Tujuan dan Manfaat Penelitian Kajian Pustaka

10

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan hasil pengamatan dan studi di Perpustakaan telah ditemukan beberapa penelitian sebelumnya. Adapun review studi terdahulu yang penulis telah kaji adalah: 1. Salat Fajar dalam al-Kutub al-Sittah: Sebuah Kajian Tematik Hadis, ditulis Oleh Bambang Triatmojo Jurusan Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Skripsi diatas menjelaskan waktu dan di anjurkannya salat fajar. 2. Fadilah Salat Sunnah Rawatib dalam Perspektif Hadis, ditulis Oleh Fitriyah Jurusan Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006. Tema tentang salat banyak dibahas, namun dalam judul berbeda-beda diantaranya tentang salat sunnah rawatib, dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang fadilah salat sunnah rawatib dan fungsinya. Skripsi tersebut didapat dari perpustakaan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Keajaiban Salat Istikhârah, ditulis oleh Muhammad Abu Ayyash diterbitkan oleh Qultum Media Tahun 2008. Salat Istikharah ditulis oleh Moh. Rifa‟i. Buku ini menjelaskan akan fadilah dan hikmah salat sunnah Istikharah menurut ulama Fiqh. 11 Secara khusus penulis berbeda dengan skripsi dan buku di atas, karena skripsi ini lebih menjelaskan akan kaîfiyah salat Istikharah daripada fadilah- nya .

F. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian pembahasan dan mempermudah analisis materi dalam penulisan skripsi ini, maka berikut ini penulis jelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar skripsi ini terdiri dari empat bab. Setiap bab dibagi menjadi sub bab, dan setiap sub bab mempunyai pembahasan masing-masing yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. Pada bab pertama, merupakan pendahuluan yang di dalamnya dijelaskan tentang latar belakang munculnya permasalahan penelitian ini. Setelah itu permasalahan yang muncul dibatasi dan menetapkan permasalahan yang menjadi masalah utama serta arti penting dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi studi Islam. Karena penelitian ini bersifat ilmiah maka diadakan tinjauan pustaka dengan tujuan untuk memposisikan studi ini diantara studi-studi terkait lainnya yang pernah dilakukan atau searah dengan penelitian ini. Kemudian diuraikan metode penelitian yang akan penulis pakai untuk menyelesaikan penelitian ini. Dan pada pembahasan terakhir dari bab pertama ini, penjelasan mengenai sistematika pembahasan. Kemudian Pada bab kedua, memaparkan tentang salat sunnah dan salat istikharah, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa salat istikharah 12 adalah termasuk salat sunnah. Dan juga untuk mengetahui pandangan dari para ulama hadis dan ulama fiqh akan letak perbedaan kedua pendapat tersebut. Kemudian pada bab ketiga, bab ini merupakan analisa hadis. Pada bagian ini dikumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam al-Kutub al-Sittah beserta syarah hadis Ibnu Hajar al-Asqalânî. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman Ibnu Hajar al-Asqalânî tentang salat Istikharah tersebut. Dengan demikian akan ditemukan sebuah kesimpulan yang akan dipaparkan dalam bab keempat yang juga merupakan penutup. 13 BAB II SALAT SUNNAH ISTIKHÂRAH

A. Salat Sunnah

1. Pengertian Salat Sunnah

Sesungguhnya salat sunnah itu merupakan saham pelaburan- pelaburan yang akan mendatangkan keuntungan yang banyak kepada pengamalnya di samping salat wajib yang merupakan simpanan tetap. 10 Diantara sejumlah keutamaan umat Nabi Muhammad SAW, bahwa Allah SWT menganugerahkan pahala yang besar kepada orang yang mengamalkan salat-salat nafilah di rumah, bahkan oleh Rasulullah SAW itu disebut sebagai nur cahaya. Mengenai hal itu beliau mengatakan bahwa salat nafilah yang dilakukan orang di rumahnya adalah cahaya terang. Karena itu hendaklah rumah kalian dengan cahaya itu. Yang dinamakan cahaya terang ialah cahaya yang menerangi hati agar dalam khalwat-nya kesendiriannya di rumah hati orang yang bersangkutan lebih merasa tunduk dan khusu’ terhadap Allah SWT, dengan demikian ia tidak menjadi lengah bahkan lebih mesra hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya, ia dapat mengutarakan bisikan hatinya kepada Allah SWT hingga ia benar-benar merasakan betapa agungnya kebesaran Allah SWT. Ia akan merasa betapa rendah dan hinanya ia berada di hadapan Allah SWT. 10 Abdul Ghani Azmi bin Idris, Pedoman Salat-salat Sunnah, Kuala lumpur : Dârul Nu‟mân, 1996, Cet.2, h. 29