Teori Tujuan Hukum Kerangka Teori

2. Untuk mengetahui secara jelas putusan hakim yang bagaimana yang dapat dikategorikan sebagai ne bis in idem dalam hukum pidana. 3. Untuk mengetahui secara jelas pertimbangan hakim dalam penerapan asas ne bis in idem pada Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor. 1384 Pid.B 2004 PN.Mdn jo Putusan Nomor. 3259 Pid.B 2008 PN.Mdn.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, masing-masing sebagai berikut : 1. Secara praktis penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dan memberikan gambaran hukum yang jelas bagi masyarakat tentang landasan filosofis dan yuridis dari asas ne bis in idem. 2. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap putusan hakim yang bagaimana yang dapat dikatakan sebagai ne bis in idem dalam hukum pidana. 3. Bagi aparat penegak hukum agar dapat mengetahui, memeriksa, memutus, mengadili dan menerapkan asas ne bis in idem dalam perkara pidana.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

a. Kerangka Teori

1. Teori Tujuan Hukum

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, dan satu teori harus di uji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya. 11 Kelangsungan perkembangan ilmu hukum senantiasa bergantung pada unsur-unsur antara lain: metodologi, aktivitas penelitian imajinasi sosial dan juga sangat ditentukan oleh teori. 12 Membicarakan tujuan dari pada hukum maka akan sangat banyak defenisi yang didapati, karena setiap ahli hukum akan memberikan defenisinya sendiri, sesuai situasi dan kondisi zamannya serta kepentingan-kepentingan saat itu. Namun demikian tidak berarti bahwa kita tidak mempunyai pegangan dalam menelusuri hutan rimba dari pada hukum. Sama seperti halnya orang berpakaian, walaupun ada banyak jenis-jenis pakaian dengan berbagai model, tapi orang harus memakai salah satu pakaian yang dianggap cocok atau sesuai dengan tubuhnya. Walaupun banyak pendapat para ahli hukum tentang tujuan hukum, namun penulis hanya akan menggunakan beberapa pendapat tentang Teori tujuan dari hukum, sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini dan sebagai landasan bagi penulisan selanjutnya. 11 J.J.J.M.Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-asas, Jakarta, FE UI-Press, 1996, hal. 203. -Bandingkan M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.27 Menyebutkan bahwa ”Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu abstraksi intelektual dimana merupakan suatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskannya. Suatu penjelasan biar bagaimanapun meyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar”. Sedangkan Menurut H. Bruggink dalam bukunya “Refleksi tentang hukum” Teori adalah keseluruhan pernyataan statement, claim, beweringen yang saling berkaitan. 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 1982, hal. 6. Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam pergaulan hidup manusia, kepentingan-kepentingan manusia bisa senantiasa bertentangan satu dengan yang lain. Maka tujuan hukum adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan itu. 13 Kepentingan-kepentingan manusia itu bermacam-macam, seperti kepentingan untuk menikmati apa yang menjadi haknya, kepentingan untuk mendapatkan perlindungan hukum, kepentingan untuk mendapatkan kebahagian hidup lahir dan batin, dan sebagainya. Menurut Muchsin sebenarnya hukum bukanlah sebagai tujuan tetapi dia hanyalah sebagai alat. Yang mempunyai tujuan adalah manusia, maka yang di maksud dengan tujuan hukum adalah manusia dengan hukum sebagai alat untuk mencapai tujuan itu. 14 Secara umum, Van Apeldoorn mengatakan bahwa tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup secara damai. Maksudnya hukum menghendaki perdamaian, yang semuanya bermuara kepada suasana damai. Rudolf Von Jhering mengatakan bahwa tujuan hukum ialah untuk memelihara keseimbangan antara berbagai kepentingan. Van Kant mengatakan tujuan hukum ialah untuk menjamin kepastian hukum Rechtszekerheid, Law Certainty, yakni mengenai hak dan kewajiban di dalam pergaulan hidup masyarakat. Aristoteles mengatakan tujuan hukum itu ialah untuk memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi anggota masyarakat sebanyak-banyaknya, sedangkan Roscoe Pound mengatakan tujuan 13 Soedjono Dirjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1983, hal. 11 14 Muchsin, Ikhtisar Ilmu Hukum, Badan Penerbit Iblam, Jakarta, 2006, hal. 11 hukum ialah sebagai alat untuk membangun masyarakat law is tool of social engineering. Pada dasarnya Teori yang berkenaan dengan judul penulis diatas adalah Teori yang berkenaan dengan Tujuan Hukum yakni 1.Kepastian Hukum yang dikemukakan oleh Van Kant, Kepastian Hukum berarti bahwa dengan adanya hukum setiap orang mengetahui yang mana dan seberapa haknya dan kewajibannya. 