Koefisien Determinasi Pengujian Signifikansi Korelasi Berganda dengan Uji F

111 20,4 persen. Kategori lemah 11,4 persen dan kategori sangat lemah 2,3 persen. Rerata siswa kelas III SMK N 3 Yogyakarta memiliki niat untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar yang bernilai 3,54 dalam rentang nilai 1,00 sampai 5,00. Niat tersebut oleh karena itu dikategorikan kuat. Penjelasan Fishbein Ajzen 1975:372-381 tentang terdapatnya hubungan yang signifikan antara Niat dan Perilaku menghantarkan kepada makna bahwa penggunaan internet sebagai sumber belajar siswa diduga dikategorikan tinggi dalam skala 5 poin pengukuran likert. Dugaan tersebut sejalan dengan hasil pengisian angket yang melansir lamanya siswa dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar dalam satu minggu yakni rerata 7,1 jam per minggu bahkan terdapat juga 20 jam per minggu bagi beberapa siswa. Hal ini secara tidak langsung menguatkan dugaan terdapatnya hubungan antara niat untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar dan perilaku penggunaan internet sebagai sumber belajar itu sendiri.

b. Sikap Siswa Kelas III SMK N 3 Yogyakarta terhadap Penggunaan

Internet sebagai Sumber Belajar Rerata siswa kelas III SMK N 3 Yogyakarta memiliki sikap terhadap penggunaan internet sebagai sumber belajar yang bernilai 2,31dalam interval nilai -3,40 sam pai dengan 9,60. Sikap tersebut oleh karena itu dikategorikan menyukai. Sikap suka tersebut didasari atas keyakinan perilaku mereka bahwa penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat memberikan diantaranya adalah 1 kemudahan 112 dalam mengerjakan tugas sekolah; 2 penjelasan yang lebih detil dan lugas tentang materi pelajaran dari sekolah, 3 kemudahan, kepraktisan, kecepatan dalam proses belajar; 4 kesempatan untuk mengunduh antivirus gratis ketika menggunakan internet ; 5 peluang untuk melakukan aktivitas internet lain seperti chatting dan browsing. Hasil survei menunjukkan semua keyakinan perilaku siswa terhadap penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagaimana yang tersebut di atas adalah kuat. Hal ini didasari atas 70 persen siswa mengakui memiliki keyakinan-keyakinan perilaku tersebut.

c. Norma Subyektif Siswa tentang Penggunaan Internet sebagai

Sumber Belajar Rerata siswa memiliki norma subyektif tentang penggunaan internet sebagai sumber belajar yang bernilai 2,48 dalam interval nilai -2,00 sampai dengan 7,33. Norma subyektif tersebut oleh karena itu dikategorikan mendukung. Artinya adalah orang-orang penting bagi siswa mendukung siswa untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar. Norma subyektif siswa yang mendukung tersebut didasari atas keyakinan normatif yang ditanamkan oleh 1 guru; 2 orang tua dan 3 teman sekolah. Hasil survei mengungkapkan terdapat dua keyakinan normatif yang masih rendah yakni keyakinan bahwa 1 sebagian besar guru mengharuskan penggunaan internet dalam penugasan yang diberikan hanya sekitar 50 persen siswa yang mengakui; 2 teman sekolah menyarankan penggunaan internet sebagai sumber belajar hanya 113 sekitar 45 persen siswa yang mengakui. Hanya sekitar 60 persen siswa yang mengaku bahwa orang tua mereka mendukung penggunaan internet sebagai sumber belajar. Hasil survei tersebut mengisyaratkan bahwa norma subyektif masih perlu ditingkatkan lagi terutama lebih fokus pada dua keyakinan normatif di atas.

d. Persepsi Kontrol Perilaku Siswa untuk Menggunakan Internet

sebagai Sumber Belajar Rerata siswa memiliki persepsi kontrol perilaku untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar yang bernilai 2,21 dalam rentang nilai -2,14 sampai dengan 5,86. Persepsi kontrol perilaku tersebut masuk dikategorikan mudah. Artinya adalah rerata siswa memiliki persepsi bahwa penggunaan internet sebagai sumber belajar termasuk mudah untuk dilakukan. Persepsi mudah tersebut didasari atas keyakinan kontrol yang diantaranya bahwa mereka memiliki 1 kemampuan menggunakan internet sebagai belajar; 2 teman yang bersedia dan mampu membantu ketika mengalami kesulitan dalam menggunakan internet; 3 handphone yang dapat digunakan untuk mengakses internet; 4 pengetahuan tentang alamat websites yang sesuai dengan materi pelajaran yang ingin dicari; 5 uang yang cukup untuk membayar jasa warnet; 6 fasilitas penunjang, seperti : laptop atau komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet; 7 Kecepatan akses internet yang sering digunakan tidak lambat. Hasil survei mengungkapkan terdapat dua keyakinan kontrol yang rendah yakni 1 kepemilikan fasilitas penunjang, seperti : laptop