BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin terbuka sejalan dengan arus globalisasasi yang tidak terlepas dari pengaruh sistem perekonomian negara
adikuasa seperti Amerika dan Cina. Pengaruh ini terjadi melalui perubahan nilai tukar mata uang, kegiatan ekspor dan impor, serta arus dana masuk dan keluar
dari Indonesia. Kondisi seperti ini menyebabkan peranan saluran transmisi seperti suku bunga, kredit dan nilai tukar menjadi sangat penting. Demikian pula peranan
saluran harga aset seperti obligasi dan saham. Ekspektasi nilai obligasi dan saham perlu dicermati, karena pengaruhnya memberikan efek global pada ekonomi
mikro dan makro dalam negeri. Menurut Noerhadi 1996 dalam Ade Fatma Lubis 2006:7 menyebutkan
liberalisasi pasar, perkembangan kelembagaan pasar keuangan, dan kemajuan teknologi terutama teknologi informasi dalam dua dekade terakhir menciptakan
“dunia tanpa batas” yang bercirikan batas-batas negara dalam arti ekonomi sumber daya informasi semakin kabur, dan lalu lintas antar negara akan barang,
jasa, uang dan modal langsung cepat dan bebas. Hal ini tentunya akan merangsang pertumbuhan perusahaan untuk mengembangkan aktivitas operasional dan kinerja
Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimal sehingga menarik minat investor untuk menginvestasikan modal dalam perusahaan.
Menurut PSAK No.1 revisi 2010 mengatur mengenai dasar-dasar penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum agar dapat dibandingkan baik dengan
laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan memberi gambaran tingkat kesehatan perusahaan, dan menjadi cerminan hasil kinerja manajemen pada satu periode.
Laporan keuangan yang baik harus memiliki beberapa syarat menurut PSAK 2009 yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.
Laporan keuangan dan kebijakan deviden yang baik akan menciptakan investment opportunity set sehingga investor terdorong untuk menginvestasikan dana.
Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak dana karena terdapat banyak kesempatan berinvestasi. Perusahaan harus
menentukan darimana dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut, apakah dari modal sendiri, hutang atau dari kombinasi keduanya. Jika
kebijakan pendanaan yang diambil adalah kebijakan leverage rendah maka biasanya perusahaan juga harus membayarkan dividen yang rendah pula agar
perusahaan dapat menahan diri dari penerbitan saham yang baru yang membutuhkan biaya penerbitan.
Universitas Sumatera Utara
Pilihan manajemen mengenai laba menggambarkan bahwa investment opportunity set mempengaruhi peristiwa kontrak kesepakatan antara kedua belah
pihak investor, dan sekaligus mempengaruhi manajemen dalam menetapkan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan keuangan
mempengaruhi kebijakan deviden suatu perusahaan. Kebijakan dividen meliputi dua komponen dasar. Pertama, rasio pembayaran dividen devidend payout ratio
menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan. Komponen kedua adalah stabilitas deviden sepanjang waktu Arthur
J. Keown,dkk,2000. Satu kasus nyata yang terjadi pada akhir periode laporan keuangan,
perusahaan harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. RUPS merupakan titik tertinggi dalam satu keorganisasisan perusahaan. RUPS akan
memberi keputusan dalam mendistribusikan laba yang diperoleh setiap tahun. Keputusan pertama apakah laba akan dibagi seutuhnya sesuai dengan kebijakan
deviden dan sisanya didistribusikan sebagai laba ditahan. Apabila kebijakan ini diterapkan, dikhawatirkan perusahaan akan memiliki sumber dana intern yang
terbatas dan akan menyulitkan perusahaan untuk berkembang dalam melakukan investasi di tahun mendatang. Keputusan kedua apabila terdapat kelebihan laba
setelah digunakan untuk mendanai seluruh kesempatan investasi yang diterima, kelebihan laba tersebut yang akan didistribusikan dalam bentuk deviden tunai
kepada pemegang saham. Dan apabila tidak terdapat kelebihan laba, maka dividen tidak akan dibagikan. Kasus ini selalu dialami oleh setiap perusahaan dalam
menetapkan kebijakan deviden dan operasional perusahaan. Kebijakan RUPS
Universitas Sumatera Utara
yang tepat sasaran, akan memberi kelancaran operasional dalam mengembangkan pertumbuhan perusahan. Namun apabila RUPS salah ambil tindakan, aktivitas
perusahaan akan tersendat dan lambat laun akan mengalami colapse. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai : “Pengaruh Investment Opportunity Set, Return On Investment dan Net Profit Margin terhadap Devidend Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah