SISTEMATIKA PENULISAN Semen Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas-Semen Portland Pozolan

Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 didalam pasir dan semen sebagai matrik dengan variasi perbandingan komposisi berat dan tekanan cetak yang berbeda seperti tabel 3.1 2. Membuat sampel yang akan digunakan untuk produk genteng beton tanpa pulp serat daun nenas semen dan pasir variasi perbandingan komposisi berat dan tekanan cetak yang berbeda seperti tabel 3.2 pada bab 3 3. Menguji sifat mekanik dan fisis untuk setiap setiap sampel dengan variasi perbandingan komposisi massa dan tekanan cetak yang berbeda seperti tabel 3.1 dan 3.2 serta membandingkan sifat mekanik dan fisis

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil perancangan penelitian ini, diharapkan dapat digunakan dan bernilai guna untuk: 1. Pemanfaatan limbah daun nenas sebagai penguat dalam pembuatan genteng beton serta menambah penghasil tambahan bagi petani nenas 2. Diharapkan dari penelitian ini dapat diproduksi genteng yang mempunyai sifat mekanik yang baik dengan serat daun nenas sebagai filler dan semen sebagai matrik

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan manfaat penelitian BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang pengertian dan jenis-jenis komposit, matrik, penguat, genteng, beton, serat, semen, agregat, pasir, air, adhesi, pulp dan fraksi volume Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, prosedur pembuatan pulp, prosedur pengujian kekuatan lentur, prosedur pengujian kekuatan pukul, prosedur pengujian etahanan terhadap perembesan air, prosedur daya serap air, tempat penelitian dan diagram alir penelitian BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat hasil-hasil dari pengujian yang telah dilakukan yakni pengujian kuat lentur, kuat pukul, daya serap air dan ketahanan perembesan air serta membahas hasil pengujian tersebut BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian pembuatan dan karaterisasi genteng beton yang diperkuat dengan pulp serat daun nenas, serta saran untuk peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komposit

Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana akan terbentuk material yang lebih baik dari material pembentuknya Dikarenakan karakteristik pembentuknya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material pembentuknya.Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu: penguat reinforcement dan matriks sebagai pengikat.

2.1.1 Klasifikasi Komposit berdasarkan penguat yang digunakan:

1. Komposit serat fibricus composite

Komposit serat fibricus komposit, yaitu komposit yang terdiri dari serat dan matrik bahan dasar yang diproduk secara fabrikasi, misalnya serat Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 ditambahkan resin sebagai bahan perekat. Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat fiber. Fiber yang digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers poly aramide, dan sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak Chopped Strand Mat CSM maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Sebagai contoh ialah FRP fiber reinforce plastic plastic yang diperkuat dengan serat dan banyak digunakan, yang sering disebut fiber glass. Contoh lainnya PCB Pulp Cement Board semen yang diperkaya dengan serat pulp dan dicetak dalam lembaran datar atau bergelombang. PCB menggantikan asbes semen board dalam penggunaannya, karena asbes akan terhisap dan merugikan kesehatan dengan menimbulkan gangguan kesehatan pada paru- paru. Beda serat dengan serabut ialah serat itu panjang dan serabut itu pendek Gambar 2.1. Fibrous composits Pada umumnya komposit mengandung serat, baik serat pendek maupun serat panjang yang dibungkus dengan matrik. Fungsi daripada serat adalah menahan bahan yang diberikan sedangkan fungsi matrik adalah membungkus serat sekaligus melindungi dari kerukasan baik mekanis maupun kimia. Aplikasi dan pemakaian bahwa komposit yang diperkuat dengan serat secara luas dipakai pada industri otomotif, industri kapal terbang, industri kapal laut, peralatan militer dan industri perabotan rumah tangga. Hal ini menunjukkan perkembangan pesat dari material komposit, karena mempunyai sifat yang lebih unggul, antara lain: Sebagai isolator yang baik. Ketahanannya baik terhadap air dan zat kimia. Dengan demikian bahan komposit tidak dapat Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 berkarat, anti rayap dan tahan lembab. Bahan komposit alam umumnya berharga murah. Bahan komposit termasuk bahan yang ringan dan kuat

2. Komposit Laminat Laminated Composites

Komposite Laminat laminated Composite, yaitu merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.Komposit yang terdiri dari lapisan serat dan matrik, yaitu lapisan yang diperkuat oleh resin sebagai contoh plywood, laminated glass yang sering digunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya. Pada umumnya manipulasi makroskopis yang dilakukan yang tahan terhadap korosi, kuat dan tahan terhadap temperature Gambar 2.2. Komposit Laminat

