B. Prosedur dan Mekanisme Kepesertaan BPJS Kesehatan
Dalam peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No.1 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, prosedur
kepersertaan BPJS Kesehatan adalah : 1.
Kepersertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan Peserta BPJS Kesehatan terdiri atas :
a. Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan, terdiri atas:
1 Orang yang tergolong fakir miskin; dan
2 Orang tidak mampu.
52
b. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan
53
, terdiri atas:
1 Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya termasuk warga
negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan dan anggota keluarganya;
2 Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya termasuk
warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan dan anggota keluarganya;
3 Bukan pekerja dan anggota keluarganya.
54
52
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggara Jaminan Kesehatan Pasal 5
53
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggara Jaminan Kesehatan, Pasal 4
54
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, Pasal 6
Universitas Sumatera Utara
Peserta pekerja penerima upah dan anggota keluarganya termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan dan
anggota keluarganya terdiri atas : a.
Pegawai Negeri Sipil; b.
Anggota TNI; c.
Anggota Polri; d.
Pejabat Negara; e.
Pegawai Pemerintah Non-Pegawai Negeri; f.
Pegawai Swasta; g.
Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima upah.
55
Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan dan
anggota keluarganya terdiri atas : a.
Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri; dan b.
Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah.
56
Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas : a.
Investor; b.
Pemberi kerja; c.
Veteran; d.
Perintis kemerdekaan; e.
Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan
f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e
yang mampu membayar iuran. Penerima pensiun terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
b. Anggota TNI dan anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun; c.
Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
55
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, Pasal 7
56
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, Pasal 8
Universitas Sumatera Utara
d. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c yang mendapat hak pensiun;
e. Penerima pensiun selain huruf a,b, dan c;
f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf e yang mendapat hak pensiun.
57
2. Prosedur Pendaftaran Peserta BPJS Kesehatan
a. Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran PBI
Penerima Bantuan Iuran PBI adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana
diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin
yang ditetapkan oleh Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah.
58
Pendaftaran fakir miskin dan orang tidak mampu yang menjadi peserta PBI dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang stastik Badan Pusat Stastik yang diverifikasi dan divalidasi oleh Kementrian Sosial.
Selain itu penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Surat Keputusan SK Gubernur Bupati Walikota bagi
Pemda yang mengintegrasikan program Jamkesda ke program JKN.
57
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, Pasal 9
58
http:www.panduanbpjs.compendaftaran-pbi-bpjs-kesehatan-untuk-keluarga-miskin diakses pada tanggal 10 April 2016
Universitas Sumatera Utara
b. Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah PPU
Prosedur khusus bagi pekerja penerima upah berbeda dengan peserta lainnya. Adapun prosedur yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
59
1. Perusahaan Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta
anggota keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan melampirkan :
a Formulir Registrasi Badan Usaha Badan Hukum Lainnya.
b Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai
format yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan. 2.
Perusahaan Badan Usaha menerima nomor Virtual Account VA untuk dilakukan pembayaran ke Bank yang telah bekerja sama
BRIMandiriBNI 3.
Bukti pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN atau mencetak e-ID secara mandiri
oleh Perusahaan Badan Usaha. c.
Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah PBPU dan Bukan Pekerja
Pekerja Bukan Penerima Upah BPU adalah pekerja yang melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk
memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut yang meliputi : Pemberi Kerja; Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja
59
http:www.panduanbpjs.comprosedur-pendafataran-bagi-peserta-pekerja-penerima-upah diakses pada tanggal 10 April 2016
Universitas Sumatera Utara
mandiri dan Pekerja yang tidak termasuk pekerja di luar hubungan kerja yang bukan menerima Upah, contoh Tukang Ojek, Supir
Angkot, Pedagang Keliling, Dokter, PengacaraAdvokat, Artis, dan lain-lain.
60
1. Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja
a Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS
Kesehatan b
Mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada di Kartu Keluarga
c Mengisi formulir Daftar Isian Peserta DIP dengan
melampirkan : 1
Fotokopi Kartu Keluarga KK 2
Fotokopi KTP Paspor, masing-masing 1 lembar 3
Fotokopi Buku Tabungan salah satu peserta yang ada didalam Kartu Keluarga
4 Pasfoto 3 x 4, masing-masing sebanyak 1 lembar.
d Setelah mendaftar, calon peserta memperoleh Nomor Virtual
Account VA e
Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama BRIMandiriBNI
f Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan
untuk dicetakkan kartu JKN.
