Investment Opportunity Set Tinjauan Pustaka .1.Devident Payout Ratio

Kebijakan pembiayaan untuk ekspansi dibiayai dengan sumber dana intern laba. Apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

2.1.2. Investment Opportunity Set

Munculnya istilah investment opportunity set IOS dikemukakan oleh Myers 1977 dalam Imam Subekti dan I.W. Kusuma 2001 yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aktiva riil assets in place dan opsi investasi masa depan. Menurut Gaver dan Gaver 1993, opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industri. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi unobservable. Myers 1977 sebagaimana dikutip oleh Adi Prasetyo 2001 memperkenalkan istilah investment opportunity set IOS yang menggambarkan tentang luasnya peluang investasi. Dalam hal ini, nilai perusahaan tergantung pada pilihan pembelanjaan expenditure perusahaan di masa yang akan datang. Jadi IOS tidak hanya menunjuk pada peluang investasi tradisional seperti eksplorasi mineral, tetapi juga pilihan pembelanjaan lainnya seperti periklanan, yang akan digunakan di masa depan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Sama halnya dengan Gaver dan Gaver 1993, Adi Prasetyo 2001 menyatakan bahwa karena IOS perusahaan terdiri dari proyek-proyek yang memberikan pertumbuhan bagi perusahaan, maka IOS dapat menjadi pemikiran sebagai prospek pertumbuhan Universitas Sumatera Utara bagi perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IOS merupakan hal yang tidak dapat diobservasi. Karena itu diperlukan proksi agar dapat menjelaskan keterkaitan dengan variabel-variabel lain. Imam Subekti dan I.W. Kusuma 2001 dan Tarjo dan Jogiyanto Hartono 2003 mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para peneliti seperti Gaver dan Gaver 1993, Jones dan Sharna 2001 dan Kallapur dan Trombley 2001 secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS tersebut. Klasifikasi IOS tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya assets in place. 2. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara posistif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan. 3. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran Universitas Sumatera Utara untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. J.A. Saputro 2002 dalam penelitian menemukan bahwa proksi IOS berkorelasi positif dengan pertumbuhan, sehingga perusahaan yang memiliki nilai IOS tinggi juga memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi. Sementara hasil penelitian Sri Sugiarti 2010 ditemuka n bahwa ada hubungan negatif antara IOS dengan devidend payout ratio. Artinya, apabila IOS mengalami peningkatan maka devidend payout akan mengalami penurunan. Sebaliknya, apabila IOS mengalami penurunan maka devidend payout mengalami peningkatan. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana yang besar yang dibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkan perusahaan memiliki sumber dana internal untuk keperluan investasi Myers dan Majluf, 1984. Masing-masing perusahaan mempunyai IOS yang berbeda-beda tergantung dari spesifik aktiva yang dimiliki Kester, 1986.

2.1.3. Return On Investment

Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY,DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 7 28

PENGARUH CASH RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BEI.

0 0 79

PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2008-2010

0 0 14