34
menjaga kepentingan masyarakat. Baik jarimah tersebut mengenal perorangan atau mengenal ketentuan masyarakat dan
keamanannya. 2
Jarimah perseorangan hak al-afrad, ialah suatu jarimah dimana hukuman terhadapanya dijatuhkan untuk melindungi
kepentingan perseorangan, meskipun sebenarnya apa yang menyinggung perseorangan juga berarti menyinggung
masyarakat.
33
B. Tindak Pidana Perkosaan
Perkosaan pada dasarnya adalah bentuk kekerasan primitive yang kita tahu dapat terjadi pada siapa pun. Gejala perkosaan merupakan salah satu tantangan
sosial yang harus dipikirkan secara serius, dari dahulu hingga sekarang perkosaan bukan hanya kekerasan seks semata tetapi selalu merupakan suatu bentuk
perilaku yang dipengaruhi oleh sistem kekuasaan tertentu.
34
Kasus perkosaan sepintas lalu tidak lebih istimewa dari kasus-kasus kekerasan lainnya, atau kalaupun jadi istimewa biasanya perkosaan dengan
korban perempuan dibawah umur atau perkosaan diakhiri dengan pembunuhan.
33
Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, h. 14.
34
Eko Prasetyo Supraman Marzuki ed, Perempuan Dalam Wacana Perkosaan, Yogyakarta : PKBI-DIY, 1997, Cet, ke 1, h.9.
35
Istilah perkosaan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah paksaan kekerasan.
35
Dalam kamus umum bahasa Indonesia perkosaan berasal dari kata “perkosa” yang artinya gagah, kuat, perkasa, kekerasan.
36
Kemudian dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern dijelaskan “perkosa” dengan arti gagah,
kuat, paksa, kekerasan, maka apabila mendapat awalan “me” menjadi memperkosa, maka diartikan dengan mendudukan dengan kekerasan,
menggagahi, memaksa dengan kekerasan.
37
Jadi, perkosa dapat diartikan dengan kejahatan yang dilakukan dengan kekerasan.
Berbicara masalah kejahatan dengan kekerasan ini, maka perkosaan dapat terjadi bilamana seseorang laki-laki secara paksa atau dengan cara kekerasan
berupaya untuk menyetubuhi dalam arti ingin mengadakan hubungan kelamin dengan seorang wanita dimana pihak wanita tidak bersedia melayani nafsu
seknya. Untuk selanjutnya dibawah ini akan diuraikan beberapa pendapat ahli
dalam mendefinisikan tentang perkosaan agar dapat dengan jelas memperoleh gambaran yang dimaksud. Bismar Siregar, mengatatkan bahwa perkosaan adalah
perbuatan secara paksa ingin memenuhi nafsu kebinatangannya.
38
35
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :Balai Pustaka, 1990, Cet, ke 3,h.673.
36
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1976, h.741.
37
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta : Pustaka Amini, tth,h.307.
38
Bismar Siregar, “Tanggung Jawab Hakim Melindungi Korban Perkosaan, Makalah Seminar Nasional Tentang:Aspek-aspek Perlindungan Hukum Korban Perkosaan, Surabaya :
Universitas Sebelas Maret, 1999,h. 10.
36
Menurut Koesparmono Irsan perkosaan adalah perbuatan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya untuk
bersetubuh.
39
Soetadyo Wegnjosubroto mengatakan perkosaan adalah suatu usaha melampiaskan nafsu seksual oleh seorang laki-laki terhadap seorang
perempuan dengan cara yang menurut moral dan hukum yang berlaku adalah melanggar.
C. Jen