Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

(1)

SKRIPSI

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, RETURN ON

INVESTMENT, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP

DEVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2008-2010

OLEH:

LINTAS ANDRIADI BATUBARA

090522066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Investment Opportunity Set (IOS), Return on Investment (ROI), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2008-2010 yang berjumlah 170 perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan

melalui website

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010, (2) perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2008-2010 dan (3) perusahaan secara rutin membagikan dividen setiap periode 2008-2010 dalam devidend payout ratio. Berdasarkan dari kriteria penelitian, maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 11 perusahaan.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan SPSS 18.0 untuk menguji koefisien regresi secara parsial dan secara simultan dengan level of significance 5%. Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara Investment Opportunity Set, Return on Investment dan Net Profit Margin terhadap Devidend Payout Ratio, dilakukan pengujian normalitas variabel terlebih dahulu. Pengujian menggunakan one sampel kolmogorov smirnov test. Dari hasil pengujian, semua variabel terdistribusi normal. Pengujian atas asumsi klasik lainnya memberikan kesimpulan bahwa ketiga variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio secara simultan. Selanjutnya pengolahan data dengan teknik analisis regresi berganda memberi kesimpulan secara parsial Investment Opportunity Set dan Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio, sementara Return on Investment berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Devidend Payout Ratio.

Kata Kunci : Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin, Devidend Payout Ratio.


(3)

ABSTRACT

This Study is perfomed to analyze the influence Investment Opportunity Set (IOS), Return on Investment (ROI) and Net Profit Margin (NPM) to Devidend Payout Ratio (DPR) of the manufacture corporation that listed in Indonesian Stock Exchange since 2008 up to 2010.

The population in this study are all manufacturing corporations listed on the IDX (Indonesian Stock Exchange) for the period 2008-2010 which is 170 corporations. Data that used in this research is financial statements published

through website

Sampling technique used is purposive sampling on criterion : (1) the manufacture corporation that listed in Indonesian Stock Exchange per 2008-2010, (2) the manufacture corporation that represents the audited financial statements per 2008-2010 and (3) corporation that regularly shares devidend per 2008-2010 in devidend payout ratio. Based on the criterion of the research, the amount of sampling is 11 corporations.

The analysis technique used is multiple regression and hypotesis test operated by SPSS 18 to examine regression coefficient in partial and simultan with level of significance 5%. Before testing the correlation between Investment Opportunity Set, Return on Investment dan Net Profit Margin to Devidend Payout Ratio, testing the normality of the variable first. Test using One Sample Kolmogorov Smirnov Test. From the test results, all variables are normally distributed. Another classical test shows that the amount of independent variable not have siginificant influence toward Devidend Payout Ratio in simultan. And data processing with multiple regression analysis shows in partial Investment Opportunity Set and Net Profit Margin not have significant influence toward Devidend Payout Ration, but Return on Investment gives significantly positive effect on Devidend Payout Ratio.

Keywords: Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin, Devidend Payout Ratio.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010” . Skripsi ini disusun bertujuan untuk memenuhi prasyarat kelulusan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, dan kesediaan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs.Hotmal Jafar,MM,Ak, selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, pengarahan bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.


(5)

6. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan saran dan kritik untuk memperbaiki isi dari skripsi ini.

7. Teristimewa buat Ibunda Nurmadingin Rangkuti dan Ayahanda Syafruddin Batubara serta abang dan adik penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doa setiap waktu kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan masukan maupun sebagai bahan pembanding. Dan apabila dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja, penulis mohon dimaafkan.

Medan, April 2012 Penulis

Lintas Andriadi Batubara NIM: 090522066


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT . ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI . ... v

DAFTAR TABEL . ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... ... . xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah . ... 1

1.2. Perumusan Masalah . ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian . ... 4

1.3.2. Manfaat Penelitian. ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Devidend Payout Ratio 2.1.1.1. Pengertian ... 6

2.1.1.2. Kebijakan Dividen ... 7

2.1.2. Investment Opportunity Set ... 10


(7)

2.1.4. Net Profit Margin ... 14

2.1.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

2.2. Kerangka Konseptual ... 16

2.3. Hipotesis ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 18

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian ... 19

3.2.2. Waktu Penelitian ... 19

3.3. Batasan Operasional 3.3.1. Variabel Independen ... 20

3.3.2. Variabel Dependen ... 20

3.4. Definisi Operasional ... 20

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 22

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.7. Jenis Data ... 26

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

3.10.Teknik Analisis


(8)

3.10.1.1. Uji Normalitas ... 27

3.10.1.2. Uji Multikolinearitas ... 30

3.10.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 31

3.10.1.4. Uji Autokorelasi ... 32

3.10.2. Pengujian Hipotesis 3.10.2.1. Analisis Regresi ... 33

3.10.2.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 34

3.10.2.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ... 34

3.10.2.4. Koefisien Determinasi (R2) ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ... 36

4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif.... ... 37

4.2.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas ... 39

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 43

4.2.2.3. Uji Heteroskedasitas ... 44

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 45

4.2.3. Analisis Regresi 4.2.3.1. Persamaan Regresi ... 47


(9)

4.2.3.2. Analisis Koefisien Korelasi dan

Koefisien Determinasi ... 50

4.2.3.3. Pengujian Hipotesis

4.2.3.3.1. Uji Signifikansi Simultan F ... 51

4.2.3.3.2. Uji Signifikansi Parsial t ... 52

4.3. Pembahasan ... 55

BAB V KESEIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 60

5.3. Keterbatasan Penelitian ... 61

5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 16

Halaman Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 25

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 37

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas berupa tes Kolmogorov-Smirnov ... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 46

Tabel 4.5 Hasil Regresi Linear ... 48

Tabel 4.6 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinalsi ... 50

Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17 Halaman

Gambar 4.1 Histogram ... 41

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 42


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Data Populasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Halaman

di BEI ... 65

Lampiran ii Data Variabel Investment Opportunity Set .... ... 70

Lampiran iii Data Variabel Return on Investment... 71

Lampiran iv Data Variabel Net Profit Margin...72

Lampiran v Data Variabel Devidend Payout Ratio...73

Lampiran vi Tabel F dengan signifikansi 5% ... 74


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Investment Opportunity Set (IOS), Return on Investment (ROI), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2008-2010 yang berjumlah 170 perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan

melalui website

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010, (2) perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2008-2010 dan (3) perusahaan secara rutin membagikan dividen setiap periode 2008-2010 dalam devidend payout ratio. Berdasarkan dari kriteria penelitian, maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 11 perusahaan.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan SPSS 18.0 untuk menguji koefisien regresi secara parsial dan secara simultan dengan level of significance 5%. Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara Investment Opportunity Set, Return on Investment dan Net Profit Margin terhadap Devidend Payout Ratio, dilakukan pengujian normalitas variabel terlebih dahulu. Pengujian menggunakan one sampel kolmogorov smirnov test. Dari hasil pengujian, semua variabel terdistribusi normal. Pengujian atas asumsi klasik lainnya memberikan kesimpulan bahwa ketiga variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio secara simultan. Selanjutnya pengolahan data dengan teknik analisis regresi berganda memberi kesimpulan secara parsial Investment Opportunity Set dan Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio, sementara Return on Investment berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Devidend Payout Ratio.

Kata Kunci : Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin, Devidend Payout Ratio.


(14)

ABSTRACT

This Study is perfomed to analyze the influence Investment Opportunity Set (IOS), Return on Investment (ROI) and Net Profit Margin (NPM) to Devidend Payout Ratio (DPR) of the manufacture corporation that listed in Indonesian Stock Exchange since 2008 up to 2010.

The population in this study are all manufacturing corporations listed on the IDX (Indonesian Stock Exchange) for the period 2008-2010 which is 170 corporations. Data that used in this research is financial statements published

through website

Sampling technique used is purposive sampling on criterion : (1) the manufacture corporation that listed in Indonesian Stock Exchange per 2008-2010, (2) the manufacture corporation that represents the audited financial statements per 2008-2010 and (3) corporation that regularly shares devidend per 2008-2010 in devidend payout ratio. Based on the criterion of the research, the amount of sampling is 11 corporations.

The analysis technique used is multiple regression and hypotesis test operated by SPSS 18 to examine regression coefficient in partial and simultan with level of significance 5%. Before testing the correlation between Investment Opportunity Set, Return on Investment dan Net Profit Margin to Devidend Payout Ratio, testing the normality of the variable first. Test using One Sample Kolmogorov Smirnov Test. From the test results, all variables are normally distributed. Another classical test shows that the amount of independent variable not have siginificant influence toward Devidend Payout Ratio in simultan. And data processing with multiple regression analysis shows in partial Investment Opportunity Set and Net Profit Margin not have significant influence toward Devidend Payout Ration, but Return on Investment gives significantly positive effect on Devidend Payout Ratio.

Keywords: Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin, Devidend Payout Ratio.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin terbuka sejalan dengan arus globalisasasi yang tidak terlepas dari pengaruh sistem perekonomian negara adikuasa seperti Amerika dan Cina. Pengaruh ini terjadi melalui perubahan nilai tukar mata uang, kegiatan ekspor dan impor, serta arus dana masuk dan keluar dari Indonesia. Kondisi seperti ini menyebabkan peranan saluran transmisi seperti suku bunga, kredit dan nilai tukar menjadi sangat penting. Demikian pula peranan saluran harga aset seperti obligasi dan saham. Ekspektasi nilai obligasi dan saham perlu dicermati, karena pengaruhnya memberikan efek global pada ekonomi mikro dan makro dalam negeri.

Menurut Noerhadi (1996) dalam Ade Fatma Lubis (2006:7) menyebutkan liberalisasi pasar, perkembangan kelembagaan pasar keuangan, dan kemajuan teknologi terutama teknologi informasi dalam dua dekade terakhir menciptakan “dunia tanpa batas” yang bercirikan batas-batas negara dalam arti ekonomi sumber daya informasi semakin kabur, dan lalu lintas antar negara akan barang, jasa, uang dan modal langsung cepat dan bebas. Hal ini tentunya akan merangsang pertumbuhan perusahaan untuk mengembangkan aktivitas operasional dan kinerja


(16)

perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimal sehingga menarik minat investor untuk menginvestasikan modal dalam perusahaan.

Menurut PSAK No.1 revisi 2010 mengatur mengenai dasar-dasar penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan memberi gambaran tingkat kesehatan perusahaan, dan menjadi cerminan hasil kinerja manajemen pada satu periode. Laporan keuangan yang baik harus memiliki beberapa syarat menurut PSAK (2009) yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. Laporan keuangan dan kebijakan deviden yang baik akan menciptakan investment opportunity set sehingga investor terdorong untuk menginvestasikan dana.

Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak dana karena terdapat banyak kesempatan berinvestasi. Perusahaan harus menentukan darimana dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut, apakah dari modal sendiri, hutang atau dari kombinasi keduanya. Jika kebijakan pendanaan yang diambil adalah kebijakan leverage rendah maka biasanya perusahaan juga harus membayarkan dividen yang rendah pula agar perusahaan dapat menahan diri dari penerbitan saham yang baru yang membutuhkan biaya penerbitan.


(17)

Pilihan manajemen mengenai laba menggambarkan bahwa investment opportunity set mempengaruhi peristiwa kontrak kesepakatan antara kedua belah

pihak investor, dan sekaligus mempengaruhi manajemen dalam menetapkan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan keuangan mempengaruhi kebijakan deviden suatu perusahaan. Kebijakan dividen meliputi dua komponen dasar. Pertama, rasio pembayaran dividen (devidend payout ratio) menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan. Komponen kedua adalah stabilitas deviden sepanjang waktu (Arthur J. Keown,dkk,2000).

Satu kasus nyata yang terjadi pada akhir periode laporan keuangan, perusahaan harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS merupakan titik tertinggi dalam satu keorganisasisan perusahaan. RUPS akan memberi keputusan dalam mendistribusikan laba yang diperoleh setiap tahun. Keputusan pertama apakah laba akan dibagi seutuhnya sesuai dengan kebijakan deviden dan sisanya didistribusikan sebagai laba ditahan. Apabila kebijakan ini diterapkan, dikhawatirkan perusahaan akan memiliki sumber dana intern yang terbatas dan akan menyulitkan perusahaan untuk berkembang dalam melakukan investasi di tahun mendatang. Keputusan kedua apabila terdapat kelebihan laba setelah digunakan untuk mendanai seluruh kesempatan investasi yang diterima, kelebihan laba tersebut yang akan didistribusikan dalam bentuk deviden tunai kepada pemegang saham. Dan apabila tidak terdapat kelebihan laba, maka dividen tidak akan dibagikan. Kasus ini selalu dialami oleh setiap perusahaan dalam menetapkan kebijakan deviden dan operasional perusahaan. Kebijakan RUPS


(18)

yang tepat sasaran, akan memberi kelancaran operasional dalam mengembangkan pertumbuhan perusahan. Namun apabila RUPS salah ambil tindakan, aktivitas perusahaan akan tersendat dan lambat laun akan mengalami colapse.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : “Pengaruh Investment Opportunity Set, Return On

Investment dan Net Profit Margin terhadap Devidend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah investment opportunity set berpengaruh terhadap devident payout ratio?

