Kompetisi, Predasi, Penyakit dan Biota Assosiasi

koloni massive. Pola pertumbuhan yang berbeda terlihat pada nilai laju pertumbuhan yaitu relatif lebih tinggi pada Stasiun ST2-tikus untuk koloni bercabang yaitu sampai 0,24 mmbulan sedangkan pada ST1-pari 0,92 mmbulan. Sebaliknya untuk koloni massive laju pertumbuhan tertinggi pada Stasiun ST1- pari yaitu 0,44 mmbulan dibanding Stasiun ST2-pari yaitu 0,31 mmbulan. Kondisi seperti ini lebih disebabkan oleh kondisi lokal lingkungan perairan masing-masing stasiun pengamatan seperti kualitas air, pola arus dan sedimetasi serta kondisi geografisnya.

4.7 Kompetisi, Predasi, Penyakit dan Biota Assosiasi

Bentik terumbu atau semua bentuk fisik yang menutupi permukaan dasar perairan terdiri dari bentik biotis dan abiotis. Masing-masing kelompok bentik tersebut dibedakan lagi atas beberapa kategori yaitu karang hidup, karang mati, algae, biota lain yang berassosiasi dengan terumbu sebagai bentik biotis dan bentik abiotik antara lain patahan karang mati, pasirlumpur dan batuan. Di alam bentik terumbu berperan penting dalam kejadian recruitment karang yaitu sebagai substrat untuk penempelan larva, biota kompetitor dan sumber larva rekruitmen karang dan biota terumbu lainnya Richmond, 1997. Gambar 14 . Persentasi tutupan bentik kompetisi dan substrat dasar perairan Hasil pengukuran bentik terumbu pada kedua stasiun memperlihatkan kecenderungan yang sama walaupun ada sedikit variasi persentasi tutupan masing-masing kategori. Sebaran tutupan bentik terumbu didominasi oleh karang hidup yaitu 35,1 pada ST1-pari dan 43,3 pada ST2-tikus, berikutnya adalah bentik abiotis yaitu 37,73 pada ST1-pari dan 26,23 pada ST2-tikus. Kelompok biota lain yang berassosiasi dengan terumbu memiliki persentasi tutupan paling redah yaitu 7,1 pada ST1-pari dan 3,23 pada ST2-tikus, diikuti oleh kelompok algae yaitu 9,13 pada ST1-pari dan 11,56 pada ST2-tikus. Kondisi bentik terumbu lebih menjadi pembatas bagi perkembangan recruitment yaitu sebagai competitor terutama dari kelompok karang hidup dan algae. Kompetisi meliputi pembatasan substrat bagi penempelan larva karang dan penghalangan pertumbuhan bagi recruitment karang setelah penempelan. Kelompok ikan karang umumnya adalah ikan-ikan penetap sejati diterumbu karang. Nekton terumbu ini menjadikan terumbu sebagai habitat, tempat mencari makan dan daerah pemijahan. Salah satu fungsi ekologis kelompok ikan karang adalah berperan sebagai predator terutama ikan-ikan yang aktif memakan karang terutama dari Famili Chaetodontidae, Siganidae dan Scaridae Sorokin, 1991 ; Babcock dan Mundy, 1996. Gambar 15 . Kelimpahan ikan karang predator dan herbivor Hasil pengukuran kelimpahan ikan predator karang pada kedua stasiun menunjukan bahwa Famili Scaridae lebih melimpah dibanding yag lainnya yaitu 0,26 individum 2 pada ST1-pari dan 0,05 indivudum 2 . Famili Siganidae memiliki kelimpahan paling rendah yaitu 0,033 indm 2 pada ST2-tikus. Secara keseluruhan terlihan kelimphan ikan predator pada ST2-tikus cenderung lebih rendah dibanding ST1-pari. Kelimpahan ikan predator pada ST1-pari berkisar antara 0,03 indm2 sampai 0,26 indm2 sedangkan pada ST2-tikus berkisar antara 0,003- 0,054 indm2. Namun pada kedua stasiun kelimpahan ikan predator termasuk dalam kategori sedikit, sehingga masih mendukung recruitment karang. Ikan karang predator berdampak langsung terhadap pemangssan jaring karang termasuk pada karang juvenil recruitment. Brock 1979 hasil pengamatan dilaboratorium ditemukan adanya aktifitas pemangsaan yang intensif oleh kelompok ikan parrot fish Scaridae terhadap rekrut karang. Penyakit biota assosiasi terlihat pada beberapa rekrut karang tapi tidak menyebabkan kematian terhadap kematian. Kehadiran penyakit dan biota pengganggu bioerotian menyebabkan gangguan pertumbuhan dan pelukaan koloni sampai kerusakan sebagian atau seluruhnya Bierkeland, 1997

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian kelulusan hidup rekrutmen karang selam 9 bulan pengamatan di Perairan Gugus Pulau Pari Kepulauan Seribu, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dominasi kekayaan jenis dari Famili Faviidae mengindikasikan periode pionir pada suksesi populasi karang di lokasi penelitian telah terlewatkan. 2. Laju kelulusan hidup rekrut karang bentuk Massive lebih tinggi dibanding bentuk Branching, sebaliknya laju pertumbuhan rekrut karang bentuk Branching lebih tinggi dibanding 3. Kelas ukuran memberikan indikasi masa kritis rekrut karang yaitu ukuran Medium adalah periode rentan dalam kelulusan hidup rekrut karang. 4. Dalam skala lokal faktor lingkungan yaitu sedimentasi dan kandungan nutrien berdampak terhadap laju kelulusan dan pertumbuhan rekrut karang, sedangkan interaksi biotis belum memperlihatkan pengaruh yang jelas. 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu dalam hal ini musim terhadap kelululusan dan laju pertumbuhan rekkrut karang

5.2 Saran

Selanjutnya berdasarkan hasil dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Mempertimbangkan sebaran ukuran dan variasi bentuk koloni alami dalam penerapan teknologi rehabilitasi, restorasi, restoking, transplantasi dan budidaya karang. 2. Sebagai data dasar dalam peniliaian potensi dan laju pemulihan dan resiliensi terumbu karang setelah mengalami kerusakan