Suhu Permukaan Kondisi Fisika-Kimia Perairan

stasiun ini cenderung berfluktuatif sampai T4 dan kemudian lebih stabil pada pengamatan berikutnya sampai T6 dalam jarak yang tidak terlalu berbeda. Gambar 6 . Kecepatan arus permukaan pada kedua stasiun selama bulan pengamatan Kecepatan arus permukaan pada kedua stasiun relatif sama dan sedikit berlawanan pada pada pengamatan T2 dan T3. Pada Stasiun ST1-pari kecepatan arus pada T2 turun dibanding bulan sebelumnya dan naik setelah bulan berikutnya, sebaliknya pada ST2-tikus cenderung naik dibanding bulan sebelumnya dan turun pada bulan berikutnya. Namun secara keseluruhan kecepatan arus setiap periode pada Stasiun ST1-pari cenderung lebih tinggi dibanding ST2-tikus. Tingginya kecepatan arus pada ST1-pari terkait dengan musim yaitu lebih terpengaruh oleh musim timur yang bergerak dari arah tenggara menuju barat. Kecepatan dan araha arus penting bagi populasi karang terutama pemencaran larva dan keberhasilan penempelan pada substrat Veron, 1995 ; Richmond, 1997

4.3.5 Kadar Garam Salinitas

Hasil pengukuran kadar garam salinitas pada Stasiun ST1-pari berada dalam kisaran normal air laut yaitu dengan rerata 32,14 o oo . Dilihat dari setiap periode pengamatan, salinitas cenderung bervariasi dan fluktuatif dengan nilai terendah 30 o oo pada T3 dan T6 dan tertinggi 35 o oo pada T1. Hasil pengukuran pada Stasiun ST2-tikus rerata salinitas juga berada dalam kisaran normal air laut yaitu 32,57 o oo , sedikit lebih tinggi dibanding Stasiun ST2-pari. Salinitas cenderung stabil dan hanya sedikit berfluktuatif pada saat T3 dan T4 dengan kisaran antara 29 o oo pada T4 sampai 35 o oo pada T0 dan T1. Kecenderungan salinitas pada kedua stasiun sedikit berbeda, dimana Stasiun ST1-pari lebih berfluktuatif dan cenderung bervariasi dibanding ST2- tikus. Kisaran salinitas terlihat juga cenderung sama dengan salinitas maksimal sampai 35 o oo , namun salinitas minimal sedikit lebih rendah pada ST2-tikus yaitu mencapai 29 o oo . Namun secara keseluruhan pola salinitas pada kedua stasiun ada variasi namun cenderung sama. Perubahan signifikan salinitas berpengaruh terhadap kematangan gonad dan keberhasilan penempelan larva karang pada substrat Bierkeland, 1997

4.3.6 Kosentrasi Nutrien Kadar Fosfat

Pengukuran kosentrasi Fosfat pada Stasiun ST1-pari terlihat terlihat cukup fluktuatif dengan rerata 0,047 mgL. Kosentrasi Fosfat tertinggi yaitu 0,1 mgL didapat dari hasil pengukuran pada T4 dan T6 sedangkan hasil terendah yaitu 0,02 mgL pada T3. Secara keseluruhan hasil pengukuran pada setiap periode pengamatan sangat fluktuatif dan bervariasi dan cenderung berada di bawah 0,047 mgL. Pada Stasiun ST2-tikus reratanya adalah 0,046 hampir sama dengan ST1- pari. Kosentrasi Fosfat juga terlihat fluktuatif dimana kosentrasi tertinggi mencapai 0,1 mgL pada T0, T2 dan T5 sedangkan nilai terendah adalah 0,01 mgL pada T1. Berbeda dengan Stasiun ST1-pari, kosentrasi Fosfat pada ST2- tikus cenderung berada sama atau di atas 0,04 mgL Kandungan nutrien Fosfat pada kedua stasiun terlihat sama-sama berfluktuatif dengan kecenderungan semakin meningkat selama bulan pengamatan. Peningkatan ini terlihat pada Stasiun S2-tikus lebih tinggi dibanding Stasiun S1-pari. Sebaliknya peningkatan maksimal kosentrasi Fosfat diperoleh pada Stasiun S1-pari yaitu mencapai 0,1 mgL sedangkan penurunan minimal didapat pada Stasiun S2-tikus yaitu 0,01 mgL.