Sorokin, 1993 ; Richmond, 1997. Sering pembentukan koloni baru hewan karang dari fragmen gagal terjadi akibat terlepas kembali oleh arus atau
gelombang yang kuat Knowlton et al, 1981. Pada kondisi tertentu beberapa jenis hewan karang jaringan atau polip
yang ada pada fragmen karang dapat terlepas dan berenang bebas atau terbawa arus sampai menemukan substrat yang tepat untuk menempel dan tumbu
membentk koloni baru. Kejadian ini dikenal dengan polyp bailout yang selalu aktif melepaskan diri dari jaringanskleton induk. Pada cara yang sama, sebagian
hewan karang dapat melepaskan bola-bola jaringan hidupnya dari sekitar skleton yang telah mati atau pelepasan ooze dari kalis polip yang kemudian
terdifferensiasi menjadi polip baru yang tumbuh menjadi koloni hewan karang baru Highsmith, 1982 ; Krupp et al, 1993. Reproduksi aseksual hewan
karang dapat juga terjadi dari larva yang dihasilkan dari telur yang tidak dibuahi melalui proses partenogenesis Stoddart, 1983. Mekanisme rperodukasi sperti
ini banyak terjadi pada tumbuhan dan hewan-hewan dalam bentuk koloni. Koloni karang dari hasil reproduksi aseksual secara genetic akan identik
dengan induknya. Pada kondisi lingkungan yang sama koloni-koloni ini akan berkembang baik seperti indukya. Namun pada kenyataannya kondisi
lingkungan sangat bervariasi dan selalu berubah setiap saat. Pada kejadian lingkungan ekstrim seperti kenaikan suhu air laut akibat El-Nino akan
menimbulkan berbagai perubahan seperti munculnya predator dengan kesukaan makan yang baru, muncul serangan penyakit, atau muncul kompetitor baru. Pada
kondisi seperti ini koloni-koloni hewan karang dari hasil reproduksi aseksual tidak dapat bertahan hidup karena tidak adanya variasi genetik yang dimiliki. Selain itu
reproduksi secara aseksual ini sangat membatasi kemampuan pemencaran koloni karang yang penting bagi kesuksesan populasinya Richmond, 1997.
2.5.2 Reproduksi Seksual
Beda dengan reproduksi secara akseksual, reproduksi seksual dihasilkan dari pembuahan gamet jantan dan gamet betina. Koloni hewan karang hasil
reperoduksi seksual memilki kombinasi dan variasi genetik yang diturunkan dari kedua induknya melalu sel sperma dan telur. Hasil pembuahan berkembang
menjadi planula karang yang berenang bebas atau hanyut terbawa arus. Adaptasi planula seperti ini sangat membantu pemencaran hewan karang pada tempat-
tempat yang baru atau pada terumbu yang berada jauh dari induknya Richmond, 1997
Beradasarkan asal usul dan tipe produksi sel gamet, reproduksi seksual dibedakan atas gonochorics species dan hermaphrodite species. Gonochorics
species memproduksi gamet jantan dan betina pada individu yang berbeda atau dikenal juga dengan diaceous species. Sedangkan pada hermaphrodite species
gamet jantan dan betina diproduksi pada satu individu yang sama. Diperkirakan sekitar 25 hewan karang termasuk gonochorics species sisanya adalah
hermaphrodite Harrison dan Wallace, 1990. Pada kenyataanya kedua tipe ini sulit dibedakan, dimana dalam proses gametogenesis sering produksi telur lebih
lama dibanding sperma. Akibatnya dapat disimpulkan koloni seperti ini termasuk betina, namun beberapa waktu kemudian menghasilkan sel sperma juga
Chonersky dan Peters, 1987 ; Harrison dan Wallace, 1990 ; Veron 1995. Hermaphrodite simultaneous terjadi pada hewan karang yang
