Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH

NATALIA NAIBAHO 110522116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai skripsi guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 10 Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Natalia Naibaho NIM: 110522116


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi perusahaan. Penentuan proporsi hutang dan modal dalam penggunaannya sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami apakah ada dan seberapa besar variabel-variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada periode penelitian (2009-2011). Seperti yang telah dijelaskan pada penelitian terdahulu yang bersumber dari jurnal dan buku teks bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap struktur modal, sehingga disini penulis mencoba membahas kembali akan tetapi dengan tahun serta data-data yang berbeda.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan lengkap. Sampel penelitian ini terdiri dari 25 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan statistik (regresi linear berganda) dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal sedangkan variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dimana tingkat signifikansi dilihat dari nilai sig. yang menunjukkan angka < 0,05.


(4)

ABSTRACT

EFFECT PROFITABILITY, LIQUIDITY AND WORKING CAPITAL TO CAPITAL STRUCTURE IN MANUFACTURING COMPANY

INCLUDE SECTOR VARIOUS INDUSTRIAL AND INDUSTRIAL SECTOR CONSUMER GOODS

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The capital structure of the company is one of the fundamental factors in the company's operations. Determination of the proportion of debt and equity in its use as a source of corporate funding is closely related to the term capital structure. This study was conducted to better understand whether there are and how big the variables profitability, liquidity and working capital affect capital structure in manufacturing companies covering various sectors of industrial and consumer goods industry sectors listed on the Stock Exchange during the period of study (2009-2011). As described in previous studies sourced from journals and reference books that these variables affect the capital structure, so here the author tries to discuss again within different period and different data.

Sampling was done by purposive sampling method with the criteria listed in the Indonesia Stock Exchange and has complete financial statements. The study sample consisted of 25 companies. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression) using SPSS version 17.0.

Partially, the results showed that the profitability and working capital significantly and negatively related to capital structure while the liquidity variable positive and significant impact on the capital structure of the company various industry sectors and consumer goods industry in Indonesia Stock Exchange. Simultaneously, the results showed that the variables of profitability, liquidity, and capital working together positive and significant impact on capital structure. Where the level of significance seen sig. which shows the rate < 0.05.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena Kasih dan Anugrah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Adapun skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada kedua orangtua penulis M. Naibaho dan P. br Aritonang. Dengan segala kerendahan hati, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak

Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Buat saudara-saudara penulis, Denni, Astuti, Donal, Kristina dan sahabat terbaik penulis yaitu Ade Hasdina, Hernita Nasution, Khairiah, Regiyan Utami yang selalu memberi dukungan selama ini. Semoga skripsi ini bermanfaat buat adik-adik maupun pihak-pihak lainnya sebagai tambahan pengetahuan dan dapat menjadi salah satu referensi dalam penyusunan skripsi berikutnya.

Medan, Mei 2013 Penulis

Natalia Naibaho NIM 110522116


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Peneliti ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.4 Sistematika Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Struktur Modal ... 8

2.2 Teori Struktur Modal ... 10

2.2.1 Teori MM ... 10

2.2.2 Agency Theory ... 11

2.2.3 Signaling Theory ... 12

2.2.4 Teori Trade-Off ... 12

2.2.5 Teori Pecking Order ... 13

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 13

2.3.1 Profitabilitas ... 13

2.3.2 Likuiditas ... 14

2.3.3 Modal Kerja ... 15

2.4 Penelitian Terdahulu ... 17

2.5 Kerangka Konseptual ... 21

2.6 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Batasan Operasional ... 24

3.4 Definisi Operasional ... 25

3.4.1 Variabel Dependen ... 25

3.4.2 Variabel Independen ... 25

3.4.2.1 Profitabilitas ... 25

3.4.2.2 Likuiditas... 26


(8)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.8 Metode Analisis Data ... 31

3.8.1 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.8.1.1 Uji Normalitas ... 31

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas ... 32

3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32

3.8.1.4 Uji Autokorelasi ... 33

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 34

3.8.2.1 Uji Parsial dengan T-Test... 34

3.8.2.2 Uji Simultan dengan F-Test ... 34

3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 35

3.8.3 Metode Regresi Berganda ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 37

4.2 Analisis Data ... 37

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 37

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 38

4.2.2.1.1 Analisis Grafik ... 39

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 42

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 44

4.2.2.3.1 Metode Grafik ... 45

4.2.2.3.2 Uji Glejser ... 46

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 47

4.2.3 Model Persamaan Regresi ... 50

4.2.4 Koefisien Determinasi ... 53

4.2.5 Uji t (Uji Secara Parsial) ... 54

4.2.6 Uji F (Uji Secara Simultan) ... 56

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal 58 4.3.2 Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal .... 59

4.3.3 Pengaruh Modal Kerja terhadap Struktur Modal 59 4.3.4 Secara Simultan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Debt to Equity Ratio (DER) ... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

3.1 Data Populasi dan Sampel ... 28

4.1 Hasil Deskriptif ... 37

4.2 Uji Normalitas ... 42

4.3 Uji Multikolinearitas ... 44

4.4 Uji Glejser ... 47

4.5 Uji Autokorelasi ... 49

4.6 Analisis Regresi ... 51

4.7 Koefisien Determinasi ... 53

4.8 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 55


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23 4.1 Histogram ... 39 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .... 40 4.3 Scatterplot Dependent Variabel ... 45


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Current Assets ... 65

2 Current Liabilities ... 66

3 Total Assets ... 67

4 Total Liabilities ... 68

5 Total Equity ... 69


(12)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi perusahaan. Penentuan proporsi hutang dan modal dalam penggunaannya sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami apakah ada dan seberapa besar variabel-variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada periode penelitian (2009-2011). Seperti yang telah dijelaskan pada penelitian terdahulu yang bersumber dari jurnal dan buku teks bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap struktur modal, sehingga disini penulis mencoba membahas kembali akan tetapi dengan tahun serta data-data yang berbeda.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan lengkap. Sampel penelitian ini terdiri dari 25 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan statistik (regresi linear berganda) dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal sedangkan variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dimana tingkat signifikansi dilihat dari nilai sig. yang menunjukkan angka < 0,05.


(13)

ABSTRACT

EFFECT PROFITABILITY, LIQUIDITY AND WORKING CAPITAL TO CAPITAL STRUCTURE IN MANUFACTURING COMPANY

INCLUDE SECTOR VARIOUS INDUSTRIAL AND INDUSTRIAL SECTOR CONSUMER GOODS

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The capital structure of the company is one of the fundamental factors in the company's operations. Determination of the proportion of debt and equity in its use as a source of corporate funding is closely related to the term capital structure. This study was conducted to better understand whether there are and how big the variables profitability, liquidity and working capital affect capital structure in manufacturing companies covering various sectors of industrial and consumer goods industry sectors listed on the Stock Exchange during the period of study (2009-2011). As described in previous studies sourced from journals and reference books that these variables affect the capital structure, so here the author tries to discuss again within different period and different data.

Sampling was done by purposive sampling method with the criteria listed in the Indonesia Stock Exchange and has complete financial statements. The study sample consisted of 25 companies. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression) using SPSS version 17.0.

Partially, the results showed that the profitability and working capital significantly and negatively related to capital structure while the liquidity variable positive and significant impact on the capital structure of the company various industry sectors and consumer goods industry in Indonesia Stock Exchange. Simultaneously, the results showed that the variables of profitability, liquidity, and capital working together positive and significant impact on capital structure. Where the level of significance seen sig. which shows the rate < 0.05.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kondisi ekonomi global yang terus berkembang pada saat ini, akan menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para pemegang saham. Dalam pemenuhan tujuan tersebut, maka diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dari manajer perusahaan baik keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan deviden.

Menghadapi kondisi demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kegiatan produksi, pemasaran, sumber daya manusia, strategi perusahaan dan keuangan dengan baik agar dapat lebih unggul dalam persaingan. Kegiatan tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan di tengah persaingan ekonomi global yang sangat ketat.

Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik hutang jangka panjang


(15)

maupun hutang jangka pendek, saham preferen, dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan.

Manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien. Perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat, dimana perlu adanya peran manajer dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Struktur modal yang optimal dari perusahaan akan mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.

Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen sedemikian rupa, sehingga mampu memaksimumkan harga saham perusahaan. Dalam rangka untuk mencapai tujuan manajeman struktur modal tersebut mekanisme yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan bauran pembelanjaan sedemikian rupa sehingga dapat meminimumkan biaya modal (cost of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan. Adapun bauran pembelanjaan yang ideal dan selalu diupayakan untuk dicapai disebut struktur modal optimal (optimal capital structure) (Warsono, 2003:238).

Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER). Oleh karena itu, struktur modal di proxi dengan debt to equity ratio (DER), yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Selain itu kreditur juga mengasumsikan terdapat risiko


(16)

yang besar dari perusahaan sehingga kreditur dapat saja memberikan bunga yang cukup besar, sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber-sumber luar terbatas.

Berikut ini akan disajikan data debt to equity ratio (DER) perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor makanan dan minuman periode 2009-2011.

Tabel 1.1

Debt To Equity Ratio (DER)

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi pada tahun 2009-2011

No Kode Nama Perusahaan

Debt To Equity Ratio (DER)

2009 2010 2011

1 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 0,699 0,660 0,617

2 IMAS 0,872 0,799 0,606

3 NIPS Nippres Tbk. 0,596 0,561 0,628

4 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 0,813 0,707 0,710 5 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 0,422 0,467 0,393

6 ERTX Eratex Djaya Tbk. 2,617 2,788 1,569

7 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 0,505 0,561 0,596

8 PBRX Pan Brothers Tbk. 0,839 0,811 0,548

9 POLY Asia Pasific Fibers Tbk. 2,724 2,984 2,993

10 UNTX Unitex Tbk. 1,962 2,063 2,069

11 ADES Akasha Wira International Tbk. 0,617 0,692 0,602

12 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 0,470 0,637 0,508

13 DLTA Delta Djakarta Tbk. 0,861 0,163 0,247

14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 0,841 0,299 0,296 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 0,894 0,585 0,566

16 MYOR Mayora Indah Tbk. 0,500 0,536 0,633

17 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 0,509 0,533 0,510 18 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 0,516 0,199 0,280

19 SKLT Sekar Laut Tbk. 0,422 0,407 0,426

20 STTP Siantar Top Tbk 0,263 0,311 0,476

21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company


(17)

No Kode Nama Perusahaan

Debt To Equity Ratio (DER) 2009 2010 2011

22 GGRM Gudang Garam Tbk. 0,325 0,306 0,372

23 RMBA Bentoel International Investama Tbk. 0,610 0,566 0,645

24 KLBF Kalbe Farma Tbk. 0,261 0,179 0,213

25 KICI Kedaung Indah Can Tbk. 0,280 0,256 0,264

Rata-rata 0,789 0,737 0,685

Sumber:

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata debt to equity ratio (DER) pada tahun 2009-2011 perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berada dibawah satu yaitu sebesar 0,789, 0,737 dan 0,685 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan dana untuk aktivitas investasinya dari modal sendiri.

Dengan nilai rata-rata DER yang menurun dari tahun ke tahun yaitu tahun 2009 sebesar 0,789 tahun 2010 sebesar 0,737 dan tahun 2011 sebesar 0,685 yang berada dibawah satu setiap tahunnya berarti perusahaan memiliki jumlah utang yang lebih kecil daripada jumlah modal sendiri dan hal ini sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya jumlah utang tidak lebih besar daripada modal sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah: Menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan, dan memberi kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang telah didapat diperkuliahan terutama mengenai struktur modal.


(19)

b. Bagi Praktisi

Sebagai sumber informasi dan referensi bagi para manajer perusahaan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan struktur modal perusahaan yang dikelolanya.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi atau sumbangan pemikiran bagi pihak lain, terutama bagi mahasiswa untuk tujuan penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga hasilnya menjadi lebih sempurna khususnya mengenai struktur modal. 1.4 Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penelitian struktur modal terhadap profitabilitas, likuiditas dan modal kerja pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah:

BAB I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II : Landasan Teori yang terdiri atas teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel-variabel

yang diteliti dan teori-teori lain yang berasal dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

BAB III : Metode Penelitian yang terdiri atas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, batasan operasional, definisi operasional,


(20)

populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV : Pembahasan yang terdiri atas hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal

Menurut Sartono (2010:225) “struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.”

Menurut Sudana (2011:143) “struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri.”

“Struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut kebijakan penggunaan sumber dana yang paling menguntungkan. Dalam mendanai kebutuhan pendanaan perusahaan dapat menggunakan modal sendiri dan modal asing atau utang” (Dwi, 2010:1).

Menurut Martono dan Agus (2001:239) “struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.”

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat


(22)

meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Agus, 2001:239).

Menurut Sundjaja dan Inge (2003:266) “pengaruh dan struktur modal merupakan konsep yang berhubungan erat dikaitkan dengan biaya modal dan pengambilan keputusan penganggaran modal.”

Perubahan dalam pengaruh menghasilkan perubahan dalam tingkat pengembalian dan resiko. Umumnya, peningkatan pengaruh menghasilkan peningkatan tingkat pengembalian dan resiko, sebaliknya penurunan pengaruh menghasilkan penurunan tingkat pengembalian dan resiko. Besarnya pengaruh dalam struktur modal dan kombinasi dari hutang jangka panjang dan ekuitas yang dipertahankan oleh perusahaan dan dapat mempengaruhi nilai pengembalian dan resiko secara signifikan (Sundjaja dan Inge, 2003:266).

Menurut Horne dan Wachowicz (2007:237) “Pendekatan tradisional untuk struktur dan penilaian modal berasumsi bahwa terdapat struktur modal optimal (optimal capital structure) dan bahwa pihak manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan secara hati-hati.”

Menurut Sjahrial (2009:179) “struktur modal merupakan perimbangan antara pengguna modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari: saham preferen dan saham biasa.”

Menurut Brigham dan Houston (2001:6) empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu:

a. Risiko bisnis

Tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal.


(23)

b. Posisi pajak perusahaan

Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan

Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang.

d. Konservatisme atau agresivitas manajemen

Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan yang ditetapkan manajer.

2.2. Teori Struktur Modal

“Teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi rill perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal antara modal utang dan modal sendiri” (Harmono, 2011:137).

2.2.1. Teori MM

Menurut (Sartono, 2010:230) Selama ini teori struktur modal didasarkan atas perilaku investor dan bukannya studi formal secara matematis. Franco Modogliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secara sistematis, scientific dan atas dasr penelitian yang terus-menerus. Perlu diperhatikan bahwa MM memperkenalkan teori struktur modal dengan beberapa asumsi sebagai berikut: a. Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar

deviasi laba sebelum bunga dan pajak dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis sama dikatakan berada dalam klas yang sama.

b. Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa datang, dengan demikian semua investor memiliki harapan yang sama atau homogeneous expectations tentang laba perusahaan dan tingkat risiko perusahaan.


(24)

c. Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market.

2.2.2. Agency Theory

Hal yang berhubungan dekat dengan biaya kebangkrutan dalam hal dampaknya atas struktur modal dan nilai modal adalah biaya agensi (agency costs). Pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham. Para pemegang saham ini, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan pemegang saham, akan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar pihak manajemen dapat membuat keputusan yang optimal atas nama para pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya mendapat insentif yang tepat, tetapi mereka akan diawasi juga. Pengawasan dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti peningkatan agen, audit laporan keuangan, dan secaraa eksplisit membatasi keputusan pihak manajemen (Horne dan Wachowicz, 2007:243-244).

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:244) “Jensen dan Meckling telah mengembangkan teori yang bagus yaitu teori biaya agensi. Di antaranya mereka menunjukkan bahwa, siapapun yang mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut pada akhirnya ditanggung oleh para pemegang saham.”

Menurut Dwi (2010:53) “biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan dan kreditur.”

Michael Jensen dan William Meckling mendefenisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak, dimana satu atau beberapa orang (pemberi kerja atau principal) memperkerjakan orang lain (agen) untuk melaksanakan sejumlah jasa dan mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada agen tersebut (Weston dan Brigham,1993:20).


(25)

2.2.3. Signaling Theory

Teori ini disusun berdasarkan asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Karena adanya asymmetric information maka manajer berusaha memberi signal (sinyal) kepada investor. Sinyal tersebut haruslah berupa sesuatu yang dapat dipercaya dan tidak mudah ditiru atau mahal untuk menirunya. Dalam kebijakan struktur modal, sinyak yang diberikan adalah berupa dipakainya porsi hutang yang lebih besar di perusahaan. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung resiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi hutang perusahaan relatif tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal (Arifin, 2005:81). Menurut Sundjaja dan Inge (2003:302) “Signal adalah suatu tindakan keuangan yang diambil oleh manajemen yang mencerminkan pendapatnya terhadap nilai saham perusahaan.”

2.2.4. Teori Trade-Off

Menurut Brealey, dkk (2006:18) “Ini disebut teori trade-off struktur modal optimal. Teori ini menyatakan bahwa manajer akan berusaha meningkatkan tingkat utang sampai pada satu titik dimana nilai perlindungan pajak bunga tambahan benar-benar terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan.”

Model ini dikembangkan oleh Baxter (1967), Kraus dan Lizenberger (1973) dan Karno (2002), yang mencoba menguji pendapat MM dengan menghubungkan asumsi-asumsi MM dengan biaya kebangkrutan (financial distress cost) yang mana hal itu dapat meningkat sebanding dengan leverage yang digunakan. Jadi disebut model trade-off karena struktur modal optimum terjadi jika terdapat keseimbangan antara biaya financial distress dan agency problem dan manfaat atas penggunaan leverage atau utang (tax-shiel) (Dwi, 2010:49-50).


(26)

2.2.5. Teori Pecking Order

Teori pecking order memberikan dua aturan bagi dunia praktik, yaitu (sudana, 2011:154):

a. Mengunakan pendanaan internal

Manajer tidak dapat menggunakan pengetahuan khusus tentang perusahaan untuk menentukan jika utang yang kurang beresiko mengalami mispriced (terjadi perbedaan harga pasar dengan harga teoritis) karena harga utang ditentukan semata-mata oleh suku bunga pasar.

b. Menerbitkan sekuritas yang resikonya kecil

Walaupun investor khawatir salah menentukan harga utang dan saham, kekhawatiran investor lebih besar dalam menentukan harga saham.

Ada teori alternatif yang dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang menguntungkan meminjam jumlah uang yang lebih sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi asimetris, manajer tahu lebih banyak dari pada investor luar tentang profitabilitas dan prospek perusahaan. Observasi ini mencetuskan teori pecking order struktur modal. Teori ini berbunyi sebagai berikut (Brealey, dkk, 2006:25):

a. Perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham.

b. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan uang tidak terlalu diterjemahkan sebagai petanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.

2.3. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 2.3.1. Profitabilitas

Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kualitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan


(27)

berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011:110-111).

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru (Kasmir, 2008:196). Menurut Sartono (2010:122) “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.”

Menurut Warsono (2003:37) “profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan.”

Menurut Kasmir (2010:115) “rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.”

2.3.2. Likuiditas

Fred Weston, menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (kasmir, 2010:110).

Menurut Harmono (2011:106) “konsep likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi sejumlah utang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun.”

Menurut Warsono (2003:34) “rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan


(28)

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi.”

Menurut Halim (1999:53) rasio likuiditas adalah “rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dengan segera.”

2.3.3. Modal Kerja

Menurut Halim (1999:85) “ modal kerja adalah aktiva-aktiva jangka pendek yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari pada suatu perusahaan.”

Menurut Dwi (2010:111) “modal kerja atau working capital merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan.”

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian misalnya untuk membeli bahan mentah, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar hutang dan sebagainya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama (kurang dari 1 tahun). Uang yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasi perusahaan selanjutnya, dan seterusnya dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi. Dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari disebut modal kerja (working capital (Martono dan Agus, 2001:71).

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:35) “modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan


(29)

untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam suatu periode tertentu.”

Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktifitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar utang dan lain sebagainya. Kekurangan uang tunai (kas) akan memyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek, sedangkan kekurangan persediaan akan memyebabkan perusahaan tidak dapat memproleh keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan. Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas akitiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Syahyunan, 2004:36).

Menurut Djarwanto (2004:87-88) terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni:

a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terdap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri.

b. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital)

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:33-35) terdapat beberapa konsep modal kerja yaitu:

a. Konsep kuantitatif

Dalam konsep kuantitatif pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan, persekot biaya.

b. Konsep kualitatif

Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek.

c. Konsep fungsional

Dalam konsep ini, besarnya modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan.


(30)

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, sehingga beberapa poin penting dari hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian mengenai struktur modal.

Penelitian Hafitz (2012) mengenai pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Dengan hasil penelitian adalah secara simultan pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial liquidity dan profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Mavis (2012) mengenai analisis pengaruh pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis dan free cash flow terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelian adalah secara simultan pengaruh pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis dan free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan secara parsial pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis dan free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Nababan (2011) dengan variabel bebas adalah profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur asset, variabel terikatnya adalah struktur modal. Hasil penelitian ini adalah secara


(31)

serempak (simultan) profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur asset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan struktur asset berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Situmorang (2010) mengenai pengaruh stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan variabel bebas adalah stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan dan variabel terikat adalah struktur modal. Dengan hasil penelitian adalah secara simultan stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dan secara parsial struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal dan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian Margaretha (2010) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal di BEI. Dari penelitiannya ditemukan bahwa secara parsial variabel size, tangibility, profitability, liquidity, dan growth berpengaruh terhadap capital structure, non-debt tax shield, age, dan investment tidak berpengaruh terhadap capital structure.


(32)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o Peneliti Judul Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Farah

Margaretha dan Aditya Rizky Ramadhan (2010) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal di BEI tahun 2005-2008 Variabel independen: size, tangibility, profitability, liquidity, growth, non-debt tax shield, age, dan investment Variabel dependen: capital structure Profitability berpengaruh terhadap kedua modal capital structure yaitu total leverage dan short term leverage tetapi profitability tidak mempunyai pengaruh terhadap model capital structure pada model long term leverage. Liquidity berpengaruh terhadap kedua modal capital structure yaitu total leverage dan short term leverage tetapi tetapi liquidity tidak mempunyai pengaruh terhadap model capital structure pada model long term leverage.

2 Azlan Hafitz (2012) Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Variabel independen: firm size, growth

Variabel firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability secara


(33)

Profitability terhadap Struktur Modal

Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010 opportunity, liquidity, dan profitability. Variabel dependen: struktur modal simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial liquidity dan profitability

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 3 Erwin

Nababan (2011) Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Asset terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010 Variabel independen: profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan struktur asset. Variabel dependen: struktur modal Secara serempak profitabilitas, pertumbuhan

penjualan dan struktur asset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial profitabilitas berpengaruh

signifikan negatif terhadap struktur modal.

4 Mavis (2012) Analisi Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Risiko Bisnis, dan Free Cash Flow terhadap Stuktur Modal Variabel independen: pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis, dan free cash flow. variabel

Variabel pertumbuhan perusahaan, kebijakan deviden, profitabilitas, risiko bisnis, dan free cash flow secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial profitabilitas


(34)

Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2010 dependen: struktur modal (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 5 Manatap

Situmorang (2010) Pengaruh Stuktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI 2006-2008 Variabel independen: stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan. variabel dependen: struktur modal Secara simultan stuktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dan secara parsial struktur aktiva berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2.5. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja, sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal.


(35)

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan dengan struktur modal, profitabilitas yang juga merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari ekuitas yang ditanamkan dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jadi semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba yang ditahan sehingga struktur modal semakin rendah.

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar, dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari pada modal sendiri menunjukkan DER semakin besar atau sebaliknya.

Modal kerja bersih (Net Working Capital) yaitu selisih antara asset lancar dan kewajiban lancar yang mana asset tersebut diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Kenaikan modal kerja bersih menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan mampu menutupi hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar yang mampu menutupi hutang lancar perusahaan mengakibatkan resiko ketidakmampuan perusahaan membayar tagihan tepat waktu (rasio likuiditas) menjadi lebih rendah. Hal ini menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha


(36)

di masa mendatang sehingga mempengaruhi struktur modal. Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. H2 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal . H3 : Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H4 : Profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal.

Likuiditas (X2)

Modal Kerja (X3)

Profitabilitas (X1)

Struktur Modal (Y) H1

H3 H2


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Penelitian ini akan menguji hipotesis mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2009 sampai dengan 2011 baik secara parsial maupun simultan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui media internet dengan menggunakan situs dan waktu penelitian dilakukan penulis mulai dari Januari sampai dengan Maret 2013.

3.3. Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Data laporan keungan yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu profitabilitas meliputi ROA, likuiditas meliputi Current ratio dan modal kerja pada perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.


(38)

3.4. Definisi Operasional

“Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur” (Hamidi, 2007:142). Penelitian ini menggunakan empat variabel. Variabel dependen yakni struktur modal dan tiga variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, dan modal kerja.

3.4.1 Variabel Dependen

“Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan” (Warsono, 2003:235).

Menurut Halim (1999:56) “total debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri.” Debt To Equity Ratio = ����������

����������x 100%

Semakin tinggi rasio utang ekuitas mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi. Rasio utang ekuitas inilah yang lebih sering digunakan sebagai indikator struktur modal, baik oleh para teoritis maupun praktisi dibandingan rasio utang. 3.4.2 Variabel Independen

3.4.2.1. Profitabilitas

“Profitability ratio mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan” (Sudana, 2011:22).


(39)

Salah satu cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas, yaitu (Sudana, 2011:22): Return on

assets (ROA). ROA menunjukkan kemampuan

perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

Return on Assets (ROA) = �����������������

����������� x 100%

3.4.2.2. Likuiditas

“Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek” (Sudana, 2011:21).

Salah satu cara untuk mengukur besar kecilnya liquidity ratio dapat diukur dengan cara current

ratio. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan. Rumus untuk mencari current ratio dapat digunakan sebagai berikut (Sudana, 2011:21):

Current Ratio= �������������

������������������ x 100%

3.4.2.3. Modal Kerja

Menurut Sutrisno (2000:49) “ modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.”

Dalam neraca sebelah aktiva muncul istilah aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang, persediaan, dan surat


(40)

berharga. Antara kas dan modal kerja sering disamakan artinya, namun sebenarnya berbeda. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung modal kerja bersih (Dwi, 2010:120-121):

Net Working capital = (Cash + Other Current Assets) – Current Liabilities

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode penarikan sampel yang didasarkan pada beberapa kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 - 2011.

b. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur (industri pengolahan) meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI

c. Perusahaan yang telah go public dan telah menerbitkan laporan keuangan secara rutin dan lengkap periode 2009-2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI antara lain:


(41)

Tabel 3.1

Data Populasi dan Sampel

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL

1 2 3

1 ASII Astra Intern v v v

2 AUTO Astra Auto Part Tbk. v v x

3 BRAM Indo Kordsa Tbk. v v x

4 GDYR Goodyear Indonesia Tbk. v v x

5 GJTL Gajah Tunggal Tbk. v v v 1

6 IMAS Indomobil Sukses Interna v v v 2

7 INDS Indospring Tbk. v v x

8 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk. v v x

9 MASA Mu v v x

10 NIPS Nippres Tbk. v v v 3

11 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. v v v 4

12 SMSM Selamat Sempurna Tbk. v v v 5

13 ADMG Polychem Indonesia Tbk. v v x

14 ARGO Argo Pantes Tbk. v v x

15 CNTB Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. v v x

16 CNTX Centex Tbk. v v x

17 ERTX Eratex Djaya Tbk. v v v 6

18 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. v v v 7 19 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk. v v x

20 INDR Indo Rama Synthetic Tbk. v v x

21 KARW Karwell Indonesia Tbk. v v x

22 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. v v x 23 PAFI Pan Asia Filament Inti Tbk. v v x

24 PBRX Pan Brothers Tbk. v v v 8

25 POLY Asia Pasific Fibers Tbk. v v x 26 RICI Ricky Putra Globalindo Tbk. v v x 27 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk. v v x

28 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. v v v 9

29 UNTX Unitex Tbk. v v v

30 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk. v v x 31 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk. v v x


(42)

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL

1 2 3

33 JECC Jembo Cable Company Tbk. v v x 34 KBLI KMI Wire and Cable Tbk. v v x

35 KBLM Kabelindo Murni Tbk. v v x

36 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk.

v v x

37 VOKS Voksel Electric Tbk. v v x

38 PTSN Sat Nusa Perdasa Tbk. v v x

39 ADES Akasha Wira International Tbk. v v v 10 40 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. v v v 11

41 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. v v v 12

42 DAVO Davomas Abadi Tbk. v v x

43 DLTA Delta Djakarta Tbk. v v v 13

44 ICPB Indofood CPB Sukses Makmur Tbk. v v v 14 45 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. v v v

46 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. v v v 15

47 MYOR Mayora Indah Tbk. v v v 16

48 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. v v v 17

49 SKLT Sekar Laut Tbk v v v 18

50 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. v v v 19

51 STTP Siantar Top Tbk v v x 20

52 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company

v v v 21

53 GGRM Gudang Garam Tbk. v v v 22

54 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. v v x

55 RMBA Bentoel International Investama Tbk. v v v 23 56 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk. v v x

57 INAF Indofarma Tbk. v v x

58 KAEF Kimia Farma Tbk. v v x

59 KLBF Kalbe Farma Tbk. v v v 24

60 MERK Merck Tbk. v v x

61 PYFA Pyridam Farma Tbk. v v x

62 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk. v v x 63 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk v v x

64 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk v v x


(43)

Sumber:

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka yaitu, data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian periode akuntansi yang berakhir tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Sumber data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data tidak langsung yakni data berupa dokumen dan informasi berhubungan dengan objek penelitian yang diterbitkan oleh pihak lain dalam hal ini pihak Bursa Efek Indonesia yang diakses dari situs resmi

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research), yaitu penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat digunakan dalam membahas teori yang mendasari penelitian, membahas masalah, menganalisis data dan menelaah penelitian lain.

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL

1 2 3

66 TCID Mandom Indonesia Tbk. v v x

67 UNVR Unilever Indonesia Tbk. v v x 68 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk. v v v

69 KICI Kedaung Indah Can Tbk. v v v 25


(44)

3.8. Metode Analisis Data

Untuk menjawab masalah pokok apakah profitabilitas, likuiditas dan modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal secara parsial dan simultan, maka dilakukan analisis regresi berganda dengan menggunakan program statistic product and service solution (SPSS) for windows. Tahap analisis statistik yang dilakukan adalah uji asumsi klasik, uji parsial dengan T-test, uji simultan dengan F-test dan perumusan model analisis regresi berganda.

3.8.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.8.1.1. Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali, 2006:110).

Menurut Helmi, dkk (2008:55) “tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.


(45)

Ada beberapa cara untuk melihat normalitas data yaitu (Fatma, dkk, 2007:26-27):

a. Nilai Skewness

Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai skewness yang baik adalah mendekati angka nol.

b. Historgam Display Normal Curve

Normalitas data bila dilihat dengan histogram display normal curve dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun pada sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Semakin mendekati 0 nilai skewness, gambar kurva cenderung memiliki kemiringan yang seimbang.

3.8.1.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel indepensen. Jika terjadi independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006:91).

“Uji ini diperlukan karena untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model” (Fatma, dkk, 2007:32).

