Panjang Akar HASIL DAN PEMBAHASAN

terutama batang dan akar. Oleh sebab itu, pupuk akar berpengaruh nyata terhadap lingkar batang. Hasil penelitian menunjukkan pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap lingkar batang. Pupuk daun yang disemprotkan diatas permukaan daun mengalami penguapan sebelum terjadinya fotosintesis, sehingga unsur hara yang diserap kurang optimal. Hal ini diperkuat oleh Wilkins 2001, yang menyatakan bahwa air berpengaruh sebagai uap dari permukaan daun yang menguapkannya ke udara luas di luarnya. Selain itu, perbesaran batang tanaman dipengaruhi oleh bertambahnya tinggi tanaman. Sejalan dengan itu, Krishnamoorthi 1981, menjelaskan bahwa perpanjangan batang disebabkan oleh dua proses yaitu pembelahan sel dan perbesaran sel, sel membesar dan mencapai ukuran maksimal kemudian diikuti oleh pembelahan sel.

4.6. Panjang Akar

Berdasarkan analisis ragam ANOVA tabel 28 lampiran 3 pupuk akar berpengaruh sangat nyata, sedangkan pada pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Berdasarkan uji lanjut BNT 0,05 tabel 29 lampiran 3 akar terpanjang terdapat pada perlakuan pupuk akar 4,17 ccl sebesar 13,72 cm. Pada interaksi pupuk akar dan pupuk daun terdapat pengaruh sangat nyata terhadap panjang akar dan kombinasi pupuk terbaik terdapat pada perlakuan A 3 D 2 dengan panjang 15,36 cm dan dapat dilihat pada tabel 31 lampiran 3. Sedangkan panjang akar terendah diperlihatkan oleh satuan percobaan dengan kombinasi pupuk pada perlakuan A 1 D dengan panjang akar 7,94 cm tabel 31 lampiran 3. Grafik rata-rata panjang akar pada tanaman bayam dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9. Grafik Rata-Rata Panjang Akar Setelah Panen. Pada perlakuan A 1 D pupuk akar dalam keadaan konsentrasi yang sangat rendah. Pada tingkat konsentrasi hara yang rendah, perakaran mengalami defisiensi unsur hara tertentu dan penghambatan distribusi hara Jager dalam Sonneveld dan De Kruij, 1999, serta penyerapan air yang terhambat sebagai akibat lanjut defisiensi hara yang terjadi Dorais, et al., 2001. Hal ini diperkuat oleh Islami dan Utomo 1995, yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, tanaman harus mempunyai akar dan sistem perakaran yang cukup luas dan dalam untuk memperoleh hara dan air sesuai kebutuhan pertumbuhan. Secara umum pada tanaman yang ditanam pada tanah apabila tanaman sudah pada kondisi hara yang sudah mencukupi maka tanaman tidak selalu memerlukan sistem perakaran yang luas dan dalam. Selain itu, jumlah oksigen terlarut dalam air juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman Harjdowigeno, 1995. Menurut Izzati 2006, oksigen terlarut yang cukup dalam air akan membantu perakaran tanaman dalam mengikat oksigen. Bila kadar oksigen terlarut cukup tinggi maka proses respirasi akan lancar dan energi yang dihasilkan akar cukup banyak untuk menyerap hara yang dapat diserap tanaman. Tanaman akan memiliki pertumbuhan yang cepat dan menghasilkan produktifitas yang tinggi dan berkualitas. Hal ini diperkuat oleh Lesmana dan Darmawan 2001, yang menyatakan bahwa pelarutan oksigen ke dalam air berkaitan dengan sirkulasi, pola arus dan turbulensi pergerakan air berupa riak air maupun gelombang akan mempercepat difusi udara ke dalam air. Pada kombinasi pupuk pada perlakuan A 1 D , terjadi kekurangan zat hara yaitu fosfor. Menurut Setyamidjaja 1986, kekurangan N dan Fosfor dapat mempengaruhi pertumbuhan akar. Selain itu, pada keadaan ini juga tanaman mengalami kekurangan unsur hara B Boron. Sutejo 1987 menyatakan bahwa jenis unsur hara Boron dapat diserap tanaman dalam bentuk BO 3 yang berperan dalam pembentukan atau pembelahan sel terutama pada titik tumbuh pucuk, juga dalam pertumbuhan tepung sari dan akar. Sarief 1989 menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan akar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tersedianya unsur hara.

4.7. Berat Basah Akar