Daya Serap Air Alat Pengujian Sampel 1. Peralatan Pengujian Impak Tempat dan waktu Penelitian Rancangan Penelitian Dalam Pembuatan Genteng Beton

Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Sesuai dengan “Standar Syarat Mutu dan Cara Pengujian Genteng Beton” SII.0447-81 Ketahanan terhadap perembesan air rapat air, jika setiap genteng tidak boleh terjadi tetesan air dari bagian bawahnya pada saat dilakukan pengujian sesuai prosedur 3.2.6 uji kedap air. Dalam hal ini genteng akan basah tetapi tidak terdapat tetesan air, maka dinyatakan tahan terhadap perembesan air

2.18 Daya Serap Air

Pada saat terbentuk sampel kemungkinan ada terjadinya udara yang terjebak dalam lapisan agrgat atau terjadi karena dekomposisi mineral pembentuk akibat perubahan cuaca, maka terbentuklah lubang , atau rongga kecil didalam butiran agregat pori. Pori dalam sampel bervariasi dan menyebar diseluruh butiran. Pori- pori mungkin menjadi reservoir air bebas didalam agregat. Presentasi berat air yang mampu diserap agregat dan serat didalam air disebut daya serapan air, sedangkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat dan serat disebut kadar air. Besar daya serap air untuk genteng tidak boleh lebih 10 SNI 03-0096- 1995. Dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Daya Serap Air = 100 x B B A − …………………….2.13 Keterangan : A = massa setelah di rendam gr B = massa setelah di oven gr

2.19 Pembuatan Pulp

Pulp merupakan hasil pemisahan serat dari kayu atau tanaman berserat lainnya melalui bermacam-macam proses pembuatannya. Pulp selanjutnya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai jenis kertas. Istilah pulp secara umum digunakan untuk kayu asah batu, pulp mekanik digiling ,pulp semikimia dan pulp Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 kimia. Dasar bahan baku ditandai dengan kenaikan penggunaa kayu kertas dari daerah iklim sedang dan tropika. Penggunaan sisa-sisa dari kayu industri pengolahan kayu lain misalna kilang penggergajian, kilang pengetaman makin lama makin penting. Yang lebih penting dikemudian hari, terutama dibanyak negara berkembang, mungkin berupa serpihan pohon keseluruhan dan penggunaan serat-serat bukan kayu. Limbah kertas dan karton sudah merupakan sumber serat yang tak dapat ditinggalkan dan bahkan akan lebih penting dikemudian hari disebabkan oleh perbaikan tehnik-tehnik pembuatan pulp serat sekunder Disamping optimasi tujuan , kualitas pulp dan pengendalian kualitas yang penting dalam peningkatan teknologi pembuatan pulp adalah : 1. Meningkatkan rendemen pulp 2. Mengurangi kebutuhan energi 3. Mengurangi jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk pembuatan pulp dan penggelantangan, termasuk peningkatan proses pemulihan bahan-bahan kimia 4. Mengurangi pencemaran udara dan air 5. Pengembangan proses pembuatan pulp bebas –belerang dan serangkaian penggelantangan yang bebas kalor 6. Fleksibilitas tinggi mengenai rendemen, kualitas dan kemungkinan penggelantangan pulp 7. Kondisi-kondisi proses yang memungkinkan penyiapan hasil samping pembuatan pulp Hal ini merupakan latar belakang untuk menaikan diversifikasi proses-proses pembuatan pulp. Proses pembuatan pulp secara komersial dapat diklasifikasikan dalam proses mekanis, semikimia kombinasi kimia dan mekanis dan kimia. Produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik serat yang berbeda. Pemilihan jenis proses pembuatan pulp tergantung pada spesies kayu yang tersedia dan penggunaan akhir dari pulp yang diproduksi. Dalam beberapa operasi pembuatan kertas, kombinasi pulp yang dihasilkan dari proses kimia dan mekanis digunakan agar supaya mendapatkan karakteristik kertas yang diinginan Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Pulp mekanis mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan pulp kimia. Sifat-sifat pulp mekanis pada umumnya merupakan sifat-sifat asli yang diperoleh dari bahan bakunya. Pada pembuatan pulp meanis lignin tidak dihilangkan atau sebagian saja dihilangkan sehinga mempunyai kandungan serat utuh yang lebih sedikit, bersifat kaku dan lebih pendek. Serat-serat pulp mekanis terdiri dari bundelan-bundelan serat dan fragmen-fragmen serat dari beberapa serat individu. Jika dibuat kertas akan menghasilkan lembaran yang bersifat bulki dan mempunyai opasitas yang baik. Sifat bulki dapat memberikan efek bantalan dalam lembaran sehingga membuat sifat mudah menyerap tinta dan sifat cetak yang baik. Pulp mekanis hanya dapat digunakan untuk kertas-kertas tertentu seperti kertas industri atau kertas koran Proses semikimia merupakan kombinasi dari proses mekanis kimia. Serpih kayu atau tanaman berserat lainnya terlebih dahulu dilunakkan sebagian digesting dengan bahan kimia kemudian diikuti dengan aksi mekanis yang biasanya refiner. Rendemen dan sifat-sifat pulp semikimia merupakan intermediate pulp kimia dan mekanis. Pulp ini cocok digunakan untuk lapisan tengan kertas karton gelombang corrugating medium . Pembuatan pulp pada penelitian pembuatan dan karakterisasi genteng beton yang dibuat dari pulp serat daun nenas- semen Portland pozolan menggunakan proses semikimia.

2.19.1 Proses Semikimia

Proses pembuatan pulp semikimia dapat dibagi menjadi dua tingkat. Pertama serpih diproses dengan bahan kimia yang tidak terlalu banya untuk melunakkan ikatan antar serat selulosa dengan menghilangkan lignin dan hemiselulosa, kemudian dilanjutan perlakuan secara mekanis dengan cara penggilingan untuk memisahkan serat-seratnya. Proses mekanis kimia sama dengan semikimia, bedanya hanya penggunaan bahan kimia lebih sedikit dan kemudian dilanjutkan perlakuan secara mekanis yaitu dengan lebih banyak mendapatkan perlakuan penggilingan refining. Prose semikimia ini terbagi atas:

1. Proses NSSC Neutral Sulfit Semi Chemical

Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 NSSC adalah proses yang paling dominan dalam proses semikimia. Proses ini menggunakan sodium sulfite 3 2 SO Na disangga dengan sodium karbonat 3 2 CO Na untuk menetralkan asam-asam organik bebas yang terbentuk selama pemasakan. Kondisi proses yang umum digunakan pada suhu 106- 180 o C, waktu ¼ sampai 1 jam. Pulp NSSC dapat digunakan untuk kertas karton, karton gelombang dan kertas bon

2. Asam Sulfit

Pulping semikimia ini menggunakan asam sulfite 3 2 SO H , pulping ini banyak digunakan untuk kertas oran. Pulp sulfite rendemen tinggi didapat dari pemasakan pada suhu rendah, pada suhu ini melunakkan kandungan hemiselulosa pada pulp dan menaikkan rendemen

3. Bisulfit

Proses bisulfit relatif lebih baru dibandingan sulfite. Keuntungan proses ini adalah lebih sederhana dalam persiapan cairan pemasakan dan penyimpanan cairan pemasak tanpa vessel bertekanan. Metoda recovery bahan kimia pemasak dapat diterapkan. Pemasakan dengan bisulfit lebih cepat daripada proses NSSC tetapi produk yang dihasilkan lebih lemah. Pulp ini dapat digunaan untuk kertas karton gelombang dan kertas karton

4. Semikimia Kraft

Pulp semikimia digunaan untuk jenis kertas karton liner dengan bahan baku softwood yang menghasilkan rendemen 56-65 . Bahan kimia yang digunakan adalah cairan kraft NaOH dan Na 2 S. Rendemen tinggi yang diperoleh adalah dengan cara mengurangi jumlah bahan kimia pemasak dan waktu pemasakan. Serpih yang keluar dari blowtank diuraikan dengan fiberizer dengan menambah filtrat lindi hitam yang masih mengandung alkali untuk menurunkan konsumsi energi. Pulping yang telah diuraikan disaring dan dicuci sebelum penggilingan pada tahap air. Pada rendemen tinggi cairan kraft Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 menghilangkan sedikit lignin dan lebih banyak hemiselulosa dan menyebabkan kekuatan menurun