3. Komposit partikel particulate composite

Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Komposit partikel particulate composite, komposit yang terdiri dari partikel dan matrik yaitu butiran batu, pasir yang diperkuat dengan semen yang kita jumpai sebagai beton concrete, senyawa komplek ke dalam senyawa komplek. Dua bahan atau lebih dicampur lalu tidak terjadi interaksi antara permukaannya dan tidak mempunyai sinergetik disebut komposit. Contoh lainnya adalah WPC wood plastic combination yaitu partikel kayu hasil buangan sisa kayu waste wood yang diikat dengan plastic resin dan apabila partikel kayu tersebut diikat dengan resin saja maka particulate komposit ini disebut partikel boar PB yang sering dijumpai sebagai bahan peredam suara atau bahan pelapis dinding

2.2. Jenis Komposit Serat

Adapun jenis komposit yang diperkuat serat yaitu : 1. Komposit serat pendek short fiber composit 2. Komposit serat panjang Long fiber komposit Komposit Serat Pendek short fiber komposit Komposit yang diperkuat oleh serat pendek pada umumnya menggunakan resin sebagai matriksnya. Dalam pembuatan komposit serat pendek ini dipotong- potong pendek ±20-100 mm panjangnya Adapun pengertian dari serat pendek adalah serat dengan perbandingan antara panjang dan diameternya 100 mm Derek Hull, 1981. Bahan komposit yang diperkuat serat pendek yang terorientasi ataupun satu dengan lainnya. Komposit jenis ini dapat dibagi atas : Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 1. Bahan Komposit yang mengandung orientasi bidang acak Implane Random Orientation Serat cencang Chopped Strand Mat CSM, CSM ini memiliki distribusi acak dalam dua dimensi. Pembuatan komposit jenis ini biasanya dilakukan teknik” Hand Lay Up”. Ukuran serat dapat dipilih untuk mendapatkan perbedaan jumlah penyebaran serat selama pencetakan. Dengan adanya distribusi acak, maka akibatnya adalah bahwa nilai fraksi volum serat lebih rendah dalam komposit sehingga fraksi volum matrik lebih besar, harga fraksi volum serat acak biasanya berada pada V f = 0.10-0.30 dari harga perbandingan komposisi penyusun komposit. Fraksi volum serat yang lebih rendah akan berkaitan dengan ketidakefisienan balutan dan batasan- batasan dalam proses pencetakan. Dibawah ini diperlihatkan orientasi serat yang diperoleh dari photograph. Gambar.2.3. Hasil pemotretan micrograph dari serat gelas acak Chopped- strand mat sebelum pemberian resin epoksi Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Gambar.2.4. Microradiograph dari serat gelas acak Chopped-strand mat dengan susunan serat dua dimensi 2. Bahan komposit yang diperkuat dengan serat pendek yang terorientasi ataupun sejajar satu dengan lainnya. Untuk mendapatkan komposit jenis ini digunakan tehnik yang berbeda dengan terorientasi acak yaitu ‘ Lay Up’. Metode ini khusus digunakan untuk meluruskan serat cencang. Penjajaran dapat dilakukan dengan menggunakan cetak suntik injection moulding dan proses ekstruksi.

2.2.2. Komposit serat panjang Long Fiber Composite

Keistemewaan komposit serat panjang adalah lebih mudah diorientasikan jika dibandingkan dengan serat pendek. Walaupun demikian serat pendek memiliki rancangan lebih banyak. Secara teoritis serat panjang dapat menyalurkan suatu pembebanan atau tegangan dari suatu titik pemakaiannya. Pada prakteknya, hal ini tidak mungkin karena variable pembuatan komposit serat panjang tidak mungkin memperoleh kekuatan tarik melampaui panjangnya. Perbedaaan serat panjang dan serat pendek yaitu serat pendek dibebani secara tidak langsung dan kekuatan atau kelemahan matriks akan menentukan sifat dari produk komposit tersebut yakni jauh lebih kecil dibandingkan dengan besaran yang terdapat pada serat panjang. Bentuk serat panjang memiliki kemampuan yang tinggi disamping itu kita tidak perlu memotong-motong serat Derek Hull,1981

2.3 Penguatan oleh serat

Pemakaian serat sebagai penguat dalam suatu bahan komposit harus memenuhi beberapa persyaratan berikut : 1. Memiliki kekuatan lentur dan modulus elastik yang tinggi 2. Permukaan dan diameter harus sama Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 3. Perbedaan kekuatan diantara serat-serat tunggal harus rendah 4. Mampu menerima perubahan dari matriks dan menerima gaya yang bekerja Serat-serat organik dan anorganik umumnya digunakan untuk memperoleh bahan komposit serat. Serat organik seperti selulosa, propilene dan serat grafit pada umumnya dikarakterisasi sebagai bahan yang ringan, lentur, elastik dan peka terhadap panas, sedangkan serat anorganik seperti gelas dan keramik merupakan serat yang paling tinggi kekuatannya serta tahan terhadap panas.

2.3.1. Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan komposit 1.

Orientasi Serat Faktor orientasi serat akan menentukan kekuatan mekanis dari suatu bahan komposit dan arah dimana kekuatan tersebut yang terbesar. Ada tiga jenis orientasi serat yaitu penguatan satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi. Jenis penguatan serat satu dimensi memiliki kekuatan dan modulus komposit yang maksimum dalam arah orientasi sumbu serat. Jenis penguatan dua dimensi menunjukkan kekuatan yang berbeda pada setiap arah orientasi serat. Sedangkan jenis penguatan tiga dimensi adalah isotropik, artinya komposit akan memiliki kekuatan yang sama pada setiap titik Folkes M.J,1982. Sebagai contoh bentuk CSM random chooped strand mat pada komposit dianggap isotropik, sedangkan pada bentuk anyaman woven roving menunjukkan sifat yang berbeda pada setiap titik maka material ini disebut anisotropik Pada anyaman woven roving bentuk susunannya ortogonal maka disebut anistropik ortogonal atau artotropik. Dengan demikian sifat perilaku material ortotropik sangat berbeda dengan material isotropik. Komposit dengan sistem seperti woven roving menunjukkan bahwa kekuatan pada arah serat itu lebih besar daripada bukan pada arah serat tersebut dan sifat ini juga dipengaruhi fraksi volume serat. Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 ---------------- ---------------- ---------------- ---------------- - Untuk anyaman satu arah aligment kekuatan tariknya lebih besar pada arah serat dibandingkan dengan arah tegak lurus terhadap serat. Pada arah normal yang menanggung beban hanya matrik saja. Ini merupakan prinsip lamina ortotropik yang berbentuk roving atau fabric, serat-serat arahnya sudah tertentu tidak seperti CSM Chopped Strand Mat 1 Unidi rectional roving 2 Woven roving or fabric Gambar2.5. Bentuk penguatan pada Lamina Ortotropik. 1 Unidirectinal roving 2 Woven roving or fabric Pada penguatan tiga dimensi sifat-sifat mekanik pada setiap arah adalah sebanding dengan jumlah serat per volumnya yang diorientasikan pada arah serat. Jika orientasi serat menjadi lebih acak, maka sifat-sifat mekanis pada setiap arah menjadi lebih rendah. Pada penguatan satu dimensi serat-serat disusun secara searah sedangkan pada penguatan dua dimensi susunan serat dengan sudut 90 o . Susunan serat secara acak dijumpai pada penguatan tiga dimensi seperti gambar 2.6 dibawah ini 1 satu dimensi 2 dua dimensi 3 tiga demensi Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Gambar 2.6. Orientasi serat penguatan 1 satu dimensi, 2 dua dimensi, 3 tiga dimensi

2. Panjang Serat

Tidak hanya diameter serat yang mempengaruhi sifat mekanik komposit tetapi juga panjang serat. Komposit dapat dibuat dari serat filament continuos filament atau serat pendek dari pelbagai panjang serat. Bila panjang serat komposit menurun, kekakuan stiffness dan efek penguatan reinforcing effect akan menurun. Distribusi tegangan dan regangan serat diteliti oleh Hull dan Cok. Serat yang panjang dapat mengirimkan suatu beban atau tegangan yang digunakan dari titik penerapan ketitik reaksi melalui lintasan beban yang bersambung. Akan tetapi pada prakteknya hal ini sulit dilakukan karena variabel pabrikan adalah memungkinkan untuk memperoleh serat panjang dengan kekuatan tarik optimum disepanjang serat. Pada struktur serat panjang yang ideal serat akan bebas tekanan atau sama sekali tertekan, tetapi keadaan ini dalam kenyataannya tidak pernah diperoleh karena sering dijumpai bahwa serat akan tertekan sementara yang lainnya tidak tertekan. Dalam penelitian ini panjang serat tidak diteliti, tetapi untuk panjang serat pulp daun nenas ± 6 mm R.W.Moncrieff , 1983

3. Bentuk serat

Semua serat-serat yang digunakan secara praktisnya sekarang ini memiliki penampang lintang yang melingkar baik untuk serat panjang maupun untuk serat pendek. Sementara itu serat gelas, plastik dan logam telah dihasilkan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pada umumnya semakin kecil ukuran diameter suatu serat maka akan semakin besar kekuatannya. Hal ini Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 disebabkan kehilangan kecacatan permukaan pada serat. Akan tetapi kekuatan mekanis juga dipengaruhi sifat dasar serat dan matriks yang digunakan. Dalam penelitian ini bentuk serat yang digunakan untuk penguat komposit genteng beton merupakan pulp yang halus seperti gambar 2.7 berikut ini : Gambar.2.7. Bentuk pulp serat daun Nenas Matrik Matrik merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengikat dan menyatukan serat tanpa bereaksi secara kimia dengan serat tersebut. Dalam penelitian ini matrik pengikat pulp serat daun nenas adalah semen Portland pozolan dengan merk dagang Padang tipe-I. Pembagian matriks menurut pola pengerjaan pada polimer dikelompokkan yaitu termoset dan termoplastik Dimana termoset merupakan polimer tiga dimensi yang tetap bersifat kaku meskipun memperoleh perlakuan panas atau dengan kata lain tahan terhadap temperature tinggi,ini dipengaruhi oleh tipe struktur yang dimilikinya. Contoh dari matrik termoset yaitu : epoksi, polyester, phenolik. Sedangkan Termoplastik merupakan polimer satu dimensi yang mempunyai rigiditas sangat rendah pada temperature tinggi. Bahan ini mempunyai keunggulan sebagai berikut : Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 kerapatannya rendah, tahan terhadap kerusakan kimiawi, bersifat isolator yang baik tetapi juga mempunyai keterbatasan pemakaian karena sifat-sifatnya yang kurang menguntungkan seperti kekuatan dan modulus elastisitasnya yang rendah dibandingkan logam, koefisien pemuaian yang tinggi. Contohnya antara lain : Polyetylelen PE, Polypropylene PP, Polyvynilchlorida PVC dan Polistryrene PS

2.5. Genteng

Genteng merupakan benda yang berfungsi untuk atap dari suatu bangunan. Dahulu genteng berasal dari tanah liat yang dicetak dan dipanaskan sampai kering Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi dewasa ini genteng telah banyak memiliki macam dan bentuk tidak lagi berasal dari tanah liat semata, tetapi secara umum genteng dibuat dari semen, agregat pasir dan air yang dicampur menjadi satu dengan perbandingan tertentu. Selain itu untuk menambah kekuatan genteng juga digunakan campuran seperti serat alam, serat asbes, serat gelas, perekat aspal dan biji- biji logam yang memperkuat mutu genteng. Dengan mengingat fungsi genteng sebagai atap yang berperan penting dalam suatu bangunan untuk pelindung rumah dari terik matahari, hujan dan perubahan cuaca lainnya. Maka genteng harus mempunyai sifat mekanis yang baik, seperti kekuatan tekan, kekuatan pukul, kekerasan dan sifat yang lainnya. Secara umum genteng dapat dibedakan atas jenisnya yaitu : Genteng beton, genteng keramik,dan genteng Logam. Dalam penelitian ini akan dibuat jenis genteng beton yang menggunakan semen Portland pozolan sebagai matrik dan pulp serat daun nenas sebagai penguat dan ditambah pasir

2.5.1. Genteng beton

Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Genteng beton adalah unsur bahan bangunan untuk penutup atap, dibuat dari agregat halus, semen dan air dengan atau tanpa additive lain yang tidak mengganggu pengikat semen SNI-03-0096-1995 Genteng beton telah lama dikenal di Indonesia, sejak sebelum Perang Dunia II jenis genteng ini telah banyak digunakan oleh masyarakat kita sampai sekarang. Awalnya genteng dibuat oleh perusahaan Australia, dengan nama genteng Monier. Nama monier berasal dari nama seorang tukang kebun di Paris, yang pertama menggunakan pot tanaman dari beton sebagai pengganti pot dari kayu yang lekas rusak Disebut genteng beton karena genteng ini dibuat dari campuran semen Portland dan pasir yang sama dengan material penyusun beton umumnya. Perbandingan semen dan pasir yaitu 1:3 SII 0447-1981 dan harus diperhatikan pasir jangan terlalu banyak agar tidak terlalu berpori kurang padat yang mengakibatkan genteng kurang kedap air, sehingga mudah ditumbuhi lumut Pembentukan genteng beton dapat dilakukan dengan proses tangan, dengan cara rol atau dipadatkan dengan tumbukan atau dipress. Pada cara pembentukan dengan rol dapat dilakukan dengan manual atau mesin karena tekanan yang diberikan kepada adukan, kurang tinggi, biasanya adukan memerlukan semen yang banyak. Sebaliknya apabila proses pembentukan dilakukan dengan press dimana ada tekanan sehingga kepadatan massanya lebih tinggi, adukannya memerlukan air yang lebih sedikit, dan dapat dipakai semen yang lebih sedikit. Seperti pada sifat beton yang lain, disini jumlah air pengaduk akan banyak berpengaruh terhadap cara pemadatanpencetakan dan kekuatan genteng yang dibuat. Makin kecil perbandingan air semen maka makin padat hasil cetakkannya, genteng makin kuat Pada pencetakan dengan mesin press, adonan perlu dibuat agak kering. Bila dikehendaki air lebih banyak untuk mencapai bentuk permukaan yang lebih mulus, pada pencetakan dengan asa adukan yang lebih basah harus diusahakan agar air dapat Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 keluar akibat pengepressan, misalnya pada dasar genting cetakkan dibuat lubang kecil- kecil serta dilapisi oleh kain saringan. Pemakaian genteng beton sama dengan pemakaian genteng yang terbuat dari tanah liat. Untuk sudut-sudut atap yang terlalu terjal lebih miring 45 biasanya genting dipaku pada rang. Untuk ini pembuat biasanya harus sudah menyediakan lubang paku pada waktu pembuatan. Genteng beton umumnya dibuat data dengan alur dan jalur punggung yang berjarak sempit. Hal ini untuk memberikan kekuatan lentur yang cukup pada genteng Standar genteng beton di Indonesia telah ada dan disusun pada Rapat consensus Standar Industri Indonesia tahun 1981, dengan nomor SII-0448-81 dan akibat adanya perkembangan telah direvisi tahun 1995 SNI-03-0096-1995

2.5.2 Menurut bentuknya genteng beton

Bentuk dari genteng beton dapat dibuat sesuai dengan persetujuan antara konsumen dan produsen, begitu juga untuk panjang dan lebar tetapi untuk ketebalannya tidak boleh kurang dari 8 mm SII.0447-81 Setelah mengalami perkembangan kemajuan genteng beton menurut bentuknya dikelompokkan sebagai berikut : genteng lengkung, genteng lengkung rata dan genteng rata SNI 03-0096-1995. Genteng beton yang akan dibuat untuk penelitian ini adalah genteng yang bentuknya rata. Berikut ini adalah bentuk genteng beton yang dihasilkan oleh salah satu produsen genteng beton dalam berbagai bentuk seperti gambar Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 nusantara elabana plat Italia Royal eloyer Gambar 2.8 Bentuk-bentuk genteng beton

2.5.3 Bentuk Genteng Beton yang diproduksi PT. Sarah Furn Co

Selain bentuk genteng beton seperti gambar 2.8 berikut ini kita lihat bentuk genteng beton yang diproduksi oleh salah satu produsen genteng di Sumatera Utara yaitu : 1.Genteng Arizona Disebut juga genteng beton berglazur. Genteng ini bermutu tinggi karena pengecatan plastic cement oxide dengan permukaan kulit jeruk menjamin cat tahan lama terhadap sinar ultraviolet Keistemewaannya antara lain yaitu : tahan terhadap waktu, cuaca, tekanan dan bahan kimia, ekonomis karena tidak butuh perawatan, indah,permukaan yang licin ,berkilat dan tidak berlumut serta penampilan yang klasik dan anggun 2.Genteng Akira Merupakan genteng beton yang umum digunakan masyarakat. Genteng ini lebih sederhana dari segi ukurannya dibanding dengan jenis genteng diatas. Namun mempunyai kualitas yang sama

