4.4 Pertimbangan Etik
Dalam pelaksanaan penelitian khususnya jika subjekobjek dari penelitian adalah manusia, maka peneliti hatus mempertimbangkan
masalah etik, peneliti memberikan kebebasan untuk menentukan bagi responden dan memberikan hak memilih mengikuti penelitian, sehingga
penelitian tersebut menjunjung tinggi hak dari manusia Hidayat, 2011. Oleh sebab itu peneliti sangat memperhatikan masalah etika penelian
dengan cara sebagai berikut : 1.
Informed consent Informed consent
merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembaran
persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk responden.
Tujuan informed consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.
2. Anomimity tanpa nama
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberi jaminan dalam pengunaan subjek penelitien dengan cara tidak
memberi atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan inisial nama responden.
3. Kerahasiaaan Confidentialty
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
4.5 Instrumen penelitian dan pengukuran
Instrumen atau alat ukur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan berstruktur
dimana responden dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang ada. Lembar kuesioner terdiri dari tiga bagian, pertama berisi data
demografi responden, terdiri dari ruangan, usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, status kepegawaian.
Bagian kedua merupakan kuesioner stresor kerja yang dibuat sendiri oleh peneiliti berdasarkan tinjauan pustaka. Instrumen stresor kerja
ini terdiri dari beban kerja 10 pernyataan, terdiri dari 1 pernyataan positif, yaitu no 4, dan 9 pernyataan negatif, masing-masing pernyataan terdiri
dari skala likert, nilai pernyataan negatif mendapat nilai sebagai berikut: 1 Tidak pernah terjadi = 1, 2 kadang-kadang terjadi = 2, 3 sering terjadi
= 3, 4 selalu terjadi = 4, sedangkan pernyataan positif mendapat nilai sebagai berikut: 1 Tidak pernah terjadi = 4, 2 kadang-kadang terjadi = 3,
3 sering terjadi = 2, 4 selalu terjadi = 1. Penilaian stresor dari beban kerja, Untuk mengetahui penghitungan skor beban kerja perawat kamar
bedah yang dapat diperoleh dengan rumus yang dijelaskan oleh Sudjana 2002 :
Rentang nilai : nilai tertinggi – nilai terrendah = 40 - 4 = 18 Lebar
kelas 2
Jika dikatakan beban kerja rendah maka memiliki rentang nilai dari 4 – 22 dan beban kerja dikatakan tinggi maka rentang nilai dari 23 – 40.
Stresor waktu pembedahan terdiri dari 10 pernyataan negatif, pernyataan terdiri dari skala likert dengan skor jawaban sebagai berikut:
1 Tidak pernah terjadi = 1, 2 kadang-kadang terjadi = 2, 3 Sering terjadi = 3, 4 selalu terjadi = 4. Penilaian stresor dari waktu pembedahan, Untuk
mengetahui penghitungan nilai stresor waktu pembedahan dapat diperoleh dengan rumus yang dijelaskan oleh Sudjana 2002 :
Rentang nilai : nilai tertinggi – nilai terrendah = 40 - 4 = 18 Lebar
kelas 2
Jika waktu pembedahan dikatakan singkat maka memiliki rentang nilai dari 4 – 22 dan lingkungan dikatakan lama maka rentang nilai dari 23 –
40. Stresor lingkungan kerja 10 pernyataan negatif, masing-masing
pernyataan terdiri dari skala likert dengan skor jawaban sebagai berikut: 1 Tidak pernah = 1, 2 kadang-kadang terjadi = 2, 3 Sering terjadi = 3,
4 selalu terjadi = 4. Penilaian stresor dari lingkungan kerja, Untuk mengetahui penghitungan nilai stresor lingkungan kerja dapat diperoleh
dengan rumus yang dijelaskan oleh Sudjana 2002 :
Rentang nilai : nilai tertinggi – nilai terrendah = 40 - 4 = 18 Lebar
kelas 2
Jika lingkungan kerja dikatakan tidak kondusif maka memiliki rentang nilai dari 4 – 22 dan lingkungan kerja dikatakan kondusif maka rentatang
nilai dari 23 – 40. Hubungan dengan profesi lain dan teman sejawat 10 pernyataan,
masing-masing pernyataan terdiri 4 pernyataan positif, no : 3, 5, 7, 10 dan 6 pernyataan negatif, no : 1, 2, 4, 6, 8, 9, masing- masing pernyatan
tersebut terdiri dari skala likert, jika pernyataan positif maka nilai jawaban sebagai berikut: 1 Tidak pernah terjadi = 4, 2 kadang-kadang terjadi = 3,
3 Sering terjadi = 2, 4 selalu terjadi = 1, jika pernyaan negatif maka nilai jawaban sebagai berikut: 1 Tidak pernah terjadi = 1, 2 kadang-kadang
terjadi = 2, 3 sering terjadi = 3, 4 selalu terjadi = 4. Penilaian stresor dari hubungan dengan profesi lain dan teman sejawat, Untuk mengetahui
penghitungan nilai stresor hubungan dengan profesi lain dan teman sejawat pada perawat kamar bedah dapat diperoleh dengan rumus yang
dijelaskan oleh Sudjana 2002 : Rentang nilai : nilai tertinggi – nilai terrendah = 40 - 4 = 18
Lebar kelas
2 Jika hubungan dengan profesi lain dan teman sejawat dikatakan buruk
maka memiliki rentang nilai dari 4 – 22 dan hubungan dengan profesi lain dan teman sejawat dikatakan baik maka rentang nilai dari 23 – 40.
Bagian ketiga merupakan kuesioner stres kerja, instrumen stres kerja berasal instrumen yang dimodifikasi dan dikembangkan dari
instrumen stres kerja dari penelitian Rahmatul F 2007 dalam Nursalam 2011 yang berjudul Hubungan Shift Kerja Dengan Stres Kerja Dan
Circardian Rhythm Perawat di Ruang Intermediet Bedah Flamboyan RSU Dr. Soetomo Surabaya. Kuesioner ini yang terdiri dari 20 pernyataan
terdiri dari 1 pernyataan positif yaitu no 12, 19 pernyataan negatif, masing-masing pernyataan menggunakan skala likert dengan skor jawaban
bila pernyataan positif sebagai berikut: 1 Tidak pernah terjadi = 4, 2 Kadang-kadang terjadi = 3, 3 Sering terjadi = 2, 4 Selalu terjadi = 1,
sedangkan pernyaataan negatif dengan nilai jawaban sebagai berikut: 1 Tidak pernah terjadi = 1, 2 kadang-kadang terjadi = 2, 3 sering terjadi =
3, 4 selalu terjadi = 4. Penilaian stres kerja perawat kamar bedah dapat diketahui dengan rumus yang dijelaskan oleh Sudjana 2002 :
Rentang Nilai : Nilai tertinggi – Nilai terrendah = 80 – 20 = 20 Lebar kelas
3 Pengukuran stres kerja dapat dikategorikan sebagai berikut: apabila nilai
20 - 40 dikategorikan stres ringan, nilai 41 – 60 dikategorikan sebagai stres sedang dan nilai 61 – 80 dikategorikan sebagai stres berat.
4.6 Uji Validitas dan Realiabilitas