5. Soda Dingin

Proses ini adalah proses mekanis kimia yang tertua. Proses ini terdiri dari perendaman serpih dalam larutan NaOH pada suhu rendah sebelum direfining. Penambahan NaOH menyebabkan terjadinya pengembangan hemiselulosa dan daerah amorf pada serat. Perendaman dilakukan selama 30 sampai 120 menit pada tekanan atmosfir, kenaikan suhu sampai 80 o C akan memperbaiki sifat- sifat fisik pulp, pada suhu tinggi harus dihindari karena akan mendegrasi dan melarutkan sebagian hemiselulosa. Adanya alkali yang diserap serpihan menyebaban energi refining yang dibutuhkan rendah dan meningkatkan kekuatan pulp. Pulp yang direfining mempunyai serat panjang lebih banyak dan fines yang sedikit. Untuk Pembuatan pulp dari daun nenas digunakan prosedur semikimia yaitu cara menggunakan soda api NaOH Natrium Hidroksida Bab 3 METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan Penelitian

3.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan sampel uji antara lain 1. Alat cetakan, terbuat dari besi dengan ukuran 20 cm x 10 cm 2. Alat penekan cetakan hidrolik, berfungsi untuk menekan alat cetakan sehingga sampel yeng terbentuk padat 3. Gergaji Listrik berfungsi untuk memotong-motong sampel Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 4. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur panjang,lebar dan ketebalan sampel 5. Neraca analitik berfungsi untuk mengukur massa sampel 6. Tungkukompor berfungsi untuk memasak daun nenas 7. Kain tipis berfungsi untuk melapisi bagian bawah cetakan sampel 8. Kawat Kasa 30 x 15 cm sebagai cetakan lembaran pulp daun nenas 9. Baskom sebagai tempat perendaman sampel 10. SEM Scanning Electron Microscope berfungsi untuk memperbesar gambar pulp serat daun nenas 11. Oven berfungsi untuk mengeringkan sampel Gambar peralatan dapat dilihat pada lampiran 3

3.2.2 Bahan

Bahan – Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Daun Nenas dari daerah Deli Serdang yang telah dikeringan 2. NaOH Soda Api 3,7 3. Semen Portland pozolan semen Padang 4. Pasir dari pasaran 5. Air Pam Tirtanadi 6. Kaporit 7. Lemkorf sebagai perekat

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Pembuatan Pulp Serat daun Nenas

Persiapan yang dilakukan pada pembuatan pulp serat daun nenas yaitu 1. Dimasukkan air 12 Liter kedalam drum dimasak sampai mendidih T= 100 o C 2. Setelah mendidih dimasukkan soda api NaOH 440 gr terlebih dahulu dan juga daun nenas yang telah kering 2000 gr selanjutnya, 3. Daun nenas diusahakan tenggelam dalam air dan diaduk-aduk agar merata, proses pemasakkan ini dibutuhkan waktu 1,5 jam untuk terbentuk pulp serat daun nenas Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 4. Setelah terbentuk pulp, pemasakkan dihentikan dan didiamkan hingga dingin 5. Setelah dingin pulp direndam dengan kaporit beberapa jam kemudian dicuci sampai bersih. 6. Setelah pulp dicuci kemudian dituangkan kedalam kawat kasa sebagai cetakan lembaran pulp dan dijemur dipanas matahari sampai kering gambar proses pemasakan dapat dilihat pada lampiran 2

3.2.2 Pembuatan sampel

Prosedur yang dilalukan dalam pembuat sampel yaitu 1. Dipersiapkan semua bahan–bahan campuran dengan perbandingan massa sesuai tabel 3.1 rancangan penelitian dalam pembuatan sampel antara berat kering pulp serat daun nenas dengan semen Portland Pozolan 2. Cetakkan dialasi dengan kain pada bagian bawah dan bagian atas agar diperoleh permukaan sampel yang halus 3. Pada bagian terpisah pulp serat daun nenas yang telah dicampur air,kemudian ditambah semen dan pasir dicampur hingga homegen, setelah homegen dimasukkan kedalam cetakkan dan ditutup dan ditekan pada tekanan yang bervariasi sesuai tabel 3.1 rancangan penelitian dalam pembuatan sampel antara berat kering pulp serat daun nenas dengan semen Portland pozolan 4. Setelah ditekan pada temperatur kamar, sampel dikeluarkan dari cetakkan dan dianginkan, dengan cara yang sama untuk sampel tanpa menggunakan serat seperti tabel 3.2

3.2.3. Bentuk Sampel Uji

Sampel yang telah dicetak dipotong-potong dengan menggunakan gergaji listrik. Bentuk sampel untuk setiap pengujian berbeda. Adapun pengujian yang dilakukan adalah pengujian kekuatan lentur Ultimate flexural strength dan pengujian impak Impact test dan pengujian kedap air Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Untuk masing-masing pengujian dibuat sampel yang berbeda baik bentuk dan ukurannya. Bentuk sampel yang dibuat sesuai standard dan dapat dilihat pada gambar berikut : 100 mm 10 mm 2 mm Gambar 3.1. Bentuk sampel pengujian impak dengan standar ASTM D-256 100 mm 10 mm 2 mm Gambar3.2. Bentuk sampel pengujian kekuatan lentur dengan standar ASTM D-790 Sedangkan untuk pengujian kedap air dan daya serap air bentuknya random karena tidak tercantum pada standar

3.2.4 Prosedur Pengujian Kekuatan Lentur

1. Mula-mula span diatur sejauh 90 m satu sama lain dan sampel uji diletakkan pada pertengahan span 2. Diatur pembebanan maksimum 100 kgf 3. Skala beban pada mesin uji diatur agar menunjukkan skala nol dan beban dibuat persis di tengah-tengah sampel uji 4. Kemudian diatur cross-head dari mesin uji 20 mmmenit 5. Mesin pencatat grafik dihidupkan on 6. Tombol pembeban tekan dihidupkan down dan mesin akan bekerja, gerakan mesin dihentikan setelah sampel uji patah dan data yang tertera pada display dicatat untuk nilai Load dan Stoke Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009

3.2.5. Prosedur Pengujian Impak

1. Sampel diletakkan pada alat penumpu dengan jarak span 90 mm. Pembebanan diletakkan pada pertengahan sampel 2. Godam yang telah dibuat pada posisi awal dengan sudut 160 o terhadap sumbu vertical dilepas menuju sampel 3. Setelah sampel patah, maka besar energi serap sampel dicatat Sampel Penampang Lintang 90 mm 100 mm Gambar.3.3. Skema Pengujian Impak 3.2.6 Prosedur Pengujian Ketahanan Terhadap Perembesan Air Water Proofing 1. Sebuah rangka yang terbuat dari lembaran logam atau plastik diletakkan pada sekeliling genteng yang tingginya minimal 50 mm dengan perekat yang dapat menahan perembesaran air seperti lilin dan lemkof 2. Diletakkan genteng yang telah direkatkan rangka pada posis horizontal diatas penumpu, tinggi pemumpu diatur sedemikian agar dapat mengamati permukaan bawah genteng dan mudah dilihat jika terjadi perembesan air 3. Dimasukkan air dalam rangka setinggi 50 mm dan tinggi permukaan air dijaga tetap dengan penambahan jika berkurang 4. Pengujian dilakukan selama 24 jam, apabila terjadi tetesan air pada bagian bawah genteng maka dapat disimpulkan genteng tidak tahan perembesan air b a P Beban Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 dan sebaliknya jika genteng basah tetapi tidak terjadi tetesan air, maka dapat dinyatakan genteng tahan terhadap perembesan pengujian ini dapat dilihat lampiran 2 no.9

3.2.7. Prosedur Pengujian Daya serap Air

1. Sampel direndam selama 2 hari , setelah perendaman sampel di timbang A 2. Sampel dikeringkan dalam oven 100-110 C selama 24 jam, setelah dikeluarkan dari dapur pengering lalu didinginkan di ruangan terbuka sampai suhu kamar kemudian ditimbang B 3.3. Alat Pengujian Sampel 3.3.1. Peralatan Pengujian Impak Merk Wolpert Tipe CPSA Buatan Amsler Otto Wolpert- Werke GMBH West-Germany Energi Godam 4 joule Gambar 3.4. Peralatan pengujian impak 3.3.2. Peralatan Pengujian Kekuatan Lentur Peralatan yang dipakai untuk melakukan pengujian kekuatan lentur adalah mesin „ Tosee’ Electronic System „ Universal Testing Machine type SC 2–DE, Kapasitas 2000 Kgf, Buatan Tokyo Testing Machine seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini : 1 Mesin Uji Lentur Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 2 Pencatat Grafik Gambar 3.5. Peralatan pengujian lentur 1 Mesin Uji Lentur, 2PencatatGrafik

3.4. Tempat dan waktu Penelitian

Pembuatan sampel dilakukan di Laboratorium Spektroskopi F.MIPA USU Medan, Balai Riset BARISTAN Prop. Sumatera Utara di Jl. Medan – Tg. Morawa dan Pengujian di lakukan Laboratorium Pusat Penelitian FMIPA USU Medan

