Gejala dan Akibat Stres

2.1.3 Gejala dan Akibat Stres

Pada tingkat tertentu kita memerlukan stres optimal akan membuat motivasi yang tinggi, seseorang menjadi lebih bergairah, daya tangkap yang tajam, dan tenang, bila stres terlalu rendah akan mengakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun, sering bolos. Sebaliknya bila stres terlalu tinggi mengakibatkan insomnia, lekas marah, meningkatnya kesalahan dan kebimbangan. Bila stres terlalu tinggi dan berlangsung lama dalam waktu tanpa ada jalan keluar bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti: gangguan pencernaan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, keringat dingin, sulit menelan, mual, sering lupa, sering panik, diare dan insomnia dan lain-lain. Gejala stres menurut Beehr Supardi, 2007 dibagi tiga gejala yaitu: gejala psikologis, gejala fisik, dan gejala prilaku. Tabel 2.1 Gejala stres berdasarkan gejala psikologis, gejala fisik, dan gejala prilaku Gejala Psikologis Gejala Fisik Gejala Prilaku Kecemasan, ketegangan Meningkatnya nadi dan tekanan darah Menunda,menghindari pekerjaan Binggung, marah, sensitif Meningkatkan sekresi adrenalin Produktivitas menurun Memendam perasaan Gangguan lambung Minuman keras Komunikasi tidak efektif Mudah terluka Prilaku sabotase Mengurung diri Mudah lelah Absen meningkat Depresi Kematian Banyakkurang makan Merasa terasing Gangguan kardiovaskuler Napsu makan hilang Kebosanan Gangguan pernapasan Tindakan resiko tinggi Ketidakpuasan kerja Sering berkeringat Kriminalitas Lelah mental Gangguan kulit Interpersanal tidak baik Menurunkan intelektual Kepala pusing Cenderung bunuh diri Hilangnya kosentrasi Ketegangan otot Hilang kreatifitas Sulit tidur Hilang semangat hidup Cox 1990 mengategorikan akibat stres menjadi lima kategori : a. Akibat subjektif, yang diakibatkan oleh perasaan pribadi misalnya kebosanan, rendah diri, depresi, perasaan terpencil, kelelahan dan lain-lain. b. Akibat prilaku yaitu akibat yang mudah dilihat karena tindakan tertentu, meliputi kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi agresif, berprilaku impulsif, dan tertawa gelisah. c. Akibat kognitif yaitu akibat proses pikir meliputi tindakan yang mampu memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama, sangat peka terhadap kecaman, dan mengalami rintangan mental. d. Akibat fisilogi yaitu akibat berhubungan dengan fungsi atau kerja alat–alat tubuh seperti peningkatan gula darah, peningkatan tekanan darah, mulut menjadi kering, berkeringat, dan lain-lain. e. Akibat keorganisasian yaitu akibat yang tampak dalam tempat kerja, meliputi absen, produktivitas rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidakpuasan kerja, menurunnya keterikatan dan loyaliatas terhadap organisasi Siswanto, 2007.

2.1.4 Tingkatan stres