a. Tentang Unsur “Barang Siapa”
Tentang unsur barang siapa, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan memandang bahwa yang dimaksud dengan unsur “barang siapa”
96
adalah pelaku suatu tindak pidana baik orang pribadi maupun badan hukum sebagai pendukung hak
dan kewajiban, dan mampu bertanggung jawab dalam hukum. Bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan baik melalui keterangan para saksi-saksi serta
keterangan Terdakwa sendiri telah menunjuk pelaku dalam tindak pidana ini yaitu H. Imbalo Rangkuti, dengan demikian unsur “barang siapa” telah terbukti.
b. Membuat Surat Palsu atau memalsukan Surat, yang dapat menimbulkan
sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari pada sesuatu hal;
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan yang didasarkan atas
keterangan saksi-saksi di bawah sumpah yang bersesuaian satu dengan yang lainnya serta dihubungkan dengan keterangan Terdakwa telah terungkap fakta bahwa
Terdakwa didalam mengurus kembali Surat Keterangan Tanah SKT atas tanah berukuran 22x94 meter yang dahulu adalah merupakan kepunyaan Orang Tua
Terdakwa alm. H.M. Rais Rangkuti, setelah para ahli waris membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Ahli Waris termasuk didalamnya nama Terdakwa
96
Unsur “Barang Siapa” hij die dengan delik strafbaar feit, mempunyai hubungan erat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Delik ialah perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena
merupakan pelanggaran terhadap undang-undang. Untuk menganggap suatu perbuatantindakan sebagai delik straafbaar feit, maka harus memenuhi beberapa syarat yaitu: 1. Adanya Subjek
Pelaku;Manusia 2. Kesalahan Schuld, yakni dengan adanya kesengajaan Dolus dan kelalaian culpa 3. Bersifat melawan hukum dari perbuatantindakan Wederrechtelijkheid 4. Sesuatu
perbuatan yang dilarang oleh Undang-undang dan terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana.
bertanggal 28 Oktober 2002, yang kemudian para ahli waris lain selain Terdakwa memberi kuasa ahli waris kepada Terdakwa untuk mengurus surat-surat yang
diperlukan yang berkaitan dengan harta peninggalan Alm. H.M. Rais Rangkuti, lalu Terdakwa telah membuat Berita tercecernya di Harian Waspada pada tanggal 28
Oktober 2002, dan kemudian Terdakwa melaporkan tentang kehilangan barang atau surat atas tanah berukuran 22x94 meter dimaksud dengan menyebut tempat hilang
atau tercecernya di sekitar Jl. Denai Medan pada tahun 1980 sesuai isi surat keterangan hilangtercecer dari Polsek Kota Percut Sei Tuan tersebut diatas tentang
hilang atau tercecernya Surat Tanah berukuran 22x94 meter tersebut, pada hal Terdakwa tidak tahu pasti keberadaan surat dimaksud tergolong sebagai perbuatan “
membuat surat palsu atau memalsukan surat”, dan perbuatan tersebut dapat menimbulkan sesuatu hak yakni atas tanah berukuran 22x94 meter tersebut; terlebih
lagi sesuai keterangan saksi korban RAMLI dan isterinya bernama SURAWATY yang pada pokoknya menerangkan bahwa tanah berukuran 22x94 meter tersebut telah
beralih kepada saksi korban RAMLI dengan cara pertukaran sejumlah kayu yang dinilai seharga Rp.5.000.000.- dan sebagai pembayarannya oleh Alm. H.M. Rais
Rangkuti semasa hidupnya menyerahkan tanah tersebut kepada saksi korban RAMLI; Bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan kami tersebut diatas, maka unsur kedua
telah terbukti.
c. Dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain untuk