60
http:www.bpjsketenagakerjaan.go.idpageprogramBukan-Penerima-Upah-html diakses pada tanggal 10 April 2016
Universitas Sumatera Utara
g Pendaftaran juga dapat dilakukan melalui website BPJS
Kesehatan. 2.
Pendaftaran Bukan Pekerja melalui entitas berbadan hukum Pensiunan BUMNBUMD
Proses pendaftaran pensiunan yang dana pensiunnya dikelola oleh entitas berbadan hukum dapat didaftarkan secara kolektif
melalui entisitas berbadan hukum yaitu dengan mengisi formulir registrasi dan formulir migrasi data peserta.
61
Saat ini PTPN 3 telah mengikuti dan mendaftarkan pekerjanya sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku. Adapun hambatan atau kesulitan saat
melaksanakan prosedur dan mekanisme kepersertaan BPJS Kesehatan itu berasal dari pihak BPJS Kesehatan sendiri dimana pihak mereka lambat untuk
memberi kartu pelayanan kesehatan.Selain itu terdapat pula keluhan bahwa adanya berita terkait pasien akan dipulangkan sebelum benar-benar sembuh
atau pulih dan adanyamemberikan batas jangka waktu ketika dirawat di Rumah Sakit yaitu hanya dalam waktu 7 Tujuh Hari atau seminggu.
Setelah ditelusuri ke pihak BPJSternyata proses pembuatan kartu BPJS kesehatan langsung dikerjakan pendaftaran, tidak sampai berhari-hari. Namun
yang membuat lama adalah pengaktifan dan keluar virtual account sehingga dibayar iuran yang membutuhkan waktu dua minggu. Hal tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku karena terkoneksi dengan program lainnya. Pihak BPJSKesehatan juga menyatakan tidak ada batasan waktu untuk rawat
61
http:bpjs-kesehatan.go.idbpjs diakses pada tanggal 10 April 2016
Universitas Sumatera Utara
inapkepada pasien BPJS karena seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan medis nya. Kalau adapun yang seperti itu dengan alasan administrasi harus
dilaporkan ke pihak BPJS Kesehatan mengenai nama rumah sakit, nama pasien, waktu pasien opname secara detil, agar bisa dicek kebenaran
klaimnya. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
sesuai dengan kebutuhan medis. Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta BPJS Kesehatan dapat berobat ke fasilitas kesehatan primer seperti
puskesmas, klinik, atau dokter keluarga yang tercantum pada kartu peserta BPJS Kesehatan. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 Ayat 1, salah satu manfaat pelayanan promotif preventif meliputi penyuluhan kesehatan
perorangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, diharapkan fungsi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP tidak hanya
sebagai tempat berobat, namun juga sebagai tempat masyarakat memperoleh edukasi kesehatan sebelum sakit.
Pelayanan rujukan bisa dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan jika perujuk fasilitas kesehatan tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan, dan atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.Sedangkan rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan
antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari
Universitas Sumatera Utara
tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi, atau sebaliknya.
62
Peserta BPJS Kesehatan bisa dirujuk dari fasilitas kesehatan yang lebih rendah jika:
1. Permasalahan kesehatan peserta dapat ditangani oleh tingkatan
fasilitaskesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya,
2. Kompetensi dan kewenangan fasilitas tingkat pertama atau tingkat
kedua lebih baik dalam menangani peserta 3.
Peserta membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan,
efisiensi, dan pelayanan jangka panjang, 4.
Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan peserta karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan,
dan atau ketenagaan. Bagi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTRL, sistem
pembayaran yang digunakan adalah sistem tarif paket INA CBG’s. Sistem INA CBG’s adalah tarif paket pelayanan kesehatan yang mencakup seluruh
komponen biaya RS, mulai dari pelayanan non medis hingga tindakan medis.
Tarif paket dalam INA CBG’s dihitung berdasarkan data di berbagai RS di Indonesia pemerintah atau swasta. Data meliputi tindakan medis yang
dilakukan, obat-obatan,jasa dokter, dan barang medis habis pakai kepada
62
http:bpjs-kesehatan.go.idbpjsindex.phparsipdetail269diakses pada tanggal 26 April 2016
Universitas Sumatera Utara
pasien, termasuk profit yang diperoleh RS. Data tersebut kemudian dihitung dalam rumus yang berlaku secara internasional dan diambil besaran rata-rata.
Dengan paket biaya itu, RS dan dokter dituntut efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
63
C. Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan