melindungi jantung, menurunkan kadar trigliserida, memperbaiki agregasi trombosit. PUFA mengandung asam lemak omega 3 yang
dapat menurunkan sintesis VLDL di dalam hati dan meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase yang dapat menurunkan kadar
VLDL di jaringan perifer, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol LDL Yunir, Soebardi, 2009 dalam Sudoyo,
Setiyohadi, Alwi, Marcellus, Setiati, 2009.
Pengelolaan DM yang meliputi 4 pilar, aktivitas fisik merupakan salah satu dari keempat pilar tersebut. Aktivitas minimal otot skeletal
lebih dari sekedar yang diperlukan untuk ventilasi basal paru, dibutuhkan oleh semua orang termasuk diabetisi sebagai kegiatan sehari-hari, seperti
misalnya: bangun tidur, memasak, berpakaian, mencuci, makan bahkan tersenyum. Berangkat kerja, bekerja, berbicara, berfikir, tertawa,
merencanakan kegiatan esok, kemudian tidur. Semua kegiatan tadi tanpa disadari oleh diabetisi, telah sekaligus menjalankan pengelolaan terhapa
DM sehari-hari. Anjuran untuk melakukan kegiatan fisik bagi diabetisi telah dilakukan sejak seabad yang lalu oleh seorang dokter dari dinasti
Sui di China, dan manfaat kegiatan ini masih harus diteliti oleh para ahli hingga kini. Kesimpulan sementara dari penelitian itu ialah bahwa
kegiatan fisik diabetisi tipe 1 maupun 2, akan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular dan meningkatkan harapan hidup. Kegiatan fisik
akan meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik, psikis maupun sosial dan tampak sehat Yunir, Soebardi, 2009 dalam Sudoyo, Setiyohadi,
Alwi, Marcellus, Setiati, 2009.
2.2.8. Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2
Menurut Joeharno, M., 2009 dalam Jafar, N., 2009, stategi penanggulangan Diabetes Mellitus tipe 2 adalah sebagai berikut:
a. Primordial prevention
Universitas Sumatera Utara
Primordial prevention merupakan upaya untuk mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam
masyarakat terhadap
penyakit secara
umum. Pada
upaya penanggulangan DM, upaya pencegahan yang sifatnya primordial
adalah : 1. Intervensi terhadap pola makan dengan tetap mempertahankan pola
makan masyarakat yang masih tradisional dengan tidak membudayakan pola makan cepat saji yang tinggi lemak.
2. Membudayakan kebiasaan puasa senin dan kamis. 3. Intervensi terhadap aktifitas fisik dengan mempertahankan
kegiatan-kegiatan masyarakat sehubungan dengan aktivitas fisik berupa olahraga teratur lebih mengarahkan kepada masyarakat
kerja dimana kegiatan-kegiatan masyarakat yang biasanya aktif secara fisik seperti kebiasaan berkebun sekalipun dalam lingkup
kecil namun dapat bermanfaat sebagai sarana olahraga fisik. 4. Menanamkan kebiasaan berjalan kaki kepada masyarakat.
b. Health promotion Health promotion sehubungan dengan pemberian muatan informasi
kepada masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan. Dan pada upaya pencegahan DM, tindakan yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemberian informasi tentang manfaat pemberian ASI eksklsif kepada masyarakat khususnya kaum perempuan untuk mencegah
terjadinya pemberian susu formula yang terlalu dini. 2. Pemberian informasi akan pentingnya aktivitas olahraga rutin
minimal 15 menit sehari.
c. Spesific protection Spesific protection dilakukan dalam upaya pemberian perlindungan
secara dini kepada masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan. Pada beberapa penyakit biasanya dilakukan dalam bentuk pemberian
Universitas Sumatera Utara
imunisasi namun untuk perkembangan sekarang, Diabetes Mellitus dapat dilakukan melalui:
1. Pemberian penetral radikal bebas seperti nikotinamid. 2. Mengistirahatkan sel-beta melalui pengobatan insulin secara dini.
3. Penghentian pemberian susu formula pada masa neonatus dan bayi sejak dini.
4. Pemberian imunosupresi atau imunomodulasi.
d. Early diagnosis and promp treatment Early diagnosis and prompt treatment dilakukan sehubungan
dengan upaya pendeteksian secara dini terhadap individu yang nantinya mengalami DM dimasa mendatang sehingga dapat dilakukan
upaya penanggulangan sedini mungkin untuk mencegah semakin berkembangnya risiko terhadap timbulnya penyakit tersebut. Upaya
sehubungan dengan early diagnosis pada DM adalah dengan melakukan :
1. Melakukan skrining DM di masyarakat. 2. Melakukan survei tentang pola konsumsi makanan di tingkat
keluarga pada kelompok masyarakat.
e. Disability limitation Disability limitation adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencegah dampak lebih besar yang diakibatkan oleh DM yang ditujukan kepada seorang yang telah diangap sebagai penderita DM
karena risiko keterpaparan sangat tinggi. Upaya yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemberian insulin yang tepat waktu. 2. Penanganan secara komprehensif oleh tenaga ahli medis di rumah
sakit. 3. Perbaikan fasilitas-fasilitas pelayanan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
f. Rehabilitation Rehabilitation ditujukan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan
kembali pada individu yang telah mengalami sakit. Pada penderita DM, upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan adalah :
1. Pengaturan diet makanan sehari-hari yang rendah lemak dan pengkonsumsian makanan karbohidrat tinggi yang alami.
2. Pemeriksaan kadar glukosa darah secara teratur dengan melaksanakan pemeriksaan laboratorium komplit minimal sekali
sebulan. 3. Penghindaran atau penggunaan secara bijaksana terhadap obat-obat
yang diabetagonik.
2.2.9. Edukasi Diabetes Mellitus tipe 2