3.5 Rancangan Penelitian Dalam Pembuatan Genteng Beton

Berikut ini adalah rancangan penelitian untuk pembuatan sampel, terlihat adanya variasi perbandingan massa komposisi , tekanan cetakan dan pengujian sifat mekanik dan fisis seperti tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini Tabel.3.1 Rancangan Penelitian Sampel Dengan Pulp Serat Daun Nenas SAMPE L Tekanan Cetak Ton force Massa Semen Portland Pozolan SPP Kg Massa Pasir Kg Massa Pulp Serat Daun Nenas Kg PENGUJIAN SAMPEL Uji Lentur A Uji Pukul B Uji kedap air C Uji Daya Serap Air D Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Daun Nenas Daun Nenas + Soda NaOH Pulp Serat Daun Nenas Sn Sn +SPP + Pasir Sn +SPP + Pasir 0,20 : 1 : 0,5 Sn +SPP + Pasir 0,15 : 1 : 0,5 Sn +SPP + Pasir 0,25 : 1 : 0,5 1 20 1 0,5 0,10 A11 B11 C11 D11 2 0,15 A12 B12 C12 D12 3 0,20 A13 B13 C13 D13 4 0,25 A14 B14 C14 D14 5 0,30 A15 B15 C15 D15 6 25 1 0,5 0,10 A21 B21 C21 D21 7 0,15 A22 B22 C22 D22 8 0,20 A23 B23 C23 D23 9 0,25 A24 B24 C24 D24 10 0,30 A25 B25 C25 D25 11 30 1 0,5 0,10 A31 B31 C31 D31 12 0,15 A32 B32 C32 D32 13 0,20 A33 B33 C33 D33 14 0,25 A34 B34 C34 D34 15 0,30 A35 B35 C35 D35 Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Pembuatan Sampel Tanpa Serat Daun Nenas SAMPE L Tekanan Cetak Ton Force Massa Semen Portland Pozolan SPP Kg Massa Pasir Kg Pengujian Sampel Uji Lentur A Uji Pukul B Uji Kedap Air C Uji Daya Serap Air D 1 20 1 0,5 A11 B11 C11 D11 2 25 A12 B12 C12 D12 3 30 A13 B13 C13 D13 3 .6 Diagram Alir Penelitian Dikeringkan Dimasak T = 100 C Dikeringkan Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Sn +SPP + Pasir 0,10 : 1 : 0,5 Sn +SPP + Pasir 0,30 : 1 : 0,5 Sn +SPP + Pasir + Air Cetakan Tekanan cetak 25 ton f Tekanan cetak 25 ton f Tekanan cetak 20 ton f Genteng Uji Mekanis Uji Fisis Uji Impak Pukul Uji Lentur Uji Kedap Air Data Kesimpulan Analisa Data Uji Daya Serap Air Gambar 3.6 Diagram alir penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Deli Natalia Saragih : Pembuatan Dan Karakterisasi Genteng Beton Yang Dibuat Dari Pulp Serat Daun Nenas- Semen Portland Pozolan, 2007. USU Repository © 2009 Hasil pengujian sifat mekanik sampel yang dijadikan genteng beton yang terbuat dari campuran semen, pasir dan pulp serat daun nenas dengan hasil perhitungan seperti tabel di bawah ini.Volume untuk sampel rata-rata adalah 200 cm 2 , massa rata-rata 300 gr dan massa jenis rata-rata 1,5 grcm 3 pengukuran massa dan massa jenis sampel dapat dilihat pada lampiran 1 no.7. Pengujian mekanik dilakukan setelah sampel berumur 14 hari setelah dicetak dan diusahakan memenuhi standar ASTM dan SNI dalam temperatur kamar 4.1.Serat Daun Nenas Pulp serat daun nenas diukur difoto dengan SEM dengan perbesaran 1000 X, dari foto diukur diameter dengan jangka sorong, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Diameter rata-rata yang terukur pada foto = 5,16 mm Diameter yang sebenarnya = 1000 16 , 5 mm = 5,16 10 -3 mm = 5,16 m Dari data diatas telah dihitung besar diameter pulp serat daun nenas 5,16 m, Sedangkan panjang secara umum 6 mmR.W.Moncrieff,1983 Maka perbandingan panjang dan diameter = : 6 5,16 .10 -3 = 1 :1162,7 Karena panjang : diameter 100 maka serat daun nenas termasuk jenis serat panjang hasil foto SEM serat daun nenas dapat dilihat lampiran 2 no.10

4.2 Uji Impak Impact Test