Sistem Budidaya Secara Hidroponik

Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja baik pada waktu musim hujan ataupun kemarau, tetapi paling tepat ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November. Bisa juga ditanam pada awal musim kemarau, sekitar bulan Maret-April. Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur. Terutama untuk bayam cabut, pada tekstur tanah yang berat akan menyulitkan produksi dan panennya. Tanah netral ber-pH antara 6-7 paling disukai bayam untuk pertumbuhan optimalnya.

2.2. Sistem Budidaya Secara Hidroponik

Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman yang menggunakan media tumbuh selain tanah, dengan kata lain dapat juga diartikan sebagai budidaya tanpa tanah soilles culture Untung, 2000. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahasa asal yaitu bahasa Yunani, hidroponik berasal dari kata hydro air dan ponos kerja yang berarti pengerjaan budidaya tanaman dengan air, jadi hidroponik adalah budidaya tanaman dengan air Lingga, 1999. Banyak tafsiran mengenai hidroponik seperti budidaya tanpa tanah, dilakukan di green house, harus pakai pupuk organik, dan tanpa pestisida. Penanaman hidroponik harus ada pengaturan baik terhadap pH larutan, komposisi hara, konsentrasi unsur hara, sirkulasi oksigen, suhu dan sebagainya. Definisi hidroponik modern dikemukakan Harris 1994, bahwa hidroponik adalah seni bertanam tumbuhan di dalam medium padat selain lahan, diairi dengan bahan gizi unsur tumbuhan yang penting dilarutkan di dalam air. Menurut Lingga 1999, berdasarkan media tanam yang digunakan, maka hidroponik dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu. 1 Metode kultur air, pada metode ini, air digunakan sebagai media tanam. 2 Metode kultur pasir, dengan menggunakan pasir sebagai media. 3 Metode kultur poros, bahan yang digunakan antara lain kerikil, pecahan genting dan gabus putih atau bahan sejenis ditambah larutan hara yang mengandung unsur esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lebih lanjut dikemukakan Wibowo 1993, bahwa dengan teknik ini kondisi lingkungan dapat diatur dan tidak bergantung musim sehingga tanaman terhindar dari pengaruh buruk cuaca dan serangan hama penyakit. Tanaman sayuran yang cocok dengan cara hidroponik antara lain sawi, pakchoy, selada, caisim, dan bayam Karsono et al., 2002. Dalam budidaya hidroponik ada beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya: unsur hara, media tanam, suplai oksigen dan suplai air. Selain itu dibutuhkan juga unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Beberapa unsur tersebut diantaranya adalah C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg. Unsur hara mikro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit diantaranya: B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn Marschner, 1986 dalam Dermawati, 2006. Oleh karena itu, pemupukan sangat diperlukan bagi semua sistem pola tanam tak terkecuali sistem pola tanam hidroponik. Menurut Rini dan Yusdar 1999 dalam Suprapto 2000, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya sayuran secara hidroponik, yaitu pengelolaan tanaman dan kesehatan tempat tumbuh tanaman. Pengelolaan tanaman meliputi kesesuaian komoditas yang diusahakan, kesesuaian media tumbuh yang digunakan, kesesuaian larutan nutrisi yang akan diberikan dan teknik pemeliharaan. Lingkungan tempat tumbuh meliputi larutan nutrisi dalam media tumbuh dan lingkungan sekitarnya, perlu dijaga kesehatannya untuk menghindari adanya hama serta penyakit. Keuntungan hidroponik antara lain adalah banyaknya variasi penanaman, pengendalian lebih baik, tanpa media tanah, hasil lebih besar, hasil lebih seragam, lebih bersih, lebih sedikit tenaga kerja, hampir tidak ada rumput liar dan sebagai suatu pengembangan hobi. Menurut Resh 1981, keuntungan dari sistem hidroponik antara lain kemudahan sterilisasi media, penanganan nutrisi tanaman, menghemat luasan lahan, mudah penanganan gulma dan serangan hama penyakit, kemudahan dalam hal penyiraman, kualitas produk bagus, menghemat pupuk dan panen lebih besar. Menurut Zulkarnain 2002, sistem hidroponik sangat mahal, terutama untuk pemberian nutrisi tanamannya 70 biaya produksi digunakan untuk hal ini. Dilain pihak produksi yang rendah disebabkan beberapa hal, yaitu banyak petani yang belum menerapkan cara budidaya yang baik, seperti penggunaan pupuk yang kurang berimbang, perawatan yang kurang intensif dan salah perhitungan waktu tanam.

2.3. Sistem Nutrient Film Technique