Perspektif Hukum Islam Perkosaan Menurut Hukum Islam dan KUHP 1. Perspektif Hukum Positif

b. Korban harus mengalami kekerasan atau ancaman kekerasan. Ini berarti tidak ada persetujuan dari pihak korban mengenai niat dan tindakan perlakuan korban. c. Persetubuhan diluar perkawinan adalah tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap wanita tertentu. 5 Jadi jelas kejahatan perkosaan adalah suatu tindakan dengan kekerasan atau ancaman serta pemaksaan kepada seorang wanita untuk melakukan persetubuhan di luar perkawinan.

2. Perspektif Hukum Islam

Dalam konteks hukum pidana Islam ternyata istilah perkosaan sulit dicari padanya namun dapat dikatakan sebagai zina dengan paksaan. Maka penulis akan mencoba terlebih dahulu memaparkan definisi paksaan sebagai pengantar kearah rumusan yang tepat tentang pengertian perkosaan dalam Islam. Kata paksaan dalah bahasa arab dikenal sebutan dengan al-ikrah اﺮآﻹا asal pengambilan kata tersebut adalah ﺮآﻹا ا ﺄ ﻮ ذ آ ﺮ ا ه آأ ﺮ ه بﺎ لﺎ ﺮآ ه ﺎ ﻜ ا فﺎ و ﺎ ﺪ 6 5 Arif Gosita, Relevansi viktimologi Dengan Pelayanan Terhadap Para Korban Perkosaan, Jakarta : Ind Hill-Co, 1997, Cet-1,h. 12-13. 6 Muhammad Bin Abi Bakar Al-Razi, Mukhtar Al-Shihah, Mesir : Isa Al-Babi Al- Halabi,h.567. Artinya : al-ikrah اﺮآﻹا = paksaan berasal dari kata ﺮآ = ﺎهﺮآ yang mendapat tambahan hamzah sehingga menjadi ﺮآأ = ﺎهاﺮآا yang berarti membenci sesuatu. Dalam perbuatan ikrah paksaan terkandung sikap ketidaksenangan dan ketikrelaan pada diri orang yang dipaksa dalam melakukan perbuatan, sebagaimana uraian berikut : ﺮآﻹا ا ا ﻰ ﺔ ه ﻮ ا ﺎ ا ﺮ آ ﺮ ه . و ﺮﻜ ا مﺎ ﻰ ﺎ ﺮﻜ و ﺎ 7 Artinya : “ikarah menurut bahasa adalah memaksa orang untuk melakukan sesuatu perbuatan yang tidak disenanginya, sedangkan kata al- kurhu berarti sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh orang yang dipaksa tanpa adanya rasa senang dan rela”. Kata ikrah اﺮآإ ditemukan dalam al-qur’an pada beberapa ayat dengan arti paksaan, seperti pada ayat-ayat sebagai berikut : ☺ ☺ ☺ 7 Musfir Garm Allah Al-Damini, Al-Jinayat Baina Al-Fiqh, Ryad : Dar Thaibah, 1402 H,h.125. Artinya : “………… dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian …….dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah maha pengampuan lagi maha penyayang kepada mereka sesudah mereka dipaksa itu . Q.S : An-Nurr 24:33. Adapun pengertian al-ikrah secara terminologi adalah : ﻹا آ ﺮ ا ه ﻮا ﺰ ﻹ ما و ﻹا رﺎ ﻰ ﺮﻜ ﺎ ﻹا نﺎ وا ﺎ ﺮ ﺎ ﺪ م ﻰ ﺪ م ا ﺮ و ﺎ ا ﺮ و ﺎ ﺮ ه ﻮ ﱞﺮ 9 Artinya :Al-ikrah berarti memaksa seorang untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak disenanginya baik menurut tabiat kemanusian ataupun menurut petimbangan Syara’, sehingga orang tersebut melakukannya tanpa didasari kerelaan demi menghindari dari suatu yang berakibat lebih berbahaya lagi. Dari definisi diatas tampak sekali unsur ketidakrelaan pada diri orang yang dipaksa itu, dalam berbagai definisi ikrah paksaan yang penulis tampilkan diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa dalam perbuatan paksaan paling tidak terdapat empat unsur yang dominan yaitu : 1. Orang yang melakukan pemaksaan 2. Orang yang dipaksa melakukan perbuatan yang dikehendaki si pemerkosa 8 Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim,h.515. 9 Ali Bin Muhammad Syarif Al-Jurjani, Kitab Al-Ta’rifat, Beirut,h. 34. 3. Ancaman yang diberikan oleh sipemaksa kepda orang yang dipaksa 4. Ucapan atau perbuatan yang dipaksakan dan dilarang oleh Syara’ Memperhatikan keempat unsur sebagai syarat mutlak dapat terjadinya sesuatu peristiwa pemaksaan ini, maka masing-masing unsur diatas harus pula memenuhi syarat. Pertama sipemaksa hendaknya orang yang mempunyai kekuatan untuk memaksakan kehendaknya, kedua orang yang dipaksa betul-betul tidak rela dan tidak ikhlas melakukan perbuatan yang dipaksakannya itu, namun ia tidak mampu melawan kehendak sipemaksa. Ketiga intimidasi dengan ancaman yang dapat membahayakan keselamatan nyawa atau terpisahnya anggota badan orang yang dipaksa atau bahkan bentuk-bentuk siksaan yang lebih ringan dari itu seperti dengan cara mengikat atau mengurung. Keempat perbuatan atau ucapan yang dipaksakan itu termasuk perbuatan yang dilarang oleh Syara’. Dalam hal ini yang penulis maksudkan adalah perbuatan yang dikatagorikan sebagai jarimah hudud . Maka dengan terpenuhinya empat unsur paksaan yang telah dipaparkan di atas, mengakibatkan orang lain dengan terpaksa menyerahkan kehormaannya tanpa mampu mengelak. Jenis paksaan ini semacam ini dalam bahasa Indonesia mempunyai istilah khusus yakni perkosaan seksual. Dengan demikian perkosaan seksual dalam bahasa arab adalah al-ikraaha fi zina paksaan untuk melakukan perbuatan zina.