2. Apakah return on investment berpengaruh terhadap devident payout ratio?

3. Apakah net profit margin berpengaruh terhadap devident payout ratio? 4. Apakah investment opportunity set, return on investment, net profit

margin berpengaruh terhadap devident payout ratio?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


(19)

1. Untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set terhadap devident payout ratio.

2. Untuk menganalisis pengaruh return on investment terhadap devident payout ratio.

3. Untuk menganalisis pengaruh net profit margin terhadap devident payout ratio.

4. Untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set, return on investment, net profit margin terhadap devident payout ratio.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran apakah ada pengaruh yang signifikan antara investment opportunity set, return on investment dan net profit margin terhadap deviden payout ratio baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan teori bagi akademik, dan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian mendatang. Disamping kegunaan secara teoritis, penelitian ini juga diharapkan memberi kontribusi praktis kepada perusahaan dalam membuat laporan keuangan yang tepat waktu, lengkap, aktual tanpa rekayasa serta menentukan kebijakan deviden sehingga memotivasi pihak investor untuk menanamkan investasi guna mengembangkan eksistensi operasional perusahaan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1.Devident Payout Ratio

2.1.1.1 Pengertian

Darmaji dan Hendy, (2001: 8) menyebutkan dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan kata lain dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan dan akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.

Dividen merupakan pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk tunai, saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan.

Brigham dan Houston (2001: 84) menyatakan dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun. Namun prosedur dan tata cara pembagian dividen yang sebenarnya adalah :


(21)

1. Tanggal pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen. Pada tanggal tersebut dividen menjadi kewajiban perusahaan dan dicatat dalam laporan keuangan.

2. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) adalah pencatatan seorang pemegang saham sebagai pemilik sebelum akhir periode laporan keuangan atau tanggal pengumuman (declaration date) dari direksi, maka pemegang saham berhak menerima dividen.

3. Tanggal ex-dividen (ex-dividend date) adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date).

4. Tanggal pembayaran (date of payment) adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen kepada pemegang saham.

2.1.1.2. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan (Prihantoro, 2003: 8). Ada dua teori utama yang dapat digunakan untuk menjelaskan pola kebijakan dividen. Pertama adalah Agency Cost/Contracting Model of Dividends (Agency Cost Model) merupakan teori yang banyak dianut ilmuan keuangan saat ini.


(22)

mengurangi masalah agensi yang muncul karena di perusahaan ada pemisahan antara pemilik dan manajer. Masalah agensi akan muncul pada saat perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan rendah sedangkan jumlah free cash flows tinggi dengan dalih bahwa perusahaan sedang mengadakan investasi. Kondisi ini akan membuat investor berasumsi bahwa manajer perusahaan berkinerja rendah. Ini mengakibatkan harga saham meningkat ketika ada inisiasi dividen atau ada dividen yang meningkat karena keduanya mengurangi free cash flows (Zainal Arifin, 2005: 107).

Teori kedua adalah dividend signaling model yang berasumsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi positip dari manajer (well informed) ke pemegang saham (poorly informed). Munculnya kedua karakter antara manajer dan pemegang saham merupakan pasar model modern yang disebabkan adanya asymmetric information. Asymmetric information adalah kondisi dimana manajer

perusahaan yang memiliki paham prospek keuangan yang bagus tidak dapat menyampaikan informasi yang handal kepada pemegang saham dengan ‘tanpa biaya’. Tentunya paham ini akan mudah diadaptasi dan digunakan oleh perusahaan lain dan mengakibatkan perusahaan yang bersangkutan akan mengalami krisis kepercayaan dari pemilik saham (Zainal Arifin, 2005:107).

Modigliani dan Miller (1961) dalam Zainal Arifin (2005: 108) menganalisis kebijakan deviden yang memakai asumsi pasar sempurna, asumsi prilaku rasional dan asumsi adanya kepastian. Asumsi-asumsi itu adalah :


(23)

a. Semua pembeli dan penjual sekuritas tidak ada yang dapat mempengaruhi harga pasar.

b. Semua pedagang sekuritas memiliki akses yang sama dan tanpa biaya atas semua informasi yang relevan.

c. Tidak ada biaya transaksi seperti biaya broker atau biaya transfer yang terkait dengan perdangan sekuritas.

d. Tidak ada perbedaan tarif pajak atas dividen dan capital gain atau antara laba yang didistribusikan dan yang tidak didistribusikan.

2. Asumsi Perilaku Rasional

a. Investor lebih menyukai kekayaan yang banyak daripada sedikit. b. Investor tidak mempermasalahkan apakah kenaikan kekayaan berasal

dari dividen atau dari capital gain. 3. Asumsi Adanya Kepastian

a. Setiap investor sangat yakin akan keberhasilan program investasi dan laba perusahaan di masa depan.

b. Karena adanya kepastian tentang masa depan, semua perusahaan mengeluarkan satu jenis sekuritas yaitu saham biasa.

Perusahaan akan tumbuh dan berkembang hingga kemudian menghasilkan laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan operasional perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba ditahan dan penyusutan aktiva tetap, maka makin kuat posisi finansial perusahaan. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen yang ditentukan dari kebijakan dividen. Menurut Dermawan Sjahrial (2009: 305) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah :

1. Posisi likuiditas perusahaan

Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.

2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang

Apabila sebagian besar laba yang digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil. 3. Rencana perluasan usaha

Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.


(24)

Kebijakan pembiayaan untuk ekspansi dibiayai dengan sumber dana intern (laba). Apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

2.1.2. Investment Opportunity Set

Munculnya istilah investment opportunity set (IOS) dikemukakan oleh Myers (1977) dalam Imam Subekti dan I.W. Kusuma (2001) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Menurut Gaver dan Gaver (1993), opsi

investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industri. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable).

Myers (1977) sebagaimana dikutip oleh Adi Prasetyo (2001) memperkenalkan istilah investment opportunity set (IOS) yang menggambarkan tentang luasnya peluang investasi. Dalam hal ini, nilai perusahaan tergantung pada pilihan pembelanjaan (expenditure) perusahaan di masa yang akan datang. Jadi IOS tidak hanya menunjuk pada peluang investasi tradisional seperti eksplorasi mineral, tetapi juga pilihan pembelanjaan lainnya seperti periklanan, yang akan digunakan di masa depan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Sama halnya dengan Gaver dan Gaver (1993), Adi Prasetyo (2001) menyatakan bahwa karena IOS perusahaan terdiri dari proyek-proyek yang memberikan pertumbuhan bagi perusahaan, maka IOS dapat menjadi pemikiran sebagai prospek pertumbuhan


(25)

bagi perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IOS merupakan hal yang tidak dapat diobservasi. Karena itu diperlukan proksi agar dapat menjelaskan keterkaitan dengan variabel-variabel lain.

