Gambar 9 . Kondisi bentik terumbu perairan pada kedua stasiun penelitian
Hasil pengukuran bentik terumbu menunjukan bahwa tutupan patahan karang mati sangat mendominasi pada kedua stasiun yaitu 52 pada ST1-pari dan
64 pada ST2-tikus. Tutupan kelompok karang hidup dan algae cukup rendah masing-masingnya 20 pada ST1-pari dan 23 pada ST2-tikus. Kenyataan ini
menunjukan bahwa kondisi bentik terumbu lebih mendukung perkembangan rekruitmen karang setelah penempelan namun terbatas sebagai sumber larva.
4.5 Kelulusan Hidup Rekrutmen Karang
Pengukuran kelulusan hidup menunjukan kemampuan rekruitmen karang untuk bertahan hidup setelah penempelan. Banyak variabel untuk mengukur
kelulusan hidup karang salah satunya adalah dengan laju kelulusan hidup survival rate setelah tejadinya penempelan. Rekruitmen karang setelah
penempelan terlihat sebagai karang muda dengan ukuran koloni relative kecil dengan ukuran maksimal tertentu dan dibagi dalam beberapa kelas ukuran.
Laju kelulusan hidup rekrutmen karang pada kedua stasiun selama pengamatan menunjukan kecenderungan menurun. Penurunan ini terlihat
signifikan mulai bulan Maret puncaknya pada bulan Juni sampai November yaitu 76,6 pada ST2-tikus dan 46,6 pada ST1-pari r
hit
ST1-pari = 0,976 dan r
hit
ST2-tikus = 0,946 pada tingkat kesalahan 5. Kondisi ini menunjukan bahwa rekrutmen karang sangat terpengaruh oleh musim yaitu mulai menurun pada awal
Musim Timur kemudian meningkat saat Musim Timur yaitu Mei – Agustus. Hal ini disebabkan oleh perubahan musim yang berdampak terhadap kondisi fisik
perairan seperti kecepatan arus. Pada saat Musim Timur arus di Kepulauan Seribu bergerak dari arah Tenggara menuju Barat di sepanjang Pesisir Utara Jawa
dengan kecepatan lemah dan relatif keruh sehingga berdampak terhadap kelulusan hidup rekrutmen karang.
Gambar 10 . Laju Kelulusan Hidup Rekrut Karang pada kedu stasiun
penelitian Hasil pengukuran laju kelulusan hidup rekrutmen karang pada Stasiun
ST1-pari lebih rendah dibanding Stasiun ST2-tikus. Kondisi fisik lokal kedua stasiun sangat memungkin terjadinya perbedaan tingkat kelulusan hidup
rekrutmen karang yaitu arus dan posisi terumbu. Arus di Stasiun ST2-tikus relatif lebih dinamis oleh adanya perairan lebih dalam di antara selat kecil antara Pulau
Tikus dan Pulau Payung. Disamping itu pada saat Musim Barat gerakan massa air dari laut lepas dan gelombang yang relatif lebih besar pada Stasiun ST2-tikus
sangat memungkinkan terjadinya pertukaran massa air dan pencucian sedimen secara terus-menerus di stasiun ini.
Pengukuran terhadap laju kemampuan bertahan hidup recruitment karang dibedakan dalam tiga kelas ukuran koloni yaitu small 3 cm, medium 3-6 cm
dan large 6 cm serta dua bentuk koloni yang berbeda yaitu massive dan