3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan


(46)

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:105).

“Uji homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians-varians yang sama diantara anggota grup tersebut” (Helmi, dkk, 2008:63).

3.8.1.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autikorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “pengganggu” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2006:95).

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2006:96-102):

c. Uji Durbin-Watson (DW test)

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (kostanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.


(47)

d. Uji Lagrange Multiplier (LM test)

Uji autokorelasi dengan LM test terutama digunakan untuk sample besar diatas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji DW terutama bila sample yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu.

e. Uji Statistics Q : Box-Pierce dan Ljung Box Uji Box-Pierce dan Ljung Box digunakan untuk melihat autokorelasi dengan lag lebih dari dua.

3.8.2. Pengujian Hipotesis

3.8.2.1. Uji Parsial dengan T-Test

“T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen” (Fatma, dkk, 2007:51).

“Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima” (Helmi, dkk, 2008:115).

3.8.2.2. Uji Simultan dengan F-Test

“Hasil F-test dapat dilihat dari hasil regresi pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen” (Fatma, dkk, 2007:50).


(48)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2006:84).

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (Uji F). Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Helmi, dkk, 2008:114).

3.8.2.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83).

3.8.3. Metode Regresi Linier Berganda

“Regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y” (Helmi, dkk, 2008:109).


(49)

Menurut Fatma, dkk (2007:45) model regresi linier berganda dikatakan model yang baik. Model regresi linier berganda adalah sebagai bearikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + .... bnXn + e Keterangan:

Y = Struktur modal perusahaan

b1 b2 b2 = Koefisien regresi, menunjukkan besarnya pengaruh variable independen terhadap variabel dependen, menunjukkan angka peningkatan maupun penurunan yakni bila b (+) maka peningkatan/kenaikan dan bila b (-) maka penurunan.

X1 = Profitabilitas perusahaan X2 = Likuiditas perusahaan X3 = Modal kerja perusahaan a = Kostanta


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur meliputi sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2009 sampai dengan 2011 yang telah mengeluarkan data keuangan. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 25 perusahaan. Dengan menggunakan metode penggabungan data (pooling), maka diperoleh data penelitian sebanyak 3 x 25 = 75 data observasi.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 Hasil Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

DER 75 2.8307715 .1626130 2.9933846 .737005025 .0776178771 .6721905336 .452

ROA 75 .9126994 -.4205483 .4921510 .080639878 .0146039843 .1264742141 .016

Current Rasio 75 30334107 47647 30381754 2376054.36 577992.393 5005560.956 2.506E13

Working Capital 75 27122615 -10275180 16847435 725824.21 421477.654 3650103.552 1.332E13

Valid N (listwise) 75

Jumlah data yang diolah semuanya adalah 75 yang ditunjukkan dari nilai N. Kolom Range menunjukkan kisaran/range dari


(51)

masing-masing variabel. Kolom minimum menunjukkan nilai minimum dari masing-masing variabel dan kolom maximum menunjukkan nilai maksimumnya. Mean Statistic adalah rata-rata dan Standard error masing-masing variabel. Std. Deviation menunjukkan simpangan baku dari masing-masing variabel dan variance menunjukkan varian atau ragamnya.

Contoh: rata-rata nilai ROA (dengan jumlah data 75 buah) adalah 0.080639878 dengan nilai maksimum 0.4921510 dan nilai minimum -0.4205483 sehingga mengasilkan rentang 0.9126994 (max - min).

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji hipotesis akan digunakan analisis regresi linier berganda. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi klasik sehingga penaksiran parameternya akan BLUE (Best Linier Unbiased Estimation), maka terlebih dahulu akan diuji mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika terjadi pelanggaran asumsi ini, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua


(52)

cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 4.2.2.1.1.Analisis Grafik

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0

Gambar 4.1 Histogram


(53)

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0

Gambar 4.2

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data/titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya.


(54)

Dengan melihat tampilan grafik histogram yang agak menceng ke kiri dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak normal. Sedangkan pada grafik normla plot terlihat titik-titik menyebar jauh di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya tidak mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik di atas menunjukkan bahwa model regresi tidak layak dipakai karena tidak memenuhi asumsi normalitas.

Namun demikian uji normalitas residual dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Secara visual tampak normal, padahal secara statistik bisa normal dan sebaliknya. Oleh karena itu, di samping menggunakan uji grafik, sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Terutama dalam kasus ini, seperti terlihat tidak normal, karena datanya yang sedikit (n=75).

Kolmogorov-Smirnov (KS) test bekerja dengan cara membandingkan 2 buah distribusi/sebaran data, yaitu distribusi yang dihipotesiskan dan distribusi yang teramati.

H0: residu berdistribusi normal. Hipotesis statistik:

H1: residu tidak berdistribusi normal. α = 5%

Asumsi normalitas terpenuhi jika uji Kolmogorov-Smirnov berada pada tingkat signifikansi > α yang telah ditetapkan.


(55)

Tolak H0 jika p-value (signifikansi) < α , terima dalam hal lainnya. Dengan menggunakan software SPSS 17.0 diperoleh hasil outpun uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.

Kriteria uji :

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .34054795

Most Extreme Differences Absolute .175

Positive .175

Negative -.165

Kolmogorov-Smirnov Z 1.519

Asymp. Sig. (2-tailed) .120

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,519 dengan tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu 0,120. Dengan kata lain bahwa nilai KS tidak signifikan, berarti residual terdistribusi secara normal.

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Jika


(56)

antar variabel independen terjadi multikolinieritas sempurna, maka koefisien regresi variabel independen tidak dapat ditentukan dan nilai standard error menjadi tak terhingga. Jika multikolinieritas antar variabel independen tinggi maka koefisien regresi variabel independen dapat ditentukan, tetapi memiliki nilai standard error tinggi berarti nilai koefisien regresi tidak dapat diestimasi dengan tepat.

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflastion Factor (VIF)

TOL = 1 – Ri2

������ �� = 1

��� =

1 (1− �2)

Dimana Ri2 koefisien korelasi antara xi dengan variabel explanatory lainnya. Bila nilai VIF > 10 atau nilai TOL < 0,10 maka hal ini menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Dengan menggunakan software SPSS 17.0 diperoleh output nilai Tolerance dan VIF sebagai berikut :


(57)

Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas

Cofficientsa

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai VIF masing-masing ROA (1,016), current ratio (2,812) dan working capital (2,812) jauh lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance ROA (0,984), current ratio (0,356) dan working capital (0,356) lebih besar dari 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada model.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Ada dua cara pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan metode grafik dan metode statistik uji. Metode grafik biasanya dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Sedangkan metode statistik dapat

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .762 .071 10.690 .000

ROA -1.452 .441 -.273 -3.296 .002 -.313 -.364 -.271 .984 1.016

Current Ratio 9.885E-8 .000 .736 5.335 .000 -.155 .535 .439 .356 2.812

Working

Capital

-1.971E-7 .000 -1.070 -7.758 .000 -.512 -.677 -.638 .356 2.812


(58)

dilakukan dengan Uji Park, Uji Glejser, Uji White, Uji Spearman’s Rank Correlation, Uji Goldfeld Quandt dan Uji Breusch-Pagan Godfrey. Namun dalam pembahasan kali ini hanya metode grafik dan Uji Glejser.

4.2.2.3.1. Metode Grafik

Sumber: Hasil olahan SPSS 17

Gambar 4.3

Scatterplot Dependent Variabel

Dari plot di atas terlihat bahwa terdapat pola tertentu dimana titik-titik ( point-point ) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratut yaitu pola yang semakin menurun, maka mungkin saja terjadi Heteroskedastisitas. Namun demikian, sedikitnya jumlah pengamatan akan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plots. Oleh sebab itu akan dilanjutkan dengan uji statistik yang lebih menjamin keakuratan hasil.


(59)

4.2.2.3.2. Uji Glejser

Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika β signifikan,

maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model. Berikut ditampilkan hasil output uji Glejser dengan menggunakan SPSS 17.0

H0 : tidak terdapat heteroskedastisitas Hipotesis statistik:

H1 : terdapat heteroskedastisitas

α : 5%

Asumsi homoskedastisitas terpenuhi jika uji Glejser berada pada tingkat signifikansi > α yang telah ditetapkan.

Statistik uji :

Tolak H0 jika p-value (signifikansi) < α , terima dalam hal lainnya. Dengan menggunakan software SPSS 17.0 diperoleh hasil outpun uji Glejser sebagai berikut.


(60)

Tabel 4.4 Uji Glejser Cofficientsa

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .351 .052 6.737 .000

ROA -.473 .322 -.170 -1.468 .146

Current Ratio 1.306E-9 .000 .019 .096 .923

Working Capital -1.870E-8 .000 -.194 -1.007 .317

a. Dependent Variable: AbsUi

Hasil outpun SPSS di atas menunjukkan nilai signifikan yang tinggi yaitu ROA, current ratio, working capital masing-masing mrmiliki nilai signifikansi 0,146 , 0,923, dan 0,317 yang kesemuanya lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal ini berarti bahwa H0 diterima dan dapat disimpulkan secara uji statistik tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini atau dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebaran varian yang sama / homogen.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pangamatan yang berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang


(1)

CURRENT ASSET

No Kode Nama Perusahaan Current Assets

2009 2010 2011

1 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 3.375.286 4.489.184 5.073.477

2 IMAS

2.860.653 4.509.196 7.405.639

3 NIPS Nippres Tbk. 168.642 178.510 266.367

4 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 241.202 216.307 246.602

5 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 574.890 661.698 718.941

6 ERTX Eratex Djaya Tbk. 47.647 71.354 128.570

7 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 258.089 340.645 401.854

8 PBRX Pan Brothers Tbk. 597.167 672.135 1.125.989

9 POLY Asia Pasific Fibers Tbk. 1.432.994 2.124.483 2.100.374

10 UNTX Unitex Tbk. 66.623 78.266 85.422

11 ADES Akasha Wira International Tbk. 73.551 131.881 128.835

12 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 379.162 643.986 619.191

13 DLTA Delta Djakarta Tbk. 612.987 565.954 577.645

14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. 3.800.617 7.017.835 8.580.311

15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 561.482 597.241 656.039

16 MYOR Mayora Indah Tbk. 1.750.424 2.684.854 4.095.299

17 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 206.217 268.738 279.794

18 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 137.585 212.987 190.231

19 SKLT Sekar Laut Tbk. 87.916 94.512 105.145

20 STTP Siantar Top Tbk 185.735 291.093 313.986

21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin

Company 813.390 955.442 924.080

22 GGRM Gudang Garam Tbk. 19.584.533 22.908.293 30.381.754 23 RMBA Bentoel International Investama


(2)

CURRENT LIABILITIES

Sumber:

No Kode Nama Perusahaan Current Liabilities 2009 2010 2011

1 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 1.817.666 2.647.203 2.900.317

2 IMAS 3.062.846 4.216.611 5.414.351

3 NIPS Nippres Tbk. 169.916 175.506 245.828

4 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 118.540 149.384 216.728

5 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 362.255 304.354 264.728

6 ERTX Eratex Djaya Tbk. 114.639 169.734 129.502

7 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 206.027 287.372 367.423

8 PBRX Pan Brothers Tbk. 593.573 547.888 782.020

9 POLY Asia Pasific Fibers Tbk. 11.708.174 11.220.829 10.586.174

10 UNTX Unitex Tbk. 262.136 296.777 310.619

11 ADES Akasha Wira International Tbk. 29.613 87.255 75.394

12 CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 79.015 385.079 367.060

13 DLTA Delta Djakarta Tbk. 135.281 89.397 96.129

14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 7.378.449 2.701.200 2.988.540

15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 852.194 632.026 659.873

16 MYOR Mayora Indah Tbk. 764.230 1.040.334 1.845.792

17 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 131.964 194.444 180.507

18 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 95.448 92.639 148.209

19 SKLT Sekar Laut Tbk. 46.512 50.396 61.944

20 STTP Siantar Top Tbk 110.001 170.423 303.434

21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company

384.342 447.558 607.595

22 GGRM Gudang Garam Tbk. 7.961.279 8.481.933 13.534.319

23 RMBA Bentoel International Investama Tbk. 1.481.838 1.221.291 3.829.144

24 KLBF Kalbe Farma Tbk. 1.574.137 1.146.489 1.630.589


(3)

TOTAL ASSET

Kode Nama Perusahaan Total Assets

2009 2010 2011

GJTL Gajah Tunggal Tbk. 8.877.146 10.371.567 11.554.143

IMAS 5.093.148 7.985.020 12.913.942

NIPS Nippres Tbk. 314.478 337.606 446.688

PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 420.714 461.969 481.912 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 941.651 1.067.103 1.136.858

