Milis Mailing List Peranan Internet sebagai Sumber Belajar

33 mendaftarkan dirinya sendiri secara langsung, 2 milis berdasarkan komunitas kelompok tertentu yang biasanya milis jenis ini bersifat tertutup dan hanya terbuka bagi anggotanya saja. Misalnya milis yang dimiliki oleh suatu partai atau organisasi atau yang keanggotaannya atau untuk berlangganannya melalui suatu cara tertentu, seperti membayar uang langganan profit atau cara-cara lainnya. Berlangganan subscribe ke suatu milis pada umumnya harus mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh moderatornya. Anda akan dicoret dari daftar anggota dan akan dimasukan kedalam daftar tidak berlangganan unsubscribe jika tidak mematuhi aturan yang ada. Aktivitas milis di Internet mempunyai etika-etika yang harus kita patuhi untuk kenyaman kita bersama selain aturan-aturan tersebut. Ini disebut dengan etika mailing list.

3. Prediktor-prediktor Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar

Penggunaan internet sebagai sumber belajar merupakan perilaku yang lebih khusus dari perilaku penggunaan internet. Faktor-faktor penyebab individu melakukan suatu perilaku selanjutnya dijelaskan oleh Ajzen, I. 2006:1 berupa keyakinan perilaku dan penilaian hasil, keyakinan normatif dan keinginan untuk mengikuti serta keyakinan kontrol dan daya yang dirasakan terhadap kontrol tersebut. Keyakinan perilaku merupakan keyakinan tentang dampak yang mungkin terjadi dari pelaksanaan perilaku tersebut. Keyakinan normatif merupakan keyakinan tentang harapan-harapan normatif dari orang-orang yang dianggap penting 34 di sekitar tentang pelaksanaan perilaku tersebut. Keyakinan kontrol merupakan keyakinan tentang keberadaan faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempersulit pelaksanaan perilaku tersebut. Daya yang dirasakan adalah persepsi tentang seberapa kuat pengaruh faktor-faktor tersebut bagi individu dalam melakukan perilaku tersebut Ajzen, I., 2006:1. Keyakinan perilaku bersama dengan penilaian hasil menghasilkan sikap suka atau tidak suka terhadap perilaku yang dimaksud. Keyakinan normatif bersama dengan keinginan untuk mengikuti menghasilkan persepsi tekanan sosial atau norma subyektif. Keyakinan kontrol bersama dengan daya yang dirasakan meningkatkan persepsi kontrol perilaku. Kombinasi sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku membentuk niat untuk melakukan perilaku yang dimaksud. Hasil akhirnya adalah ketika derajat kekuatan niat mencapai level tertentu yang dirasa cukup, seseorang dimungkinkan dapat mewujudkan niat tersebut menjadi perilaku tertentu dengan catatan bahwa sepanjang terdapat peluang Ajzen, I., 2006:1. Uraian di atas jika dikaitkan dengan perilaku penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat diambil pengertian bahwa semakin suka sikapnya, semakin mendukung norma subyektifnya serta semakin kuat persepsi kontrol perilaku siswa tentang penggunaan internet sebagai sumber belajar maka semakin kuat niat yang muncul dalam diri siswa untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar. Akhirnya adalah saat 35 kekuatan dari niat tersebut mencapai level tertentu siswa mewujudkan perilaku penggunaan internet sebagai sumber belajar. Model perilaku penggunaan internet beserta faktor-faktor penyebabnya dari Ajzen, I. 2006:1 dapat dilihat pada gambar 8. Fishbein, M. Ajzen, I. 1975:368-372 menjelaskan juga bahwa hubungan antara niat dan perilaku tersebut tidak selalu berhubungan secara sempurna atau signifikan. Terdapat tiga aspek yang dapat mempengaruhi signifikansi hubungan niat dan perilaku yang ditanyakan atau perilaku target. Gambar 8. Model Perilaku beserta Faktor-faktor penyebabnya Ajzen, I., 2006:1 Aspek pertama adalah kesamaan tingkat spesifikasi atau correspondence in level of specificity . Niat yang ditanyakan harus memiliki tingkat spesifikasi yang setingkat dengan perilaku yang ditanyakan. Contohnya adalah pengkajian tentang “Perilaku Siswa dalam Mengunjungi Pertunjukan Pukul 7.30 di bioskop Rialto pada Malam Tanggal 19 Juli 1974”. Pengkajian ini ditujukan untuk memprediksi