Imam Subekti dan I.W. Kusuma (2001) dan Tarjo dan Jogiyanto Hartono (2003) mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan perusahaan dengan nilai IOS yang telah digunakan oleh para peneliti seperti Gaver dan Gaver (1993), Jones dan Sharna (2001) dan Kallapur dan Trombley (2001) secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS tersebut. Klasifikasi IOS tersebut adalah sebagai berikut :

1. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek

yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya (assets in place). 2. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa

satu

level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara posistif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan.

3. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran


(26)

untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.

J.A. Saputro (2002) dalam penelitian menemukan bahwa proksi IOS berkorelasi positif dengan pertumbuhan, sehingga perusahaan yang memiliki nilai IOS tinggi juga memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi. Sementara hasil penelitian Sri Sugiarti (2010) ditemuka n bahwa ada hubungan negatif antara IOS dengan devidend payout ratio. Artinya, apabila IOS mengalami peningkatan maka devidend payout akan mengalami penurunan. Sebaliknya, apabila IOS mengalami

penurunan maka devidend payout mengalami peningkatan.

Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana yang besar yang dibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkan perusahaan memiliki sumber dana internal untuk keperluan investasi (Myers dan Majluf, 1984). Masing-masing perusahaan mempunyai IOS yang berbeda-beda tergantung dari spesifik aktiva yang dimiliki (Kester, 1986).

2.1.3. Return On Investment

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan return on investment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan

hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan sekaligus mengukur keefektivitasan manajemen dalam mengelola investasi (Kasmir, 2008:


(27)

201). Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Return on investment merupakan hasil laba bersih dibagi dengan total aset.

Semakin rendah nilai return on investment (ROI) semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Volume penjualan akan bergantung pada kapasitas pabrik, modal investasi dalam aktiva hingga aktiva yang ada digunakan untuk operasional perusahaan. Return on investment berkaitan dengan perputaran persediaan dan perputaran piutang. Perputaran persediaan dan piutang yang tinggi dihasilkan karena penjualan yang semakin tinggi pula. Tingginya tingkat penjualan bisa disebabkan harga jual yang rendah dan pemberian potongan harga (discount) pada pembelian tunai. Apabila hal ini tidak diikuti dengan penurunan harga pokok penjualan dan penghematan biaya usaha, laba usaha akan menurun (Jumingan, 2006: 161).

Penelitian Rini D. Hadiwidjaja menyimpulkan bahwa return on investment sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap devidend payout ratio. Hal ini sejalan dengan penelitian Suwendra Kumar yang menyatakan bahwa return on investment memiliki pengaruh yang signifikan terhadap devidend payout ratio (DPR). Kondisi ini sesuai dengan teori yang dimana bila terjadi kenaikan ROI maka DPR akan semakin tinggi pula, hal ini terjadi karena kondisi perusahaan-perusahaan yang go public mulai stabil akibat krisis ekonomi yang terjadi sehingga laba yang dihasilkan dengan menggunakan modal sendiri lebih baik dialokasikan untuk stabilitas perusahaan dan digunakan untuk ekspansi perusahaan guna memperkuat posisi perusahaan di


(28)

pasar dan selebihnya digunakan untuk dibagikan sebagai dividen. Tanda positif dalam penelitian ini sesuai dengan teori Information Content or Signaling Hypothesis, Mondigliani-Miller yang menyatakan bahwa kenaikan dividen

merupakan suatu sinyal kepada para investor dan manajemen mampu meramalkan income yang baik di masa yang akan dating. Berdasarkan teori tersebut menunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui investasi yang dimiliki yang tercermin dalam return on investment (ROI) menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin dalam dividend payout ratio (DPR).

2.1.4. Net Profit Margin

Hanafi dan Halim (2005: p. 86) menyatakan bahwa net profit margin merupakan salah satu dari rasio profitabilitas, yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Net profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

Kemudian Helfert 2000 bahwa para pemegang saham (dan calon pemegang saham) menaruh perhatian utama pada keuntungan baik pada yang sekarang maupun tingkat keuntungan masa yang akan datang. Perusahaan harus


(29)

memfokuskan pada kelangsungan hidup perusahaan (going concern) demi menarik simpati investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan.

2.1.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mereplikasi penelitian terdahulu Rini Pebriani Utami (2009) yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 s.d 2007”.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, dapat disimpulkan bahwa penelitian Rini Pebriani Utami secara parsial menghasilkan bahwa variabel EPS dan TATO yang berpengaruh signifikan terhadap DPR sedangkan variabel CR, NPM, ROE, ROI, DR, DER berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR. Adapun perbandingan penelitian ini dengan sebelumnya adalah periode pengamatan pada tahun 2008-2010. Selain itu pengukuran statistik deskriprif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 18.


(30)

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu

NO NAMA PENELITI

& TAHUN JUDUL PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN

HASIL DARI PENELITIAN 1 Rini Pebriani Utami

(2009)

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden Payout Ratio (DPR)

EPS, TATO, CR, NPM, ROE, ROI,DR, DER Terhadap DPR

EPS dan TATO berpegaruh signifikan terhadap DPR, sementara CR, NPM, ROE, ROI, DR, dan DER berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR 2 Sutari Sri Rejeki

(2011)

Pengaruh DER, NPM, Asset Growth, Firm Size dan Current Ratio Terhadap DPR

DER, NPM, Asset Growth, Firm Size dan Current Ratio Terhadap DPR

DER dan Asset Growth berpengaruh negatif terhadap DPR, sementara NPM, Firm Size dan Gowth berpengaruh postif terhadap DPR

3 Sri Sugiarti (2011)

Analisis Hubungan Antara IOS dengan Kebijakan Dana dan Dividen

IOS, dengan Kebijakan Dana dan Dividen

1.Terdapat hubungan negatif antara IOS dengan Book Debt to Equity. 2.Terdapat Hubungan negatif antara IOS dan DPR

3.Terdapat Hubungan negatif antara IOS dan Devidend Yield

4 Rini D. Hadiwidjaja (2009)

Pengaruh Profitabilitas Terhadap DPR NPM, ROI, dan Cash Ratio Terhadap DPR

NPM dan ROI berpengaruh positip terhadap DPR, dan Cash Ratio berpengaruh negatif terhadap DPR 5 Regina Ariesta Aljannah

(2010)

Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan Terhadap Deviden

DER, ROI, CR, dan Net Profit Income terhadap Deviden

DER dan Pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap deviden, sementara ROI dan CR berpengaruh signifikan terhadap deviden.

Sumber : Data Diolah oleh Peneliti, 2011

2.2. Kerangka Konseptual

Untuk memberikan landasan teori yang memadai bagi penelitian, diperlukan suatu kerangka pemikiran yang bersumber dari penalaran atas sejumlah teori dan temuan terdahulu. Kerangka pemikiran bersifat konseptual diperlukan agar penelitian menjadi lebih terukur dan mudah diinterprestasikan. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel independen yaitu investment opportunity set, return on investment dan net profit margin. Sementara variabel


(31)

dependen adalah deviden payout ratio. Oleh karena itu, kerangka konseptual yang digunakan dapat digambarkan pada model berikut :

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3 Hipotesis

Dari kerangka konseptual dan landasan teori yang telah dikemukakan

H1 : Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap

Devidend Payout Ratio

H2 : Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio

H3 : Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio

H4 : Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio.

Investment Opportunity Set (X1) Return On Investment (X2)

Net Profit Margin (X3)

Devidend Payout

Ratio (Y)


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menemukan, ataupun menguji kembali kebenaran suatu penemuan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian haruslah konsisten dan saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya agar mempermudah dalam pengambilan keputusan atau kesimpulan. Data yang diperoleh bisa bersumber dari media internet, buku maupun hasil penelitian terdahulu. Metode penelitian merupakan cara kerja atau prosedur untuk memahami objek yang menjadi tujuan penelitian.

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik

sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan. Bab ini akan dijelaskan ruang lingkup penelitian yang diarahkan untuk menganalisis sebuah pengembangan model tentang pengaruh investment opportunity set (IOS), return on investment (ROI) dan net profit margin (NPM) terhadap devidend payout ratio

(DPR). Kerangka pemikiran teoritis yang telah dikembangkan pada Bab II akan digunakan sebagai dasar dan landasan teori untuk penelitian ini.

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional berkenaan dengan asosiasi antar variabel yaitu mengkaji pengaruh (influence) variabel lainnya atau upaya memprediksi suatu variabel terhadap variabel lainnya


(33)

(Sekaran, 2000). Penelitian dilakukan berkenaan dengan upaya mengkaji pengaruh variabel prediktor investment opportunity set, return on investment, dan net profit margin terhadap devidend payout ratio. Sejumlah hipotesis telah

dikemukakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik.. Data ini bersumber dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010 dan situs

3.2.2. Waktu Penelitian

Sumber : Data Diolah Oleh Peneliti, 2011 T

Taahhaappaann P

Peenneelliittiiaann N

Nooppeemmbbeerr

2

2001111

D

Deesseemmbbeerr 2

2001111

J

Jaannuuaarrii 2

2001122

P

Peebbrruuaarrii 2

2001122

M

Maarreett 2

2001122

A

Apprriill 2

2001122 Study Pendahuluan Pengajuan Proposal Penyetujuan Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi


(34)

3.3. Batasan Operasional

Variabel data penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

3.3.1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen menurut Hermawan (2003:32) adalah “variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif dan negatif”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah investment opportunity set (IOS), return on investment (ROI), dan net profit margin (NPM).

3.3.2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Hermawan, 2003:32). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah devidend payout ratio (DPR) perusahaan dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel

3.4. Defenisi Operasional

Variabel data penelitian ini merupakan unobserved variabel, dimana dalam prakteknya dibutuhkan definisi operasional yang dapat menjelaskan secara konkrit. Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan merupakan proksi yang sama digunakan oleh penelitian-penelitan terdahulu. Variabel data penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah devidend payout ratio

dinotasikan dengan DPR yang diukur melalui perbandingan dividen perlembar saham dan laba bersih per lembar saham (Sudarsi,2002:4). Formulanya adalah :


(35)

Deviden Perlembar Saham Devidend Payout Ratio (DPR) =

Laba Bersih Perlembar Saham

Sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah :

a. Investment Opportunity Set dinotasikan dengan IOS atau kesempatan

investasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio earning per share (EPS). EPS merupakan salah satu rasio pasar yang formulanya

perbandingan antara laba bersih dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS dapat dijadikan sebagai indikator untuk menilai apakah suatu perusahaan mampu meningkatkan kekayaan para pemegang saham (Esmud, 2008: 4). Dan dari laba tersebut akan ditentukan seberapa besar laba yang akan ditahan.

Laba Bersih

Earing Per Share (EPS) =

Jumlah Saham Beredar

b. Return On Investment dinotasikan dengan ROI yang merupakan

perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi devidend payout ratio. Perusahaan yang semakin


(36)

besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Dengan kata lain semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sudarsi, 2002: 4-5). Formulanya adalah :

Laba Setelah Pajak

Return On Investment (ROI) =

Total Aktiva

c. Net Profit Margin dinotasikan dengan NPM merupakan salah satu dari

rasio profitabilitas, yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Adapun rumus dari NPM adalah sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak

Net Profit Margin (NPM) =

Total Penjualan

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran adalah proses kuantitatif, yaitu pencantuman bilangan terhadap karakteristik berdasarkan peraturan tertentu. Akibat adanya pengukuran maka akan terdapat skala pengukuran. Skala pengukuran dapat dibedakan menjadi skala


(37)

pengukuran secara umum yang sering digunakan dalam riset sosial, dan skala pengukuran yang digunakan dalam riset bisnis. Adapun skala pengukuran secara umum adalah :

1) Skala pengukuran nominal mengklasifikasikan pengamatan dari sampel atau populasi dalam kategori. Namun skala pengkuran normal tidak berlaku operasi aritmatika.

2) Skala pengkuran ordinal urutan angka yang memberikan arti. Uji data yang layak untuk skala pengukuran ordinal adalah uji nonparametric. Fungsi dari skala pengukuran ordinal ini adalah untuk mengukur kualitas karakteristik.

3) Skala pengukuran interval memiliki kelebihan dibanding dengan kedua skala pengukuran di atas dengan menambahkan berlakunya konsep interval. Fungsi dari skala ini adalah untuk mengurut kualitas karakteristik dan memperlihatkan jarak/interval

4) Skala pengukuran rasio lebih unggul dari ketiga skala pengukuran yang lain karena dalam skala ini dikenal dengan adanya titik pusat yang mutlak atau absolut.

Sementara skala pengukuran riset bisnis dengan menggunakan skala pengukuran pembanding dan bukan pembanding. Skala pembanding digunakan untuk membandingkan secara langsung obyek-obyek yang diteliti. Sementara skala bukan pembanding pengukuran hanya dilakukan pada satu obyek tanpa memperhatikan obyek lain di luar target yang diteliti, seperti penggunaan skala likert, skala semantik diferensial dan skala stapel.