ERTX Eratex Djaya Tbk. 97.776 115.328 171.870

ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 518.857 583.253 636.930

PBRX Pan Brothers Tbk. 819.565 887.284 1.515.038

POLY Asia Pasific Fibers Tbk. 4.569.624 3.988.442 3.683.206

UNTX Unitex Tbk. 143.665 153.902 160.640

ADES Akasha Wira International Tbk. 178.287 324.493 316.048

CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 568.603 850.470 823.361

DLTA Delta Djakarta Tbk. 696.167 708.584 760.426

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 10.223.893 13.361.313 15.222.857 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 993.465 1.137.082 1.220.813

MYOR Mayora Indah Tbk. 3.246.499 4.399.191 6.599.846

PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 353.629 414.611 421.366 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 346.978 568.265 759.137

SKLT Sekar Laut Tbk. 196.186 199.375 214.238

STTP Siantar Top Tbk 548.720 649.274 934.766

ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company

1.732.702 2.006.595 2.179.182 GGRM Gudang Garam Tbk. 27.230.965 30.741.679 39.088.705 RMBA Bentoel International Investama Tbk. 4.894.434 4.902.597 6.333.957

KLBF Kalbe Farma Tbk. 6.482.447 7.032.497 8.274.554


(4)

TOTAL LIABILITIES

Kode Nama Perusahaan Total Liabilities 2009 2010 2011

GJTL Gajah Tunggal Tbk. 6.206.486 6.844.970 7.123.318

IMAS 4.442.314 6.377.071 7.829.760

NIPS Nippres Tbk. 187.475 189.439 280.690

PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 342.177 326.703 342.115

SMSM Selamat Sempurna Tbk. 397.397 498.628 446.246

ERTX Eratex Djaya Tbk. 255.904 321.549 269.605

ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 262.060 327.067 379.490

PBRX Pan Brothers Tbk. 687.508 719.716 830.702

POLY Asia Pasific Fibers Tbk. 12.449.681 11.900.692 11.025.252

UNTX Unitex Tbk. 281.936 317.461 332.378

ADES Akasha Wira International Tbk. 110.068 224.615 190.302

CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 267.100 541.717 418.302

DLTA Delta Djakarta Tbk. 599.618 115.225 187.491

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 8.599.153 3.999.132 4.513.084 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 888.122 665.714 690.545

MYOR Mayora Indah Tbk. 1.623.443 2.359.028 4.175.176

PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 179.860 221.094 215.077

ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 179.138 112.813 212.696

SKLT Sekar Laut Tbk. 82.715 81.070 91.338

STTP Siantar Top Tbk 144.211 201.934 444.701

ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company

538.165 705.473 776.736

GGRM Gudang Garam Tbk. 8.848.424 9.421.403 14.537.777

RMBA Bentoel International Investama Tbk. 2.983.528 2.773.070 4.086.673

KLBF Kalbe Farma Tbk. 1.691.775 1.260.580 1.758.619

KICI Kedaung Indah Can Tbk. 23.596 22.001 23.122


(5)

TOTAL EQUITY

Kode Nama Perusahaan Total Equity

2009 2010 2011

GJTL Gajah Tunggal Tbk. 2.670.660 3.526.597 4.430.825

IMAS 650.834 1.607.949 5.084.181

NIPS Nippres Tbk. 127.003 148.167 165.998

PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 78.537 135.266 139.797

SMSM Selamat Sempurna Tbk. 544.254 568.475 690.612

ERTX Eratex Djaya Tbk. (158.128) (206.221) (97.735)

ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 256.797 256.186 257.440

PBRX Pan Brothers Tbk. 132.057 167.568 684.336

POLY Asia Pasific Fibers Tbk. (7.880.057) (7.912.250) (7.342.046)

UNTX Unitex Tbk. (138.271) (163.559) (171.738)

ADES Akasha Wira International Tbk. 68.219 99.878 125.476

CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 301.503 308.753 405.059

DLTA Delta Djakarta Tbk. 599.618 593.359 572.935

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 1.624.740 9.362.181 10.709.773 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 105.343 471.368 530.268

MYOR Mayora Indah Tbk. 1.623.056 2.040.163 2.424.670

PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 173.769 193.517 206.289

ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 167.840 455.452 546.441

SKLT Sekar Laut Tbk. 113.471 118.305 122.900

STTP Siantar Top Tbk 404.509 447.340 490.065

ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company

1.194.537 1.301.122 1.402.446

GGRM Gudang Garam Tbk. 18.382.541 21.320.276 24.550.928

RMBA Bentoel International Investama Tbk. 1.910.906 2.129.527 2.247.284

KLBF Kalbe Farma Tbk. 4.790.672 5.771.917 6.515.935


(6)

EAT

Kode Nama Perusahaan EAT

2009 2010 2011

GJTL Gajah Tunggal Tbk. 905.330 830.624 683.629

IMAS 118.000 508.022 970.891

NIPS Nippres Tbk. 3.685 12.663 17.831

PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. (36.216)

306

1.354

SMSM Selamat Sempurna Tbk. 132.850 164.850 219.260

ERTX Eratex Djaya Tbk. (25.372) (48.501) 84.586

ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 7.689 1.487 3.271

PBRX Pan Brothers Tbk. 33.282 35.695 72.121

POLY Asia Pasific Fibers Tbk. 1.183 334.977 610.313

UNTX Unitex Tbk. 30.680 (25.288) (8.179)

ADES Akasha Wira International Tbk. 16.321 31.659 25.868

CEKA Cahaya Kalbar Tbk. 49.493 29.562 96.306

DLTA Delta Djakarta Tbk. 126.504 146.066 151.715

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 212.732 1.827.909 2.066.365 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 340.458 443.050 507.382

MYOR Mayora Indah Tbk. 382.503 499.655 483.486

PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 32.450 25.685 23.858

ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 57.115 99.775 115.933

SKLT Sekar Laut Tbk. 12.803 4.834 5.977

STTP Siantar Top Tbk 41.072 42.631 42.675

ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company 61.281 107.339 101.323

GGRM Gudang Garam Tbk. 3.485.901 4.214.789 4.958.102

RMBA Bentoel International Investama Tbk. (147.943) 218.621 305.997

KLBF Kalbe Farma Tbk. 929.004 1.343.799 1.522.956

KICI Kedaung Indah Can Tbk. (5.210) 3.260 357


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 83 97

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

18 231 103

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 41

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Industri Dan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 0 12

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Industri Dan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Industri Dan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 0 9

Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 11