Macam-macam Salat Snnah Salat Sunnah
17
Menurut Mazhab Imâmiyah, salat rawatib itu setiap hari ada tiga
puluh empat raka‟at, yaitu : delapan raka‟at sebelum zuhur, delapan raka‟at sebelum aŝar, empat raka‟at sesudah maghrib dan dua raka‟at
sesudah isya‟, tetapi dua raka‟at yang terakhir ini dua raka‟at sesudah isya‟ dilakukan sambil duduk, dan ia hitung satu raka‟at serta
dinamakan salat witir, dan delapan raka‟at salat malam, dua raka‟at untuk meminta
syafa’at, satu raka‟at untuk witir
14
dan dua raka‟at untuk salat subuh, yang dinamakan salat fajar.
Salat sunnah rawatib terbagi menjadi dua macam, yaitu : 1.
Salat Sunnah Muakkad sangat dianjurkan Salat sunnah muakkad adalah salat sunnah yang sering
dikerjakan Rasulullah dan jarang sekali ditinggalkan. Salat sunnah rawatib
yang muakkad terdiri dari sepuluh raka‟at, yaitu: dua
raka‟at sebelum subuh, dua raka‟at sebelum dan sesudah zuhur, dua raka‟at sesudah maghrib dan dua raka‟at sesudah isya‟.
2. Salat Sunnah Ghairu Muakkad
Salat sunnah ghairu muakkad adalah salat sunnah yang jarang dikerjakan dan yang sering ditinggalkan. Yaitu dua raka‟at
sebelum salat zuhur dan raka‟at sesudahnya. Jadi, salat sunnah zuhur yaitu empat raka‟at sebelumnya dan empat raka‟at
sesudahnya ; dua raka‟at penting, sedangkan dua raka‟at lagi kurang
14
Salat witir menurut Hanafiah ada tiga rakaat dengan satu salam. Waktunya
berlaku mulai tenggelamnya syafaq ahmar awan merah sampai terbitnya fajar.
18 penting. Empat raka‟at sebelum Asar dan dua raka‟at sebelum
maghrib.
15
Sabda Rasulullah SAW :
“Menceritakan kepada kami Abû Bakar Muhammad bin Ishaq al- Baghdâdȋ
, menceritakan kepada kami „Abdullâh bin Yûsuf al-Tinĭsĭ al-
Sya‟mĭ, menceritakan kepada kami al-Hārits bin Humȋ d, memberitahukan kepadaku al-
„Alậ yaitu Ibn al-Hârits dari al-Qâsim Abĭ „Abdurrahmân dari „Anbasah bin Abĭ Sufyân, berkata : Aku
mendengar saudara perempuanku Ummî Habîbah istri Rasulullah SAW berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :
”Siapa orang yang mengerjakan salat empat raka‟at sebelum zuhur dan empat
raka‟at sesudahnya, Allah mengharamkan api neraka baginya”.HR. al-
Tirmidzĭ.
Sabda Rasulullah SAW :
15
Sulaiman Rasjid, Fiqhul Islam, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2006, Cet. Ke-36, h. 144-145
16
Muh ammad bin „Isậ bin Sûrah bin Mûsậ bin al-Dahhak al-Sulam̭ ȋ al-Bugȋ
al-Tirmidzȋ , Sunan al-Tirmidz ȋ , Juz.1, Beirut: D
ậr al-Fikr, t. th, h.213
19
“Menceritakan kepada kami Yahâya bin Mûsậ dan Mahmûd bin Ghaȋ l
ận dan Ahmad bin Ibrahîm al-Dauraqĭ, mereka berkata : Menceritakan kepada kami Abû Dâwud al-Tayalisî menceritakan
kepada kami Muhammad bin Muslim bin Mihran kakeknya mendengar dari Ibn „Umar, Nabi SAW bersabda:“Allah memberi rahmat kepada
seorang manusia yang salat empat raka‟at sebelum asar”.HR. al- Tirmidzĭ
b. Yang terkait dengan waktu tertentu, seperti : salat sunnah duha, witir dan
lain sebagainya.
Salat sunnah tatawwu adalah salat duha yang hukumnya sunnah. Waktunya dimulai sejak matahari sudah naik kira-kira
sepenggalah sampai dengan tergelincir. Tetapi yang lebih utama ialah dikerjakan sesudah lewat seperempat siang hari.
Zaîd bin Arqam meriwayatkan yang artinya :
“Rasulullah keluar menuju penduduk Qubâ yang sedang mengerjakan salat duhâ, lalu katanya : salat Awwabin salat yang
kembali kepada Allah ialah salat yang dilakukan di waktu anak-
17
Muh ammad bin „Isậ bin Sûrah bin Mûsậ bin al-Dahhak al-Sulam̭ ȋ al-Bugȋ
al-Tirmidzȋ , Sunan al-Tirmidz ȋ , Juz.2, h.276
18
Muhammad bin „Isậ bin Sûrah bin Mûsậ bin al-Dahhak al-Sulam̭ ȋ al-Bugȋ
al-Tirmidzȋ , Sunan al-Tirmidz ȋ , Juz.1, h. 113
20
anak unta bangkit Karena kepanasan waktu duha. HR. al- Tirmidzĭ.
Selain sunnah duhâ, yang termasuk salat tatawwu adalah salat witir yang terikat dengan waktu, hukumnya adalah sunnah
muakkad . Menurut Mazhab Hanafiah, witir adalah wajib, dan yang
dimaksud dengan wajib disini adalah fardu „amâlî suatu kewajiban
yang bersifat perbuatan, bukan keyakinan : dalam arti orang yang mengingkarinya tidak dianggap kafir.
Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abŭ Basrah :
“Menceritakan kepada kami „Alĭ bin Ishâq menceritakan kepada kami „Abdullah- yaitu „Ibn al-Mubārak- memberitahukan kepada kami Sa‟ĭd bin
Yazĭd menceritakan kepadaku Ibn Hubairah dari Abĭ Tamĭm al-Jaisyānî, „Umar bin al-„As berkata : sesungguhnya Ayah Basrah menceritakan
kepadaku bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Allah telah menambahkan kepadamu suatu salat, yakni witir. Karena itu, kerjakanlah salat itu di
antara salat isya‟ sampai dengan salat fajar”. HR. Ahmad