(38)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:56). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu selama tahun 2008-2010 yaitu 11 perusahaan.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2007:56). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan melalui teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) dan jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2004:79). Menurut Erlina (2008:74) “sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili, jika sampel kurang representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”.

Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak keluar (delisting) pada tahun 2008-2010.

2. Perusahaan manufaktur tersebut menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta dengan pengukuran kinerja perusahaan dalam bentuk rasio keuangan periode tahun 2008-2010.


(39)

3. Perusahaan manufaktur membayar dividen secara terus menerus dari tahun 2008-2010 yang diukur pada devidend payout ratio.

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sejumlah 11 perusahaan. Sampel penelitian dapat dilihat seperti tabel 3.1 di bawah ini (Indonesian Capital Market Directory).

TABEL 3.1 Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN EMITEN

1. PT Sepatu Bata, Tbk BATA

2. PT Fast Food Indonesia, Tbk FAST

3. PT Gudang Garam, Tbk GGRM

4. PT Sumi Indo kabel, Tbk IKBI

5. PT Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI

6. PT Mayora Indah, Tbk MYOR

7. PT Smart, Tbk SMAR

8. PT. Mandom Indonesia, Tbk TCID

9. PT Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC

10. PT Bakrie Sumatera Plantation,Tbk UNSP

11. PT. Unilever Indonesia, Tbk UNVR


(40)

3.7. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003:124). Menurut jenisnya, data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003:60). Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan summary of financial statement tahun 2008-2010 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory

(ICMD) 2010 dan situs

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dari perusahaan manufaktur yang go public periode 2008-2010. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan yang terdaftar di ICMD tahun 2010. Data juga diperoleh dari jurnal penelitian atau buku-buku serta laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang berisi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010 dan situs


(41)

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dibutuhkan untuk menguji kelayakan dan jawaban kebenaran dari teknik kuesioner berjenjang. Skala yang digunakan adalah skala likert. Untuk penelitian ini uji validitas dan reliabilitas kurang diperlukan karena berbeda dalam teknik pengumpulan data.

3.10. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan bantuan software SPSS 18.0. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.10.1. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliput i uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokoerlasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.10.1.1. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:102), “tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan


(42)

karena untuk melakukan uji T dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal (Ghozali, 2005:110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan pengujian berikut:

1) Uji Kolmogrov Smirnov

a) Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi normal, dan

b) Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi tidak normal

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

Ho : Data residua l berdistribusi normal


(43)

2) Histogram

Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal.

3) Grafik Normality Probability Plot

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Syafrizal (2008:62) yaitu: (1) lakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (ln), (2) menambah jumlah data, (3) menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data, dan (4) menerima data apa adanya.


(44)

3.10.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel independen. Menurut Umar (2003:132) ”multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya”. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1) Koefisien - koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, dan 2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak

terhingga.

Menurut Ghozali (2005:91), untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya


(45)

multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a) nilai tolerance dan lawannya b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.10.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005:105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien,


(46)

baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistic mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:69).

3.10.1.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2005:95). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,


(47)

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.10.2. Pengujian Hipotesis 3.10.2.1.Analisis Regresi

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) adalah sebagai berikut :

Y = β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Y = Likuiditas dengan Rasio Lancar

β0 = Konstanta X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Piutang

X3 = Perputaran Persediaan

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

e = Variabel pengganggu (error)

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda karena ada dua atau lebih variabel independennya. Pengujian


(48)

hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

3.10.2.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

1) jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka Ha ditolak, dan 2) jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha diterima.

3.10.2.3Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:


(49)

1) jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Ha ditolak, dan 2) jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Ha diterima.

3.10.2.4Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi.


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Sumber data penelitian diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan kriteria judul penelitian. Adapun kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang listed di BEI periode 2008-2010 yang menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit beserta pengukuran kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk rasio keuangan dan membagikan deviden secara terus menerus yang diukur pada nilai devidend payout ratio periode 2008-2010. Dari 170 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI, hanya 11 perusahaan yang memenuhi syarat penelitian untuk dijadikan sampel. Banyak sampel perusahaan dieliminasi yang disebabkan ketidaklengkapan data yang telah ditetapkan pada penelitian ini. Penyebab utama adalah tidak disajikannya nilai devidend payout ratio sebagai alat ukur pembayaran dividen setiap periode.

Penelitian ini menggunakan data dalam metode pooled cross sectional. Pooled cross sectional adalah jumlah data penelitian melalui perkalian periode

tahun pengamatan dengan jumlah sampel. Penelitian dilakukan dalam periode 2008-2010 dengan sampel sebanyak 11 emiten. Maka secara pooled cross sectional diperoleh akumulasi data sejumlah 3 x 11 = 33 data yang akan diteliti

dengan program statistical package for social science (SPSS) 18.

Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian adalah investment opportunity set (IOS), return on investment (ROI) dan net profit margin (NPM).


(51)

Ketiga variabel ini merupakan variabel independen sementara devidend payout ratio (DPR) menjadi variabel dependen.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, mean, serta standar deviasi. Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif akan dijelaskan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 33 15,00 21021,00 2448,7442 5043,18764

ROI 33 ,01 ,41 ,1594 ,11547

NPM 33 ,00 5,94 ,3845 1,14577

DPR 33 ,00 1,42 ,3883 ,35381

Valid N (listwise) 33

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012

Deskripsi variabel menunjukkan bahwa jumlah sampel ada 33 yang terdiri dari sebelas perusahaan manufaktur dalam periode tiga tahun dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Maka hasil dari uji statistik deskriptif sebelum data ditransformasi, dapat disimpulkan sebagai berikut :


(52)

1. Rata-rata dari Earning Per Share adalah Rp. 2.448,74 dengan standard

deviasi Rp.5.043,19 . Nilai Earning Per Share tertinggi adalah Rp. 21.021 pada PT Multi Bintang Indonesia,Tbk tahun 2010 sementara nilai Earning

Per Share terendah sebesar Rp. 15 pada PT Sumi Indo Kabel,Tbk tahun

2010.

2. Rata-rata dari perolehan laba atas pemanfaatan aset (ROI) adalah 0,1594

dengan standard deviasi 0,11547. Nilai ROI yang tertinggi adalah 0,41 pada

PT Unilever,Tbk tahun 2009 sementara nilai ROI yang terendah adalah 0,01

pada PT Sumi Indo Kabel,Tbk tahun 2010.

3. Rata-rata dari pencapaian tingkat keuntungan dengan membandingkan laba bersih dan total penjualan (NPM) adalah 0,3845 dengan standard deviasi

1,14577. Nilai NPM tertinggi adalah 5,94 pada PT Sumi Indo Kabel,Tbk

tahun 2008, dan nilai NPM yang terendah adalah 0,00 pada PT Sumi Indo Kabel,Tbk tahun 2010

4. Rata-rata dari pembayaran deviden (DPR) adalah 0,3883 dengan standar deviasi sebesar 0,35381. Nilai DPR tetinggi adalah 1,42 pada PT Sumi Indo

Kabel,Tbk tahun 2008 sementara nilai DPR terendah adalah 0,00 pada PT Bakrie Sumatera Plantation,Tbk tahun 2009.


(53)

4.2.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik diperlukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :

1. berdistribusi normal,

2. non-multikolinearitas yaitu antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,

3. non-autokorelasi yaitu kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi,

4. non-heteroskedastisitas yaitu variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Asumsi klasik yang pertama diuji adalah normalitas. Hasil pengujian dengan normal P-Plot menunjukkan bahwa titik-titik atau garis yang menunjukkan data sesungguhnya menyebar disekitar garis diagonal, seta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai dan memenuhi asumsi normalitas. Pada uji normalitas akan terdapat uji Kolmogorov- Smirnov, adapun ketentuan dalam uji Kolmogorov- Smirnov adalah :

1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal 2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal.


(54)

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,567 dan signifikan pada 0,905 karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,905 > dari 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau H1 ditolak yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 33

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,31272248

Most Extreme Differences Absolute ,099

Positive ,094

Negative -,099

Kolmogorov-Smirnov Z ,567

Asymp. Sig. (2-tailed) ,905

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data.


(55)

Gambar 4.1

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012

Histogram digunakan untuk menampilkan data kuantitatif dan menyajikan hasil distribusi data secara visual. Grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal karena grafik histogram berbentuk simetrik tidak cenderung mencong (skewness). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas. Begitu juga hasil tampilan grafik Normal P-Plot Regression di bawah ini, dapat


(56)

dilihat titik - titik menyebar mendekati garis diagonal yang menunjukkan data terdistribusi dengan normal.

Gambar 4.2

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012

P-P plot menunjukkan nilai pengamatan pada sumbu horizontal, dan nilai harapan pada sumber vertikal. Nilai harapan adalah nilai yang diharapkan apabila distribusi data nomal. Oleh karena itu, jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus. Sedangkan jika titik tersebut


(57)

membentuk seperti huruf S, maka menunjukkan bahwa data kita menjulur (skew).

4.2.2.2Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance value dan VIF. Menurut Ghozali (2005) “adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.3

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,171 ,104 1,645 ,111

EPS 3,839E-6 ,000 ,055 ,269 ,790 ,651 1,536

ROI 1,323 ,623 ,432 2,125 ,042 ,653 1,532

NPM -,006 ,051 -,021 -,128 ,899 ,995 1,005


(58)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa tolerance value dari setiap variabel independen adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen adalah lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4.2.2.3Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Menurut Ghozali (2005:105), terdapat dua dasar pengambilan keputusan penentuan uji heteroskedastisitas.

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(59)

Gambar 4.3

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012

Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen (devidend payout ratio) berdasarkan masukan variabel independen yang terdiri dari investment opportunity set, return on investment dan net profit margin.

4.2.2.4Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada


(60)

periode saat ini (t) dengan kesalahan pengganggu sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokeralsi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi, dan

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimensi on0 1 ,468

a

,219 ,138 ,32850 1,538

a. Predictors: (Constant), NPM, ROI, EPS b. Dependent Variable: DPR


(61)

Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,538. Angka D-W berada diantara -2 dan 2, yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

4.2.3 Analisis Regresi

Analisis statistik selanjutnya adalah análisis regresi dengan SPSS 18.0. Analisis regresinya yaitu analisis koefisien regresi, analisis koefisien korelasi dan determinasi, dan melakukan pengujian hipótesis.

4.2.3.1 Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh investment opportunity set (X1), return on investment (X2) dan net

profit margin (X3) terhadap devidend payout ratio (Y). Hasil


(62)

Tabel 4.5

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,171 ,104 1,645 ,111

EPS 3,839E-6 ,000 ,055 ,269 ,790

ROI 1,323 ,623 ,432 2,125 ,042

NPM -,006 ,051 -,021 -,128 ,899

a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2012

Model regresi berdasarkan hasil analisis regresi diatas adalah sebagai berikut:

Y= 0,171 + 3,839 X1 + 1,323 X2 - 0,006 X3 + e

Model regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Konstanta (B) sebesar 0,171, menjelaskan bahwa devidend payout ratio (DPR) dalam penelitian sebesar 17% jika

variabel investment opportunity set (IOS), return on investment (ROI) dan net profit margin (NPM) bernilai 0.

Namun signifikansi konstanta 0,111 > 0,05 sehingga disimpulkan tidak berpengaruh secara signifikan.

b. Koefisien X1 = 3,839, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel IOS sebesar 1 satuan akan meningkatkan DPR sebesar 3,839 atau 383,9% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. Signifikansi hasil pengolahan data untuk variabel IOS berada di atas


(63)

derajat kepercayaan yang digunakan yaitu 0,79 > 0,05 (lebih besar dari α=5%) disimpulkan bahwa IOS tidak berpengaruh positip terhadap DPR

c. .Koefisien X2 =1,323, ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan ROI sebesar 1 satuan akan meningkatkan DPR sebesar 1,323 atau 132,2% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. Signifikansi hasil pengolahan data untuk variabel IOS berada di atas derajat kepercayaan yang digunakan yaitu 0,042 < 0,05 (lebih kecil dari α=5%) disimpulkan bahwa ROI berpengaruh positip terhadap DPR

d. Koefisien X3 = 0,006, ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan NPM sebesar 1 satuan akan meningkatkan DPR sebesar 0,0060 atau 0,6% dengan asumsi variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. Signifikansi hasil pengolahan data untuk variabel NPM berada di atas derajat kepercayaan yang digunakan yaitu 0,899 > 0,05 (lebih besar dari α=5%). Karena konstanta bernilai negatif maka disimpulkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap DPR. Karena tidak ada pengaruh antara kedua variabel maka besarnya koefisien regresi variabel NPM tidak memiliki makna apapun dan tidak dapat diinterprestasikan.


