḥamukallah” c.
Bagaimana adab ketika bersin dalam Islam?
12
Abdul Malik Abdul Karim Amrullah, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986, Cet. I, h. 78
13
Muhammad al-Ghazali, Tafsir al-Ghazali: Tafsir Tematik al- Qur’an 30 Juz Surat 1-26, terj.
Safir al-Azhar Yogyakarta: Islamika, 2004, h. 3
2. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan mengenai judul di atas, maka penulis perlu untuk melakukan pembatasan pembahasan agar penulisan skripsi ini lebih terfokus,
sistematis, dan tidak melebar. Dalam penelitian ini penulis menjelaskan penelitian terhadap hadis-hadis tentang bersin yang tertuju pada poin-poin di atas dengan
mengkaji hadis-hadis yang setema. 3.
Perumusan Masalah Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, perlu perumusan masalah
yang menjadi pokok dalam skripsi ini. Sehingga secara garis besar, yang menjadi pokok dari skripsi ini adalah bagaimana meninjau hadis seputar bersin dengan
menggunakan pendekatan ilmu medis.
C. Metodologi Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan library research dengan menggunakan sumber-sumber data dari bahan-bahan tertulis dalam bentuk kitab,
buku, majalah dan lain-lain yang relevan dengan topik pembahasan. Dalam peneli
tian ini penulis menggunakan metode kajian hadis maudhu‟i. Secara etimologi, kata
maudhu’i berarti meletakkan sesuatu atau merendahkannya,
sehingga kata maudhu’i merupakan lawan kata dari al-raf’u mengangkat
14
. Mustafa Muslim berkata bahwa yang dimaksud
maudhu’i adalah meletakkan sesuatu pada suatu tempat sehingga yang dimaksud metode
maudhu’i adalah mengumpulkan ayat- ayat yang bertebaran dalam al-
Qur‟an atau hadis-hadis yang bertebaran dalam kitab- kitab hadis yang terkait dengan topik tertentu atau tujuan tertentu kemudian disusun
sesuai dengan sebab-sebab munculnya dan pemahamannya dengan penjelasan, pengkajian dan penafsiran dalam masalah tertentu tersebut
15
. Menurut al-Farmawi, Metode maudhu‟i adalah mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dengan satu topik
atau satu tujuan kemudian disusun sesuai dengan asbab al-wurud dan pemahamannya yang disertai dengan penjelasan, pengungkapan dan penafsiran tentang masalah
tertentu tersebut
16
. Berdasarkan penjelasan di atas, metode maudh
ū’i harus memenuhi beberapa unsur yaitu:
1. Menentukan topik atau judul yang akan dikaji
2. Mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dengan topik yang telah ditentukan
3. Melakukan pensyarahan atau pengkajian sesuai dengan tema
14
Ab ȗ al-Husain Ahmad ibn Fāris ibn Zakāriya, Mu’jam Maqāyis al-Lugah Bairut: Dār al-
Fikr, t.th., vol. 2 h. 218.
15
Mustāfā Muslim, Mabāhis fī al-Tafsīr al-Maud
ȗ
’ī Cet. I; Damasqus: Dār al-Qalam, 1410 H1989 M h. 16.
16
Abd al-Hayy al- Farmāwī, al-Bidāyah fī al-Tafsīr al-Maud
ȗ
’ī Dirāsah Manhajiah Maud
ȗ
’iyah. diterj. Rosehan Anwar dan Maman Abd Jalil, Metode Tafsir Maudhui. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1423 H2002 M, h. 44.
4. Memilih salah satu atau seluruh aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis
yang terkait dengan tema. Sedangkan langkah-langkah pengkajian hadis dengan metode maudh
ū’i antara lain dapat dilakukan dengan:
a. Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas
b. Menghimpun atau mengumpulkan data hadis-hadis yang terkait dalam
satu tema, baik secara lafaz maupun secara makna melalui kegiatan takhrij al-hadis
c. Melakukan kategorisasi berdasarkan kandungan hadis dengan
memperhatikan kemungkinan perbedaan peristiwa wurudnya hadis tanawwu‟ dan perbedaan periwayatan hadis.
d. Melakukan kegiatan i‟tibar
17
dengan melengkapi seluruh sanad e.
Melakukan penelitian sanad yang meliputi penelitian kualitas pribadi perawi, kapasitas intelektualnya dan metode periwayatan yang
digunakan. f.
Melakukan penelitian matan yan meliputi kemungkinan adanya illat cacat dan syaz kejanggalan.
17
I‟tibar adalah suatu proses yang membandingkan antara beberapa riwayat untuk mengetahui apakah perawinya itu sendiri meriwayatkan hadis tersebut ataukah ada perawi lain yang
meriwayatkannya. Jika ada perawisanad yang lain, apakah kedua sanad itu sama di tingkat sahabat ataukah berbeda? Jika sama ditingkat sahabat akan tetapi berbeda ditingkat setelah disebut berarti
hadis tersebut ada muta’bi’-nya, jika berbeda ditingkat sahabat maka hadis tersebut ada syahid-nya.
Abd Haq ibn Saifuddin al- Dahlawī, Muqaddimah fī U
ș ȗ
l al- Hadīs Cet. II; Bairut: Dār al-Basyāir al-
Islāmiyah, 1406 H1989 M, h. 56-57. Bandingkan dengan Mahmud al-Ţahhān, Taisīr Musţalah al- Hadīs, Cet.II; al-Riyādh: Maktabah al-Ma‟ārif, 1407 H1987 M, h. 142.
g. Mempelajari term-term yang mengandung arti serupa
h. Membandingkan berbagai syarah hadis
i. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis atau ayat-ayat pendukung
j. Menyusun hasil penelitian menurut kerangka besar konsep.
18
Sumber utama penelitian ini adalah al-Kutub al-Tisah yang memuat hadis- hadis tersebut dengan syarh-nya. Dalam pelacakan dan penelusuran hadis tersebut
dalam al-Kutub al- Tis’ah, penulis menggunakan metode takhrīj hadis dengan
menggunakan kamus hadis melalui petunjuk lafal hadis dengan kitab al- Mu’jam al-
Mufahras li Alfãz al- Ḥadīs dan kata kunci tema hadis dengan kitab Miftãh Kunūz
al-Sunnah. Di samping itu, digunakan juga jasa komputer dengan program CD Lidwa yang mampu mengakses sembilan kitab sumber primer hadis. Sedangkan sumber
penunjangnya adalah kitab-kitab dan buku-buku yang relevan dengan kajian ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis, yaitu
sebuah metode yang bertujuan memecahkan permasalahan yang ada, dengan menggunakan teknik deskriptif yakni penelitian, analisa dan klasifikasi.
19
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan linguistik, dengan analisis pendekatan
ilmu kedokteran untuk mengungkapkan aspek esensial apa saja yang terkandung dari aktivitas bersin tersebut, selain dari aspek normatifnya.
18
Arifuddin Ahmad, Metode Tematik dalam Pengkajian Hadis. Op.Cit. h. 20-21
19
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Bandung: Tarsito, 1994, hlm. 138-139.
D. Tujuan Penelitian