B. Pembuktian Tindak Pidana Perkosaan

Dokumen yang terkait

Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Onslag Van Rechtsvervolging) Terhadap Tindak Pidana Penggelapan (Studi Kasus Putusan Nomor: 171/ Pid. B/ 2011/ Pn. Smi)

8 132 131

Hukum Tidak Tertulis Sebagai Sumber Hukum untuk Putusan Pengadilan Perkara Pidana

7 92 392

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Suatu Telaah Terhadap Proses Pengajuan Grasi Terhadap Putusan Pidana Mati Berdasarkan UU RI No. 22 Tahun 2002 Tentang Grasi (Studi Kasus PUTUSAN Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.513/PID. B/1997/PN. LP)

0 64 77

Tindak Pidana Eksploitasi Seksual (Perkosaan) Oleh Orang Tua Tiri Terhadap Anak Dibawah Umur (Studi Putusan No. 1599/Pid.B/2007/PN Medan)

1 53 82

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Tindak Pidana Pemerkosaan Seorang Ayah Kepada Anak Kandung Ditinjau Dari Psikologi Kriminil (Studi Kasus Putusan NO.166/PID.B/2009/PN-KIS)

1 60 142

Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank (Studi Kasus : No.1945 / Pid.B / 2005 / PN-MDN)

2 61 120

Implementasi Pidana Mati Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan (Study Putusan No. 514/Pid.B/1997/PN-LP)

0 27 87

Analisis Hukum Positif Dan Hukum Islam Terhadap Putusan Perkara No:325/PID.B/2007/PN.JAK.SEL Tentang Tindak Pidana Pengabulan Terhadap Anak

0 9 138