2. Kemanfaatan Hukum ialah terciptanya ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat, karena adanya hukum tertib rechtsorde, sedangkan 3. Keadilan Hukum maksudnya setiap orang tidak akan merasa dirugikan kepentingannya dalam batas- batas yang layak. Teori Kepastian Hukum menegaskan bahwa tugas hukum itu menjamin kepastian hukum dalam hubungan-hubungan pergaulan kemasyarakatan. Terjadi kepastian yang di capai “ oleh karena hukum ”. Dalam tugas itu tersimpul dua tugas lain: hukum harus menjamin keadilan maupun hukum harus tetap berguna. Akibatnya kadang-kadang yang adil terpaksa di korbankan untuk yang berguna. Ada dua 2 macam pengertian “ kepastian hukum ” yaitu kepastian “ oleh karena ” hukum dan kepastian “ dalam atau dari hukum ”. Kepastian dalam hukum tercapai kalau hukum itu sebanyak-banyaknya hukum undang-undang dan bahwa dalam undang-undang UU itu tidak ada ketentuan-ketentuan yang bertentangan, undang-undang itu dibuat berdasarkan “rechtswerkelijkheid” kenyataan hukum dan dalam UU tersebut tidak dapat istilah-istilah yang dapat di tafsirkan berlain-lainan. 15 Menurut Satjipto Raharjo dalam bukunya “Ilmu Hukum” mengatakan bahwa: Teori Kegunaan Hukum bisa dilihat sebagai perlengkapan masyarakat untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan. Oleh karena itu ia bekerja dengan memberikan petunjuk tentang tingkah laku dan berupa norma aturan-aturan hukum. 16 Pada dasarnya peraturan hukum yang mendatangkan kemanfaatan atau kegunaan hukum ialah untuk terciptanya ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat, karena adanya hukum tertib rechtsorde. Teori Keadilan Hukum menerangkan bahwa: setiap orang tidak akan merasa di rugikan kepentingannya dalam batas-batas yang layak. Jadi keadilan bukan berarti bahwa setiap orang memperoleh bagian yang sama. Keadilan di bagi kepada dua 2 macam yakni: 1. Keadilan Distributif ialah keadilan yang memberikan kepada setiap orang jatah menurut jasanya, ia tidak dibenarkan menuntut bagian yang sama banyaknya. Contohnya dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 mengenai persamaan kedudukan. 2. Keadilan Kommutatif ialah keadilan yang memberikanpada setiap orang sama banyaknya tanpa mengingat jasa-jasa perorangan. Contohnya dalam hal tukar- menukar barang ataupun jasa, diusahakan supaya sedapat mungkin terdapat yang dipersamakan antara yang dipertukarkan. 15 Solly Lubis, Diktat Teori Hukum, disampaikan pada Rangkaian Sari Kuliah Semester II, Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum, USU Medan, 2007, hal. 43 16 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, Cet.ke-3, 1991, hal.13 Maka pada hakekatnya tidak ada undang-undang yang sempurna, bahkan justeru ada ketidak-adilan dalam undang-undang yang resmi berlaku GesetzlichesUnrecht tapi sebaliknya ada pula keadilan di luar undang-undang Uebergesetzliches Recht. Maka seyogianya siapapun harus berhati-hati mempergunakan ungkapan, slogan ataupun semboyan “ menegakkan supremasi hukum ” kalau yang ditegakkan belum tentu ataupun sama sekali tidak mengandung keadilan, karena yang di maksud sebenarnya adalah “ menegakkan supremasi hukum yang berkeadilan ” dan penegakan supremasi hukum yang berkeadilan itu adalah bagian dari perjuangan hidup dan sekaligus menggambarkan karekteristik masyarakatnya. 17 Pada dasarnya tujuan hukum untuk mengatur pergaulan hidup secara damai, yakni bahwa tujuan hukum yang demikian hanya dapat dicapai jika hukumnya mengandung “keadilan” maksudnya peraturan yang mampu memelihara keseimbangan antara kepentingan-kepentingan yang dilindungi dimana setiap orang memperoleh sebanyak mungkin yang menjadi bagiannya.

b. Landasan Konsepsi

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Hukum Tidak Tertulis Sebagai Sumber Hukum untuk Putusan Pengadilan Perkara Pidana

7 92 392

Penerapan Sanksi Pidana Pada Kasus Kelalaian Pengemudi Yang Menimbulkan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No.854 /Pid.B/2012/Pn.Mdn )

2 81 84

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Analisa Kasus Tindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak (Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932/Pid.B/2005/PN.MDN)

4 52 94

Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank (Studi Kasus : No.1945 / Pid.B / 2005 / PN-MDN)

2 61 120

Peranan Visum Et Refertum Dalam Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Kematian (Study Kasus: Putusan Pengadilan Medan No. 1066/Pid.B/2002/PN Mdn

0 36 90

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640/Pid.B/2006/PN.Medan, Register No.2.641/Pid.B/2006/PN.Medan dan Register No.2.642/Pid.B/2006/PN.Medan)

4 83 81

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Kasus Putusan No:2438/Pid.B/2014/Pn.Mdn )

5 117 134