3. Genteng Super Steel

Mempunyai ukuran yang sangat besar dibandingkan dengan kedua genteng diatas, ukurannya 1190mm x 57,3mm x 16mm dan berat ±1,806 kg. Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Genteng ini merupakan paling ringan dari genteng diata karena terdiri dari campuran logam dan mempunyai dua lapisan permukaan yaitu: Permukaan atas mempunyai bahan-bahan yaitu : metal yang tebalnya 0,35 mm,Zincum dan cat, sedangkan lapisan permukaan bawah yaitu Zincum atau besi dan cat emulsi tebalnya 0,90 mm. Cat mempunyai ketahanan terhadap cuaca sinar Ultaviolet selama 72 jam, asam H 2 SO 4 dan HCL. Selain itu keistimewaan genteng Super Steel yakni : kuat, anti lumut, anti bocor, tahan terhadap karat dan pemasangannya tidak perlu semen sehingga tidak terjadi kebocoran, ringan , mudah dipasang dan khusus di Indonesia lapisan pada super steel mampu menahan panas dan meredam suara hujan

2.6 Beton

Beton merupakan material komposit yang campurannya tersusun dari agregat seperti kerikil, pasir, batu pecahan yang dipadukan dengan bahan pengikat oleh matrik semen yang mengisi ruang diantara partikel-partikel sehingga membentuk satu kesatuan menjadi beton keras Beton dalam keadaan yang telah menggeras bagaikan batu karang, tetapi masih memiliki kelemahan yakni daktilitas beton yang rendah. Hal ini dapat dicerminkan kurva tegangan regangan yang memiliki penurunan kekuatan tekan yang cepat, sehingga dapat menyebabkan keruntuhan terjadi tiba-tiba Secara fisik beton terdiri dari material dua phase yaitu matrik dan agregat. Antara agregat dan matrik terikat satu sama lainnya pada bidang antar muka interface.Sifat-sifat dari beton dipengaruhi oleh komponen-komponen kimia dan microstruktur yang mana diklasifikasikan dengan jumlah dan distribusi internal pori dan retakan-retakan. Proses keretakan pada beton dipengarahui oleh partikel-partikel dan kekosongan-kekosongan dalam skala yang sama. Proses retak pada beton secara primer berdasarkan pada stabilitas dari interfacial Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Bahan beton memperlihatkan sifat yang berbeda. Beton merupakan bahan yang sangat getas dalam tarik, namun kuat terhadap tekan, serta tidak memperlihatkan hubungan tegangan regangan proporsional. Nilai modulus elastisitas sesaat E juga bergantung kepada kecepatan pembebanan, dengan nilai yang bervariasi menurut komposisi campuran beton Penggunaan beton sudah meliputi bidang yang sangat luas seperti untuk pondasi, balok, plat, bangunan lepas pantai, dam, menara. Selain itu beton juga digunakan secara luas untuk pembuatan elemen-elemen pracetak seperti balok-balok beton, genteng, tiang listrik dan sebagainya

2.6.1. Beton Komposit

Beton komposit ini juga disebut beton serat yang dapat didefinisikan sebagai beton yang terbuat dari semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lainnya yang ditambah dengan agreat, air dan diperkuat dengan serat. Intraksi antara serat dan matrik beton merupakan sifat dasar yang mempengaruhi kinerja dari material komposit beton serat. Pengetahuan tentang interaksi ini diperlukan untuk memperkirakan kontribusi serat dan meramalkan perilaku komposit. Serat yang digunakan untuk campuran beton antara lain serat metal serat besi dan serat stainless steel, serat polymeric serat polypropylene dan serat nilon, serat mineral fiberglass dan serat alam serabut kelapa dan serat nenas Bahan –bahan penguat ini ditambahkan pada campuran beton gunakan meningkatkan mutu beton komposit . Selain itu komposit beton serat memiliki sifat yang lebih baik dari beton biasa antara lain sebagai berikut : 1 Meningkatkan ketahanan terhadap keretakan dan kekuatan patah 2 Meningkatkan kekuatan tekan dan kekuatan tarik Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 3 Kesuaian air dan gas serta meningkatkan ketahanan terhadap berbagai jenis bahan korosif 4 Meningkatkan ketahanan terhadap gangguan lokal dan kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh luar seperti pengaruh mekanis dan panas yang berlebihan 5 Meningkatkan siklus ketahanan struktur

2.7. Semen

Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesive dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang padat. Definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang tersebut biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air hydration untuk dapat membentuk massa yang menggeras, semen semacam ini disebut semen hidrolis atau sering disebut juga semen Portland. Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 Mgm 3 Pada kenyataannya, berat jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 Mgm 3 sampai 3,25Mgm 3 . Variasi ini akan berpengaruh pada proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian berat jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C-188

2.7 Jenis semen