(1)

Data Variabel Penelitian Investment Opportunity Set

2008

2009

2010

1 PT.Sepatu Bata, Tbk

BATA

12.120

4.075

4.690

2 PT. Fast Food Indonesia, Tbk

FAST

281

408

447

3 PT.Gudang Garam, Tbk

GGRM

977

1.796

2.155

4 PT.Sumi Indo kabel, Tbk

IKBI

319

94

15

5 PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk

MLBI

10.551

16.158

21.021

6 PT. Mayora Indah ,Tbk

MYOR

256

485

631

7 PT.Smart, Tbk

SMAR

364

261

261

8 PT. Mandom Indonesia,Tbk

TCID

571

620

654

9 PT.Tempo Scan Pasific, Tbk

TSPC

71

80

109

10 PT.Bakrie Sumatera Plantation,Tbk

UNSP

46

67

67,56

11 PT.Unilever Indonesia, Tbk

UNVR

315

399

444

NO

NAMA

PERUSAHAAN

KODE

TAHUN


(2)

Data Variabel Penelitian Return On Investment

2008

2009

2010

1 PT.Sepatu Bata, Tbk

BATA

0,3920

0,1271

0,1259

2 PT. Fast Food Indonesia, Tbk

FAST

0,1596

0,1748

0,1615

3 PT.Gudang Garam, Tbk

GGRM

0,0781

0,1269

0,1349

4 PT.Sumi Indo kabel, Tbk

IKBI

0,1535

0,0511

0,0076

5 PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk

MLBI

0,2361

0,3427

0,3895

6 PT. Mayora Indah ,Tbk

MYOR

0,0671

0,1146

0,1100

7 PT.Smart, Tbk

SMAR

0,1044

0,0733

0,1010

8 PT. Mandom Indonesia,Tbk

TCID

0,1261

0,1253

0,1010

9 PT.Tempo Scan Pasific, Tbk

TSPC

0,1081

0,1103

0,1362

10 PT.Bakrie Sumatera Plantation,Tbk

UNSP

0,0369

0,0498

0,0435

11 PT.Unilever Indonesia, Tbk

UNVR

0,3701

0,4067

0,3893

NO

NAMA

PERUSAHAAN

KODE

TAHUN


(3)

Data Variabel Penelitian Net Profit Margin

2008

2009

2010

1 PT.Sepatu Bata, Tbk

BATA

0,2900

0,0900

0,0946

2 PT. Fast Food Indonesia, Tbk

FAST

0,0600

0,0700

0,0685

3 PT.Gudang Garam, Tbk

GGRM

0,0600

0,1000

0,1100

4 PT.Sumi Indo kabel, Tbk

IKBI

5,9400

3,3300

0,0037

5 PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk

MLBI

0,1700

0,2100

0,2474

6 PT. Mayora Indah ,Tbk

MYOR

0,0500

0,0800

0,0670

7 PT.Smart, Tbk

SMAR

0,0700

0,0500

0,0622

8 PT. Mandom Indonesia,Tbk

TCID

0,0900

0,0900

0,0896

9 PT.Tempo Scan Pasific, Tbk

TSPC

0,0900

0,0800

0,0952

10 PT.Bakrie Sumatera Plantation,Tbk

UNSP

0,0600

0,1100

0,2681

11 PT.Unilever Indonesia, Tbk

UNVR

0,1500

0,1700

0,1720

TAHUN

NO

NAMA

PERUSAHAAN

KODE


(4)

Data Variabel Penelitian Devidend Payout Ratio

2008

2009

2010

1 PT.Sepatu Bata, Tbk

BATA

0,0673

0,2625

0,5053

2 PT. Fast Food Indonesia, Tbk

FAST

0,2031

0,2035

1,0026

3 PT.Gudang Garam, Tbk

GGRM

0,3581

0,3619

0,4084

4 PT.Sumi Indo kabel, Tbk

IKBI

0,3916

0,1492

0,6666

5 PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk

MLBI

1,4217

0,2259

1,0122

6 PT. Mayora Indah ,Tbk

MYOR

0,0020

0,2062

0,2060

7 PT.Smart, Tbk

SMAR

0,0049

0,0029

0,5747

8 PT. Mandom Indonesia,Tbk

TCID

0,5252

0,5163

0,5198

9 PT.Tempo Scan Pasific, Tbk

TSPC

0,0021

0,0044

0,6422

10 PT.Bakrie Sumatera Plantation,Tbk

UNSP

0,0020

0,0006

0,0636

11 PT.Unilever Indonesia, Tbk

UNVR

0,6984

0,7494

0,8536

TAHUN

NO

NAMA

PERUSAHAAN

KODE


(5)

Tabel F dengan signifikansi 5%

n=1

2

3

Df=1

161

200

216

2

18,51

19

19,16

3

10,13

9,55

9,28

4

7,71

6,94

6,59

5

6,61

5,79

5,41

6

5,99

5,14

4,76

7

5,59

4,74

4,35

8

5,32

4,46

4,07

9

5,12

4,26

3,86

10

4,96

4,10

3,71

11

4,84

3,98

3,59

12

4,75

3,88

3,49

13

4,67

3,80

3,41

14

4,60

3,74

3,34

15

4,54

3,68

3,29

16

4,49

3,63

3,24

17

4,45

3,59

3,20

18

4,41

3,55

3,16

19

4,38

3,52

3,13

20

4,35

3,49

3,10

21

4,32

3,47

3,07

22

4,30

3,44

3,05

23

4,28

3,42

3,03

24

4,26

3,40

3,01

25

4,24

3,38

2,99

26

4,22

3,37

2,89

27

4,21

3,35

2,96

28

4,20

3,34

2,95

29

4,18

3,33

2,93

30

4,17

3,32

2,92

32

4,15

3,30

2,90

34

4,13

3,28

2,88

36

4,11

3,26

2,80

38

4,10

3,25

2,85

40

4,08

3,23

2,84

42

4,07

3,22

2,83


(6)

Tabel t dengan signifikansi 5%

Df

Tabel t one tail

Tabel t two tail

1

6,314

12,706

2

2,920

4,303

3

2,353

3,182

4

2,132

2,776

5

2,015

2,571

6

1,943

2,447

7

1,895

2,365

8

1,860

2,306

9

1,833

2,262

10

1,812

2,228

11

1,796

2,201

12

1,782

2,178

13

1,771

2,160

14

1,761

2,145

15

1,753

2,132

16

1,746

2,120

17

1,740

2,110

18

1,743

2,101

19

1,729

2,093

20

1,725

2,086

21

1,721

2,080

22

1,717

2,074

23

1,714

2,069

24

1,711

2,064

25

1,708

2,060

26

1,706

2,056

27

1,703

2,052

28

1,701

2,048

29

1,699

2,045

30

1,697

2,042

40

1,684

2,021

60

1,671

2,000

120

1,658

1,980


Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY,DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 7 28

PENGARUH CASH RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BEI.

0 0 79

PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2008-2010

0 0 14