menghasilkan sperma dan telur pada waktu yang bersamaan. Pada kejadian lain koloni awal jantan kemudian setelah itu berkembang menjadi betina atau dikenal
juga dengan protandry dengan inisial menjadi betina. Pada kasus lain sebaliknya dapat berkembang menjadi jantan kembali atau dikenal juga dengan protagyny
dengan inisial hermaphrodite. Hampir sebagain besar koloni hewan karang adalah hermprodite simultaneous dan sedikit yang sekuensial hermaphrodite
Veron, 1995 ; Richmond, 1997. Hewan karang memperlihatkan tipe reproduksi berbeda didasarkan pada
cara terjadinya pembuahan. Pada tipe brooding spesies, pembuahan telur terjadi
secara internal dan hasil pembuahan dalam bentuk larva planula berkembang dalam rongga tubuh polip karang. Hasil pembuahan ditetaskan dalam bentuk
larva planula yang komplit dan berenang bebas ata hanyut terbawa arus. Tipe lain adalah spawning spesies dimana telur dilepaskan ke dalam kolom air dan dibuahi
oleh sperma secara eksternal. Hasil pembuahan berkembang sampai terbentuknya planula dalam kolom air. Keberhasilan kedua tipe reproduksi ini sangat
ditententuk oleh aspek bio-ekologi termasuk masuknya algae simbion ke dalam
jaringan planula, kompetensi planula kesuksesan penempelan dan metamorfosis, pola sebaran dan variasi genetik. Bagaimanapun tipe spawning spesies
melepaskan telur yang mengapung di atas permukaan air untuk waktu tertentu sehingga sangat retan terhadap polutan dan pemangsaan Richmond dan Jokiel,
1984 ; Richmond, 1997 . Karang dengan tipe brooding spesies lebih kompeten yaitu lebih sukses
menempel dan bermetamorfosis. Ukuran planula yang dihasilkan brooding spesies lebih besar dibanding spawning spesies serta telah memiliki alga simbion
zooxhantella yang ditransfer selama perkembangan dalam tubuh induknya. Pada tingkatan ini zooxhantella telah berkontribusi dalam proses metabolisme planula
dan menambah energi selama masa pemencarannya. Brooding spesies dengan melihat planula sebagi hasilnya terjadi hanya pada sedikit jenis hewan karang,
yaitu sekita 15. Jenis Pocillopora damicornis melepas planula pada siklus bulanan sepanjang tahun di terumbu Mikronesia dan Hawaii, namun hanya pada
bulan-bulan tertentu di terumbu Okinawa dan Australia bagian barat Fadlallah, 1983 ; Richmond dan Hunter, 1990. Hal yang berbeda pada jenis yang sama
Pocillopora damicornis menunjukan spawning spesies di terumbu Pasifik bagian Timur dan juga Australia bagian Barat Glynn et al., 1991 ; Ward, 1992.
Pelepasan larva Pocillopora damicornis terjadi setiap bulan bulan gelap dan terang dan mencapai puncaknya pada musim kering dry monsoon pada
perlakuan outdoor dengan sistem air mengalir di Pulau Panjang, Jawa Tengah Indonesia Munasik et al., 2008
Lebih dari 250 jenis hewan karang yang telah diteliti 85 umunya adalah spawning spesies yang memijah massal pada periode tertentu setiap tahun.
Di Okinawa sebagain besar spawning spesies melepaskan gamet selama lebih dari 5-8 hari pada malam hari bulan purnma Mei dan Juni setiap musim panas
Hayashibara et al., 1993. Di Guam, Mikronesia puncak pemijahan terjadi 7-10 hari setelah bulan purnama di bulan Juli Richmond dan Hunter, 1990.
Pemijahan karang terjadi beberapa bulan dalam setahun antara lain Maret, April dan Mei di pulau-pulau kecil sekitar Palau Kenyon, 1995. Di terumbu Australia
pemijahan massal terjadi selama November Harrison et al., 1984.
2.6 Rekrutmen Karang