Pengertian Bank Syariah Bank Syariah

19 syariah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. 1 Pembiayaan dengan prinsip jual beli a Pembiayaan Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhu keuntungan adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.. kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. 7 Karakteristik pembiayaan murabahah yang biasa dipraktekkan oleh industri jasa keuangan syariah adalah sebagai berikut : pertama, akad yang digunakan dalam pembiayaan murabahah adalah akad jual beli. Kedua, harga yang ditetapkan oleh pihak penjual bank syariah tidak dipengaruhi oleh frekuensi waktu pembayaran. Ketiga, keuntungan dalam pembiayaan murabahah berbentuk margin penjualan yang sudah termasuk harga jual. Keempat, pembayaran harga barang dilakukan secara tidak tunai. Kelima, dalam 7 Buku Saku Perbankan Syariah Bank Indonesia, h.38 20 pembiayaan murabahah memungkinkan adanya jaminan, karena sifat dari pembiayaan murabahah merupakan jual beli yang pembayarannya tidak dilakukan secara tunai. b Pembiayaan Salam Jual beli salam dalam bahasa indonesia sering diterjemahkan sebagai jual beli pesanan. Secara terminologis, para ulama fiqih mendefinisikan salam dengan menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya diserahkan di k emudian hari”. 8 Bai’ as-salam diartikan sebagai prinsip jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang disepakati, di mana waktu penyerahan barang dilakukan di kemudian hari sementara penyerahan uang dilakukan di muka secara tunai. 9 c Pembiayaan Isthisna’ Istishna’ adalah suatu kontrak pembelian di mana produk yang dibeli harus dibuat atau diadakan lebih dahulu, dengan pembayaran 8 AH. Azharudin Latif, Fiqh Muamalat, Jakarta, UIN Jakarta Press, 2005 , h.110 9 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta, Zikrul Hakim, 2007, h. 41