Pembahasan Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Pasien Laki-laki Berusia ≥ 40 tahun Indikasi Rawat Inap dengan Diabetes Melitus Tipe 2 yang Terkontrol dan Tidak Terkontrol di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

Tabel 5.5. Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang Terkontrol dan Tidak Terkontrol Mean Difference t P 2-tailed Kadar HbA1c -7.400 -1.092 0.281 Berdasarkan Tabel 5.5., didapati nilai P 2-tailed untuk kadar HbA1c penderita adalah 0.281, lebih besar dari 0.05.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di Instalasi Rekam Medis RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2014, diperoleh data mengenai karakteristik penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Karakteristik penderita yang dimaksud dan diteliti adalah usia, kadar HbA1c dan hemoglobin. Pada penelitian ini didapatkan pasien DM tipe 2 yang tidak terkontrol lebih banyak dari DM tipe 2 terkontrol, yaitu sebanyak 56 orang 82.4 dan yang terkontrol sebanyak 12 orang 17.6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia tertinggi yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2 pada laki-laki lebih dari 40 tahun adalah kelompok usia 50-59 tahun sebanyak 26 orang 38.2 dan diikuti dengan kelompok usia 60-69 tahun dengan jumlah 18 orang 26.5. Sarwono Waspadi dalam Fatmawati A., 2010 membuktikan bahwa DM tipe 2 sering dijumpai pada usia 40-60 tahun. Fatmawati A., 2010 menjelaskan tingkat kerentanan terjangkitnya DM sejalan dengan bertambahnya usia sesuai dengan penelitiannya yang menunjukkan bahwa usia yang paling banyak ditemui pada penderita DM tipe 2 adalah responden yang berusia 40 tahun ke atas. Kejadian anemia pada penderita DM tipe 2 lebih banyak dibandingkan dengan tidak anemia yaitu anemia berat, anemia sedang dan anemia ringan dengan jumlah 43 Universitas Sumatera Utara orang dan tidak anemia sebanyak 25 orang 26.8. Pada penelitian Balela, N. dkk., dijelaskan bahwa kejadian anemia pada DM tipe 2 sebanding dengan lama menderita DM tipe 2. Walaupun pada penelitian ini tidak dipaparkan lamanya kejadian DM tipe 2 pada setiap subjek, tetapi dapat dilihat pada DM tipe 2 akan mengakibatkan kejadian anemia. Pada DM tipe 2 yang tidak terkontrol lebih banyak kejadian anemia daripada yang terkontrol, yaitu kejadian anemia pada DM tipe 2 tidak terkontrol sebanyak 35 orang dan terkontrol sebanyak 8 orang dari jumlah sampel 68 orang. Dan penderita dengan tidak anemia pada DM tipe 2 tidak terkontrol sebanyak 21 orang sedangkan pada DM tipe 2 terkontrol sebanyak 4 orang. Pada penelitian ini tidak dijumpai adanya perbedaan kadar hemoglobin pada penderita DM tipe 2 terkontrol dan tidak terkontrol, kemungkinan dikarenakan subjek antara penderita DM tipe 2 terkontrol dan tidak tidak terkontrol yang tidak sama, yaitu pada terkontrol sebanyak 12 orang dan tidak terkontrol sebanyak 56 orang. Faktor yang juga mempengaruhi adalah tidak dipaparkannya lama kejadian DM tipe 2 pada penderita karena hal ini berpengaruh dengan komplikasi pada setiap penderita terutama kejadian anemia. Semakin lama seseorang menderita DM tipe 2, maka komplikasi yang muncul akan semakin banyak. Sebenarnya penelitian ini ada keterbatasan yang tertentu. Pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada satu tahun dan satu rumah sakit saja. Dan juga, pada data rekam medik di rumah sakit tersebut tidak semuanya lengkap. Banyak hasil laboratorium yang tidak dicantumkan, seperti kadar HbA1c sehingga tidak diketahuinya penderita mengalami DM tipe 2 terkontrol atau tidak terkontrol. Karena itu, penelitin ini tidak dapat mempresentasikan seluruh populasi penderita DM tipe 2 di Kota Medan ataupun Indonesia. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian hanyalah laki-laki yang berusia lebih dari 40 tahun, sehingga tidak dapat diterapkan dan mewakili seluruh populasi laki-laki secara umum. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan