13
BAB II
TINJAUAN MEDIS SEPUTAR BERSIN
A. Definisi, Anatomi dan Fisiologi Hidung
Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril yang menyaring udara untuk pernapasan.
1
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah dan meskipun tidak mutlak untuk hidup, hidung memiliki banyak
fungsi, di antaranya; hidung adalah organ indera penghidu penciuman yang juga membantu indera pengecapan dengan membedakan ciri makanan. Organ ini juga
membantu mengatur kelembaban udara yang diinspirasi, berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel dari udara inspirasi dan juga berperan dalam resonansi bicara dan
pengaturan aliran udara selama inspirasi
2
. Meskipun kita dapat bernapas melalui mulut dan hidung, namun bernapas melalui hidung lebih mudah, berdaya guna dan
menyenangkan.
3
Udara yang sangat panas, dingin, dengan kelembaban tinggi atau rendah dan mengandung polusi berat, diolah terlebih dahulu oleh hidung sehingga
tidak menimbulkan gangguan. Hidung berfungsi pula sebagai panca indera yang dapat membedakan udara busuk dari yang baik.
4
1
http:id.wikipedia.orgwikiHidung , diakses pada 27 Maret 2014, pukul 14:00
2
Brahm U. Pendit, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, vol. 2 Praktik terj., Jakarta: EGC, 2005, cet. I, h. 72
3
Karnen Bratawidjaja, dkk., Mengenal Alergi; Edisi Revisi 2013, Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2013, h. 95
4
Karnen Bratawidjaja, dkk., Mengenal Alergi; Edisi Revisi 2013, Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2013, h. 96
Hidung terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Hidung bagian luar adalah suatu struktur berbentuk piramid yang terletak di sepertiga tengah wajah. Struktur
hidung manusia terdiri dari tulang, tulang rawan, jaringan fibrosa dan kulit
5
. Dan fitur eksternal dari hidung atau jenis hidung tergantung pada tulang dan tulang rawan.
Menurut bentuk dan ukuran hidung manusia, mereka dapat diklasifikasikan ke dalam jenis yang berbeda seperti Romawi atau bengkok, Yunani atau lurus, Nubia, elang,
pesek, dan pergantian up jenis. Ras manusia dapat diidentifikasi dengan jenis hidung, misalnya, orang Eropa memiliki panjang, sempit, elevasi besar ketinggian ujung
hidung di atas bibir, dan vertikal mengatur lubang hidung. Kerangka hidung juga dibentuk oleh tulang-tulang etmodialis, sfenodialis,
maksilaris, dan frontalis. Hidung internal bagian dalam terletak di antara atap mulut dan dasar kranium dan terletak di sebelah anterior terhadap nasofaring. Udara masuk
ke dalam rongga hidung kanan dan kiri melalui dua lubang hidung nares
6
. Septum nasalis yang membagi hidung menjadi dua terletak di garis tengah. Septum memiliki
kerangka tulang dan tulang rawan. Tulang rawan membentuk bagian anterior kolumela, sedangkan vomer dan lempeng perpendikularis tulang etmoidalis
membentuk bagian atas, bawah dan posterior.
7
5
Brahm U. Pendit, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, vol. 2 Praktik terj., Jakarta: EGC, 2005, cet. I, h. 72
6
Daniel S. Wibowo, Anatomi Tubuh Manusia, Jakarta: Grasindo, tt., h. 68
7
Brahm U. Pendit, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, vol. 2 Praktik terj., Jakarta: EGC, 2005, cet. I, h. 72
Tepat di pintu masuk lubang hidung terdapat vestibula, yang dilapisi oleh kulit dan rambut kaku, berfungsi untuk menyaring partikel-partikel agar partikel tersebut
tidak masuk ke dalam paru. Setelah vestibula, lapisan dalam dari bagian interior hidung sampai ke paru terbentuk dari membran mukosa. Tulang-tulang turbinatus
konka dijumpai di dinding-dinding lateral masing-masing rongga. Fungsi utama tonjolan ini adalah melembabkan dan mengatur suhu udara. Dengan demikian,
tulang-tulang ini memiliki ketebalan dan vaskularisasi terbesar di hidung. Tulang wajah di sekitar wilayah hidung berisi sinus. Secara anatomis, sinus
adalah rongga udara berongga yang dilapisi oleh selaput lendir mirip dengan rongga hidung, dan mereka juga dikenal sebagai sinus paranasal
8
. Ada empat sub kelompok sinus, diklasifikasikan berdasarkan tulang yang sinus yang hadir. Mereka frontal,
maksila, ethmoid, dan sphenoid sinus. Di antara keempat sinus, sinus ethmoid terletak di sekitar area jembatan hidung. Kelainan pada salah satu sinus paranasal
menyebabkan masalah sinus
9
. Hidung adalah bagian yang penting dalam melakukan proses pernapasan selain
pangkal tenggorokan larink
10
, batang tenggorokan trachea
11
dan paru-paru
12
. Pada
8
Brahm U. Pendit, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, vol. 2 Praktik terj., Jakarta: EGC, 2005, cet. I, h. 74
9
http:www.biologi-sel.com201306struktur-hidung-manusia.html , diakses pada 27 Maret
2014, pada pukul 16:35
10
Pangkal tenggorokan larink adalah bagian yang membesar di bagian atas trakea vertebrata yang pada manusia sering disebut dengan jakun. Lempeng-lempeng tulang rawan dalam dindingnya
digerakkan oleh otot untuk membuka dan menutup glotis. M. Abercrombie dkk. Kamus Lengkap Biologi, h. 362
11
Batang tenggorokan trachea adalah saluran napas antara larin dan paru-paru yang memiliki banyak kelenjar lendir. Saluran ini tersusun atas tulang rawan yang elastis sehingga mudah
proses pernapasan, udara yang memasuki hidung mengalami tiga perlakan agar hasil dari pernapasan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Perlakuan pertama adalah
penyaringan udara yang dilakukan oleh rambut-rambut halus silia
13
dan selaput lendir yang berada di posisi paling depan dalam rongga hidung. Pada bagian ini, bila
ada debu yang masuk akan disapu oleh rambut halus dan keluar dengan udara pernapasan yang keluar. Tetapi bila hal ini tidak berhasil, maka kotoran tadi akan
dilarutkan oleh lendir hidung yang kemudian menjadi ingus. Kemudian setelah mengalami penyaringan, suhu udara yang masuk disesuaikan dengan suhu tubuh, hal
ini terjadi di bagian hidung yang berlekuk yang disebut conchae
14
. Lalu setelah penyesuaian tersebut, udara lalu diatur kelembabannya.
Jadi, hidung berfungsi untuk melembabkan udara yang dihirup dan sebagai filter terhadap gas-gas, bahan kimia dan bahan-bahan lain yang berbahaya. Bila bahan
tersebut dapat lolos dan masuk ke saluran napas bagian bawah, akan timbul refleks
membesar untuk memasukkan oksigen lebih banyak ke paru-paru. Wildan Yatim. Kamus Biologi Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003, cet. II, h. 834
12
Paru-paru adalah organ pernapasan pada mamalia, reptilia, amphibia, dan burung yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Pada mamalia, paru-paru memiliki dua kantong elastis yang
dapat dikembangkempiskan sedemikian rupa sehingga udara pernapasan keluar masuk secara terus- menerus. Collins Gem, Kamus Saku Biologi, terj. Nawangsari S. Jakarta: Erlangga, 1996, cet. I, h. 97
13
Silia atau Rambut getar adalah tonjolan gerak sel yang bergerak atau mengayuh ke satu arah dan kembalinya meliuk rendah. Keseluruhan silia yang menyusun permukaan suatu saluran
bergerak berirama yang bila dilihat di bawah mikroskop elektron tampak seperti pada ilalang yang ditiup angin. Pada hewan tingkat tinggi termasuk manusia, silia terdapat pada jaringan epitel selaput
yang dimiliki oleh saluran napas dan saluran kelamin. Wildan Yatim, Kamus Biologi, h. 217
14
Wildan Yatim, Kamuss Biologi Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003, cet. II, H. 448
batuk untuk mengeluarkannya. Tetapi bila bahan-bahan tersebut sampai juga di paru, maka akan menimbulkan radang dan mungkin kerusakan yang menetap
15
. Hal-hal yang dapat mengganggu fungsi hidung antara lain:
16
Udara sangat kering yang ditimbulkan pemanasan rumah atau pabrik
yang berlebihan
Asap rokok, dapur, pembakaran sampah, dan lain-lain
Dekongestan dalam bentuk tetes atau semprot hidung yang berlebihan
infeksi
B. Definisi dan Urgensi Bersin