uap air alginat berbeda dengan laju permeasi uap air gelatin walaupun ketebalannya tidak berbeda signifikan.
Dalam pengukuran laju permeasi ini, beberapa faktor seperti suhu, luas membran, ketebalan membran, RH dan interval pengamatan memegang peranan
penting Anonim, 2010. Karena dalam percobaan ini, desikator disimpan dalam ruang terbuka maka suhu tidak dapat dikontrol secara pasti faktor-faktor lain
dijaga sama selama percobaan. Akibatnya, dapat terjadi variasi permeasi uap air selama pengujian.
Karena laju permeasi uap air dan kadar uap air yang lebih tinggi pada kapsul alginat, bahan yang sensitif terhadap uap air perlu ditambahkan bahan
pelindung terhadap uap air dalam formulasinya atau kapsul yang telah diisi dibungkus dalam suatu pembungkus yang dapat mengurangi permeasi uap air
seperti blister dari aluminium foil.
4.7 Uji Kesetimbangan Kandungan Uap Air
Kesetimbangan kandungan uap air pada cangkang kapsul alginat dan gelatin mengikuti isoterm tipe II bentuk sigmoidal atau bentuk S.
Pada isoterm tipe II terjadi pengikatan tertentu pada kelembaban rendah yang diikuti dengan
adsorpsi yang rendah pada kelembaban menengah, selanjutnya meningkat lagi pada kelembaban yang lebih tinggi.
Histeresis sorpsi uap air pada cangkang kapsul alginat dan gelatin dapat dilihat pada Gambar 20, dimana proses adsorpsi uap air pada cangkang kapsul
alginat dan gelatin lebih kuat daripada proses desorpsi uap air.
Adanya histeresis menunjukkan adanya mesopori lebar pori 2-50 nm pada cangkang kapsul alginat
dan gelatin.
Universitas Sumatera Utara
a
b
Gambar 20. Kesetimbangan kandungan uap air pada cangkang kapsul alginat dan
gelatin pada suhu 25±2 C
Keterangan : a Pengaruh RH terhadap banyaknya uap air yang diadsorpsi per g kapsul
b Pengaruh RH terhadap kadar uap air cangkang kapsul
40 80
120 160
200 240
280 320
20 40
60 80
100
B a
n y
a k
n y
a u
a p
a ir
y a
n g
d ia
d so
rp si
p e
r g
ka p
su l
m g
RH
Alginat Adsorpsi Gelatin Adsorpsi
Alginat Desorpsi Gelatin Desorpsi
5 10
15 20
25 30
20 40
60 80
100
K a
d a
r U
a p
A ir
RH
Alginat Adsorpsi Gelatin Adsorpsi
Alginat Desorpsi Gelatin Desorpsi
Universitas Sumatera Utara
4.8 Uji Kerapuhan Cangkang Kapsul dengan berbagai Kadar Uap Air
Pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan cangkang kapsul alginat dan gelatin dapat dilihat pada Gambar 21. Dari Gambar 21a terlihat bahwa kadar uap
air berpengaruh terhadap kerapuhan cangkang kapsul kosong, baik cangkang kapsul alginat maupun gelatin. Hal yang sama juga diamati pada Gambar 21b,
dimana kadar uap air juga berpengaruh terhadap kerapuhan cangkang kapsul berisi.
a
b
Gambar 21. Grafik pengaruh kadar uap air terhadap kerapuhan cangkang kapsul
pada suhu 25
o
C dengan kelembaban yang bervariasi Keterangan : a Cangkang kapsul kosong
b Cangkang kapsul berisi
20 40
60 80
100
5 10
15 20
25 30
K e
ra p
u h
a n
Kadar Uap Air
Alginat Gelatin
20 40
60 80
100
5 10
15 20
25 30
K e
ra p
u h
a n
Kadar Uap Air Alginat
Gelatin
Universitas Sumatera Utara
Pada kadar uap air 16, kapsul alginat rapuh sedangkan kapsul gelatin mulai rapuh pada kadar uap air 10. Sebaliknya, pada kadar uap air 25,
kapsul alginat mulai melunak, lembab dan berair tetapi tidak lengket sedangkan kapsul gelatin mulai lengket dan melunak pada kadar uap air 20.
Untuk kapsul gelatin, hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Kontny dan Mulski dimana dengan kadar uap air pada kapsul gelatin kurang dari 10, kapsul
gelatin cenderung menjadi rapuh, dan sebaliknya jika kadar uap air lebih tinggi dari 18 kapsul gelatin melunak Kontny, dkk., 1989.
Pengaruh kondisi penyimpanan RH terhadap kadar uap air dan kerapuhan cangkang kapsul kosong dan cangkang kapsul berisi dapat dilihat pada
Tabel 9 dan 10. Oleh karena itu, kapsul alginat sebaiknya tidak disimpan pada kelembaban 60, karena pada kelembaban tersebut kadar uap air akan
berkurang sehingga kapsul menjadi rapuh. Cangkang kapsul alginat juga sebaiknya jangan disimpan pada kelembaban 90, karena kapsul cenderung
akan melunak pada kelembaban tersebut. Di samping itu, dengan kadar uap air yang cukup tinggi pada cangkang kapsul alginat ada kemungkinan kapsul alginat
dapat ditumbuhi jamurbakteri mikroorganisme.
Tabel 9. Pengaruh kondisi penyimpanan RH terhadap kadar uap air dan
kerapuhan cangkang kapsul kosong pada suhu 25 C
No. Kondisi Penyimpanan RH
Kadar Uap Air Kerapuham
Alginat Gelatin
Alginat Gelatin
1 30
15,28 10,86
100,00 33,33
2 45
15,83 12,09
100,00 0,00
3 60
18,44 13,29
66,67 0,00
4 75
21,35 13,90
0,00 0,00
5 90
27,49 20,89
0,00 0,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Pengaruh kondisi penyimpanan RH terhadap kadar uap air dan
kerapuhan cangkang kapsul berisi pada suhu 25 C
No. Kondisi Penyimpanan RH
Kadar Uap Air Kerapuham
Alginat Gelatin
Alginat Gelatin
1 30
13,57 10,34
100,00 66,67
2 45
15,28 13,08
100,00 16,67
3 60
19,33 14,56
50 0,00
4 75
22,35 15,39
0,00 0,00
5 90
26,70 20,30
0,00 0,00
Cangkang kapsul alginat dan gelatin yang rapuh dapat dilihat pada Gambar 22.
a b
c d
Gambar 22. Cangkang kapsul yang rapuh
Keterangan : a Cangkang kapsul alginat kosong b
Cangkang kapsul gelatin kosong c
Cangkang kapsul alginat berisi d
Cangkang kapsul gelatin berisi
Universitas Sumatera Utara
4.9 Uji Stabilitas 4.9.1 Penyimpanan pada Suhu Kamar