terendah 30
o oo
pada T3 dan T6 dan tertinggi 35
o oo
pada T1. Hasil pengukuran pada Stasiun ST2-tikus rerata salinitas juga berada dalam kisaran normal air laut
yaitu 32,57
o oo
, sedikit lebih tinggi dibanding Stasiun ST2-pari. Salinitas cenderung stabil dan hanya sedikit berfluktuatif pada saat T3 dan T4 dengan
kisaran antara 29
o oo
pada T4 sampai 35
o oo
pada T0 dan T1. Kecenderungan salinitas pada kedua stasiun sedikit berbeda, dimana
Stasiun ST1-pari lebih berfluktuatif dan cenderung bervariasi dibanding ST2- tikus. Kisaran salinitas terlihat juga cenderung sama dengan salinitas maksimal
sampai 35
o oo
, namun salinitas minimal sedikit lebih rendah pada ST2-tikus yaitu mencapai 29
o oo
. Namun secara keseluruhan pola salinitas pada kedua stasiun ada variasi namun cenderung sama. Perubahan signifikan salinitas
berpengaruh terhadap kematangan gonad dan keberhasilan penempelan larva karang pada substrat Bierkeland, 1997
4.3.6 Kosentrasi Nutrien Kadar Fosfat
Pengukuran kosentrasi Fosfat pada Stasiun ST1-pari terlihat terlihat cukup fluktuatif dengan rerata 0,047 mgL. Kosentrasi Fosfat tertinggi yaitu 0,1 mgL
didapat dari hasil pengukuran pada T4 dan T6 sedangkan hasil terendah yaitu 0,02 mgL pada T3. Secara keseluruhan hasil pengukuran pada setiap periode
pengamatan sangat fluktuatif dan bervariasi dan cenderung berada di bawah 0,047 mgL. Pada Stasiun ST2-tikus reratanya adalah 0,046 hampir sama dengan ST1-
pari. Kosentrasi Fosfat juga terlihat fluktuatif dimana kosentrasi tertinggi mencapai 0,1 mgL pada T0, T2 dan T5 sedangkan nilai terendah adalah 0,01
mgL pada T1. Berbeda dengan Stasiun ST1-pari, kosentrasi Fosfat pada ST2- tikus cenderung berada sama atau di atas 0,04 mgL
Kandungan nutrien Fosfat pada kedua stasiun terlihat sama-sama berfluktuatif dengan kecenderungan semakin meningkat selama bulan
pengamatan. Peningkatan ini terlihat pada Stasiun S2-tikus lebih tinggi dibanding Stasiun S1-pari. Sebaliknya peningkatan maksimal kosentrasi Fosfat diperoleh
pada Stasiun S1-pari yaitu mencapai 0,1 mgL sedangkan penurunan minimal didapat pada Stasiun S2-tikus yaitu 0,01 mgL.
Gambar 7. Variasi kosentrasi Posfat pada kedua stasiun selama
pengamatan
Kadar Fosfat perairan normal berkisar antara 0,01 – 1,68 mgL Sutamihardja, 1987 pada perairan tersubur mendekati 0,60 mgL Ilahude dan
Liasaputra, 1980 nilai ambang oleh MenLH 2004 yaitu 4,9 mgL untuk biota dan wisata bahari. Penelitian kandungan Fosfat untuk pertumbuhan optimal
karang belum banyak dilakukan. Rudi 2006 mengukur kandungan Fosfat di perairan depan tubir terumbu Utara Gugus Pulau Pari berkisar antara 0,001 –
0,033 mgL. Hasil pengukuran Cuet et al 2010 di perairan rataan terumbu La Reunion Island, Lautan Hindia mendapatkan kosentrasi Fosfat lebih tinggi pada
perairan dengan kecepatan arus lebih tinggi dibanding dengan kecepatan arus lemah.
Kadar Nitrat
Hasil pengukuran kosentrasi nitrat pada Stasiun ST1-pari menunjukan kecenderungan yang relatif stabil pada awal pengamatan T0-T3 dan kemudian
berfluktuatif pada akhir pengamatan T3-T5 dengan rerata 0,56 mgL. Selama pengamatan T0-T6 kosenterasi nitrat cukup tinggi dari kisaran normal air laut,
dimana kosenterasi terendah mencapai 0,3 mgL pada T5 dan tertinggi yaitu 0,7 mgL pada T3 dan T6. Agak berbeda dengan Stasiun ST1-pari, kosentrasi nitrat
pada Stasiun ST2-tikus lebih bervariasi dan cukup berfluktuatif selama bulan