Pengertian Salat Sunnah Salat Sunnah

15 banyak mendatangkan rahmat Allah SWT dan terhindar dari kemungkinan timbulnya kemunafikan dan jauh dari mata orang-orang yang memujinya, sedangkan jika kita melaksanakan salat sunnah di depan banyak orang dapat membangkitkan perasaan riya dan pujian orang lain.

2. Macam-macam Salat Snnah

Salat sunnah terbagi dua macam, yaitu : 12 1. Salat Mutlaq Dalam salat sunnah mutlaq ini, cukuplah seseorang berniat saja. Jika ia melakukan salat sunnah dan tidak menyebutnya berapa raka‟at yang akan dikerjakan dalam salatnya itu, ia boleh mengucapkan salam pada satu raka‟at atau lebih, berapapun jumlahnya baik pada raka‟at ganjil atau pada raka‟at genap. 2. Salat Muqayyậd Salat muqayy ậd terbagi menjadi dua macam : a. Yang disyariatkan sebagai salat-salat sunnah yang mengikuti salat fardu yang disebut salat sunnah rawatib. Seperti salat sunnah zuhur dan sebagainya. Beberapa pendapat tentang salat sunnah rawatib menurut para ulama, yaitu : Menurut Mazh ab Syafi’iyah, salat sunnah rawatib ada sebelas raka‟at, yaitu dua raka‟at sebelum subuh, dua raka‟at sebelum zuhur dan 12 Muhammad Jawad Mugniyah, al- Fiqh ‘alâ al-Madzahib al-Khamsah, Beirut : Dâr al-Jawad, h.72 16 dua raka‟at sesudahnya. Dua raka‟at setelah maghrib dan dua raka‟at setelah isya‟. Menurut Mazhab Hanbali , sepuluh raka‟at, yaitu dua raka‟at sebelum dan sesudah zuhur, dua raka‟at sesudah maghrib, dua raka‟at setelah isya‟ dan dua raka‟at sebelum salat subuh. Menurut Mazhab Hanafiyah, salat rawatib itu terbagi menjadi kepada sunnah masnunah dan salat sunnah mandudah. 13 Salat masnunah ada lima salat, yaitu: dua raka‟at sebelum subuh, empat raka‟at sebelum zuhur dan dua raka‟at setelahnya selain hari jum‟at, dua raka‟at setelah maghrib dan empat raka‟at setelah isya‟. Sedangkan salat-salat yang mandudah ada empat salat, yaitu empat raka‟at sebelum aşar, dan kalau mau dua raka‟at saja, enam raka‟at setelah maghrib, empat raka‟at sebelum isya‟ dan empat raka‟at setelahnya. Menurut Mazhab Mâlikiyah, untuk salat-salat sunnah rawatib tidak ada batas tertentu dan tidak ada pula jumlah khusus, hanya yang paling utama adalah empat raka‟at sebelum zuhur dan enam raka‟at setelah maghrib. 13 Mazhab Hanafiyah mempunyai istilah-istilah tentang apa yang wajib dikerjakannya dan yang tidak boleh ditinggalkannya, yang sama dibagi dua, yaitu : fardu apabila perbuatan itu ditetapkan berdasarkan dalil qat’I pasti, seperti al-Qur‟an, hadis yang mutawattir dan ijma‟. Kedua, wajib apabila ditetapkan berdasarkan dalil Danni perkiraan, seperti qiyas dan hadis yang diriwayatkan oleh satu orang. Sedangkan perbuatan yang lebih baik kuat untuk dikerjakannya dari pada ditinggalkan di bagi kedalam dua bagian juga, yaitu masnun : perbuatan yang dilakukan oleh Nabi, Khulafa’ur Rasyidîn, yang kedua mandud, perbuatan yang diperintahkan oleh Nabi tetapi tidak bisa dilakukan oleh beliau sendiri. Juga perbuatan yang wajib ditinggalkannya dan tidak boleh dilakukannya, kalau ia ditetapkan berdasarkan dalil qat’I pasti, maka perbuatan yang dilarang itu adalah haram. Bila perbuatan yang ditetapkan berdasarkan dalil Danni perkiraan, maka larangan tersebut adalah makruh yang mendekati haram. 17 Menurut Mazhab Imâmiyah, salat rawatib itu setiap hari ada tiga puluh empat raka‟at, yaitu : delapan raka‟at sebelum zuhur, delapan raka‟at sebelum aŝar, empat raka‟at sesudah maghrib dan dua raka‟at sesudah isya‟, tetapi dua raka‟at yang terakhir ini dua raka‟at sesudah isya‟ dilakukan sambil duduk, dan ia hitung satu raka‟at serta dinamakan salat witir, dan delapan raka‟at salat malam, dua raka‟at untuk meminta syafa’at, satu raka‟at untuk witir 14 dan dua raka‟at untuk salat subuh, yang dinamakan salat fajar. Salat sunnah rawatib terbagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Salat Sunnah Muakkad sangat dianjurkan Salat sunnah muakkad adalah salat sunnah yang sering dikerjakan Rasulullah dan jarang sekali ditinggalkan. Salat sunnah rawatib yang muakkad terdiri dari sepuluh raka‟at, yaitu: dua raka‟at sebelum subuh, dua raka‟at sebelum dan sesudah zuhur, dua raka‟at sesudah maghrib dan dua raka‟at sesudah isya‟. 2. Salat Sunnah Ghairu Muakkad Salat sunnah ghairu muakkad adalah salat sunnah yang jarang dikerjakan dan yang sering ditinggalkan. Yaitu dua raka‟at sebelum salat zuhur dan raka‟at sesudahnya. Jadi, salat sunnah zuhur yaitu empat raka‟at sebelumnya dan empat raka‟at sesudahnya ; dua raka‟at penting, sedangkan dua raka‟at lagi kurang 14 Salat witir menurut Hanafiah ada tiga rakaat dengan satu salam. Waktunya berlaku mulai tenggelamnya syafaq ahmar awan merah sampai terbitnya fajar.