dapat timbul jika matahari bersinar cerah, tetapi kelembaban udara masih tinggi. Daya serap tanaman akan meningkat dan menghabiskan unsur makanan lebih
cepat, sehingga kepekatan larutan pun akan turun dengan cepat pula. Jika hal itu terjadi, maka kepekatan larutan harus dinaikkan dengan cepat Soeseno, 1999.
EC diukur dalam satuan mScm, nilai EC dapat juga diberikan dalam uScm dimana 1 mScm = 1000 ppm.
Penggunaan tingkat EC dalam hidroponik untuk kelompok selada termasuk bayam berkisar antara 0,5-2,5 mS cm
-1
5-25 unit. Konsentrasi larutan juga diukur dalam satuan ppm parts per million, dimana total konsentrasi 1000
dan 1500 ppm sebanding dengan 1,5 dan 3,5 mS cm
-1
dalam satuan EC. Nilai pH yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 6-7.
Agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu, maka konsentrasi larutan harus selalu diperiksa. Pemeriksaan larutan hara terutama pH dan nilai EC,
apabila kualitas larutan berkurang, maka dapat dilakukan penambahan bahan tertentu dan jika larutan sudah tidak mungkin dipakai, harus diganti dengan
larutan baru Roan, 1998.
2.4. Pupuk Sebagai Sumber Nutrisi
Schoenstein 1986, menyatakan bahwa hidroponik mempunyai bermacam jenis cara tanam antara lain penanaman tanpa tanah dan kultur agregat.
Syarifuddin dan Abdurachman 1993, menyatakan pupuk telah memainkan peranan menentukan dalam menghasilkan peningkatan produksi. Peranan pupuk
dimasa depan akan semakin menonjol apabila kita mengingat keterbatasan lahan untuk perluasan pertanian pangan. Di samping itu, penggunaan pupuk ikut pula
menentukan koefisien penggunaan air irigasi, suatu sumber yang keterbatasannya juga semakin terasa.
Dalam praktek di lapangan sering terjadi kendala untuk pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal Handayanto dan Ismunandar, 1999. Salah satu
upaya untuk memperkecil kendala ini maka diperlukan pemenuhan unsur-unsur baik makro maupun mikro. Sebagaimana tanaman lainnya, tanaman bayam
memerlukan unsur hara selama pertumbuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat diberikan melalui pemupukan.
Pemberian unsur hara pada tanaman dapat diberikan melalui akar dan daun. Aplikasi melalui akar dapat dilakukan dengan merendam atau mengalirkan
larutan pada akar tanaman. Larutan tersebut dibuat dengan cara melarutkan garam-mineral ke dalam air. Ketika dilarutkan dalam air, garam-mineral ini akan
memisahkan diri menjadi ion. Penyerapan ion-ion oleh tanaman berlangsung secara kontinue dikarenakan akar-akar tanaman selalu bersentuhan dengan larutan
Yanti, 2004 dalam Suwandi, 2006. Unsur hara hidroponik dibuat dengan menggabungkan hara makro dan
hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak, terdiri atas C, H, O, N, P, K, Ca,
Mg dan S. Apabila tanaman kekurangan unsur hara makro akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Harjowigeno,2003.
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman tetapi dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro ini mutlak dibutuhkan oleh tanaman, jika
kekurangan unsur hara mikro ini maka tanaman tidak akan tumbuh dengan
optimal. Jenis unsur hara mikro ini adalah Mn, Cu, Fe, Mo, Zn, B Lingga, 1995. Pupuk bukan substitusi air atau matahari, tetapi merupakan salah satu faktor
lingkungan yang harus seimbang untuk menampilkan potensi maksimum tanaman. Pemupukan akan menjamin tidak terjadi defisiensi elemen esensial yang
menghambat pertumbuhan. Pemupukan dapat dilakukan melalui akar atau melalui daun dengan cara penyemprotan ke daun.
Menurut Sutiyoso 2003, bahan kimia untuk pupuk tanaman hidroponik harus memenuhi kualitas tertentu, antara lain:
1. Kemurnian dan daya larut tinggi dan tidak ada endapan yang akan menyumbat sistem irigasi.
2. Memiliki proporsi tertentu sesuai kebutuhan jenis tanaman, fase pertumbuhan dan sasaran produksi.
Keuntungan pemberian pupuk daun yaitu dapat menghindari kerusakan akar akibat pemupukan berat dan tidak merata pada akar, di samping itu juga
penyerapan hara lebih cepat sehingga lebih cepat menumbuhkan tunas Winata, 1985 dan Lingga, 1995. Menurut Tisdale dan Nelson 1975, pemupukan melalui
daun, akan mempermudah daun untuk mengadsorpsi dan menggunakan unsur hara. Menurut Fiyanti dan Prasasti 1991, pupuk daun yang mengandung
nitrogen tinggi dapat merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun tanaman anggrek. Oleh karenanya penggunaan pupuk daun pada tanaman bayam
memungkinkan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam. Salah satu hara yang digunakan dalam hidroponik adalah AB mix
fertimix. AB mix adalah hara yang diramu dari bahan-bahan yang berkualitas
tinggi. Semua bahan yang digunakan adalah water soluble grade sehingga sangat cocok untuk diterapkan dengan sistem irigasi tetes atau rakit apung. AB mix
dikemas dalam bentuk yang praktis dan ekonomis, dengan unsur hara makro dan mikro didalamnya yang cukup lengkap. AB mix dikemas dalam bentuk paket yang
terbagi menjadi dua sak, yaitu A dan B dan dalam bentuk padat crystal dan powder. Adapun komposisi bahan yang terdapat dalam AB mix ada dalam tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Unsur Hara dalam ”AB ”
Sak Unsur hara
Jumlah g 5000 cc A
B Ca NO
3
2 K NO
3
2 Fe-kelat 13,2 Fe
Fe-HEEDTA 12 KNO3
K2PO4 mgSO4
K2SO4 mnSO4
znSO4 Borax
cuSO4 Natrium
Molybdenum 1100
530 38
86 4420
1360 1230
298 4.2
5.4 14.3
0.94 0.94
0.32
Sumber: Dermawati, 2006 Berdasarkan cara penggunaannya pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.
Pupuk Daun
Pupuk daun merupakan salah satu jenis pupuk anorganik majemuk, karena pembuatan pupuk daun bertujuan agar unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
dapat diserap oleh daun atau untuk pembentukan zat hijau daun. Itulah salah satu kelebihan pupuk daun. Penyerapan unsur hara dalam pupuk daun memang
dirancang berjalan lebih cepat dibanding dengan pupuk akar. Tanaman akan tumbuh cepat dan media tanam tidak rusak akibat pemupukan yang terus menerus.
Oleh karena itu, pemupukan melalui daun dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pupuk akar Lingga, 1995.
Di pasaran, pupuk daun dijual dalam bentuk cair di botol atau bubuk serbuk yang dikemas alumunium foil. Bentuk tersebut menyebabkan perbedaan
dalam pemakaiannya. Sebelum digunakan, pupuk cair diencerkan terlebih dahulu dengan air hingga mencapai konsentrasi sesuai anjuran di label kemasan. Pupuk
dalam bentuk serbuk juga dilarutkan sejumlah air Lingga, 1995. suai punjuknya.
Pupuk Akar
Disebut pupuk akar karena cara pemberiannya dengan menaburkan atau menyiramkan ke media tanam dengan harapan dapat diserap oleh bulu-bulu akar
tanaman secara optimal. Melalui akar tanaman, pupuk ditranslokasikan kedalam jaringan daun sebagai unsur utama fotosintesis. Ada pula yang mengartikan
bahwa pupuk akar merupakan pupuk untuk merangsang pertumbuhan akar Lingga, 1995.
Sebagai pupuk majemuk, bahan penyusun pupuk akar terdiri dari dua atau lebih unsur hara. Biasanya, pupuk ini mengandung unsur hara makro seperti N, P
dan K. Oleh karena itu pupuk tersebut dikenal dengan pupuk NPK. Pupuk ini selalu mencantumkan ketiga unsur tersebut dengan kadar yang berbeda-beda,
misalnya, NPK 15 : 15 : 15 yang artinya kandungan N sebesar 15 , P
2
O
5
sebesar 15 dan K
2
O sebesar 15 Lingga, 1995.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN